Pertanyaan:

Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya tentang seorang yang komitmen terhadap shalat dan puasa serta secara lahiriyah kelihatan istiqamah, hanya saja dia memiliki kelompok pengajian yang diisi dengan acara doa (permohonan) kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani; Apa hukum perbuatan seperti ini?

Jawaban:

Informasi yang disampaikan oleh si penanya sungguh menyedihkan hati kita, sebab orang tersebut, yang disebutkan sebagai orang yang komitmen terhadap shalat dan puasa serta kondisinya kelihatan istiqamah, telah dipermainkan oleh setan dan telah menjadikannya keluar dari Islam dengan kesyirikan tersebut, baik dia menyadari hal itu atau tidak. Doa (permohonan)nya kepada selain Allah subhaanahu wa ta’ala adalah perbuatan syirik akbar yang mengeluarkannya dari dien ini, baik dia berdoa (memohon) kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun kepada selain beliau. Tentunya, orang selain beliau lebih rendah kedudukan dan martabatnya di sisi Allah subhaanahu wa ta’ala, karenanya berdoa kepada orang seperti Syaikh Abdul Qadir atau selainnya adalah lebih buruk dan sangat buruk lagi sebab jangankan berdoa kepada mereka, berdoa kepada Rasulullah saja merupakan perbuatan syirik. Rasulullah sendiri tidak dapat memberikan manfaat ataupun menimpakan mudharat kepada seorang pun. Dalam hal ini, Allah subhaanahu wa ta’ala berfirman seraya memerintahkan kepada beliau dalam Firman-firmanNya:

قُلْ إِنِّي لَا أَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَلَا رَشَدًا

Katakanlah, Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatan pun kepadamu dan tidak (pula) sesuatu kemanfaatan.” (Al-Jinn: 21).

قُلْ لَا أَقُولُ لَكُمْ عِنْدِي خَزَائِنُ اللَّهِ وَلَا أَعْلَمُ الْغَيْبَ وَلَا أَقُولُ لَكُمْ إِنِّي مَلَكٌ ۖ إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَىٰ إِلَيَّ

Katakanlah, Aku tidak mengatakan kepadamu, bahwa perbendaha-raan Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang ghaib dan tidak (pula) aku mengatakan kepadamu bahwa aku ini malaikat. Aku tidak mengikuti kecuali apa yang telah diwahyukan kepadaku’.” (Al-An’am: 50).

قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Katakanlah, Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Al-A’raf: 188).

قُلْ إِنِّي لَنْ يُجِيرَنِي مِنَ اللَّهِ أَحَدٌ وَلَنْ أَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا

Katakanlah, Sesungguhnya aku sekali-kali tiada seorang pun yang dapat melindungiku dari (azab) Allah dan sekali-kali tiada akan memperoleh tempat berlindung selain dariNya‘.” (Al-Jinn: 22).

Jadi, manakala Rasulullah sendiri tidak ada seorang pun yang dapat melindunginya dari Allah, apalagi manusia selain beliau tentunya. Berdoa kepada selain Allah adalah perbuatan syirik yang mengeluarkan pelakunya dari dien ini. Syirik adalah perbuatan yang tidak akan diampuni oleh Allah kecuali si hamba yang melakukannya itu bertaubat berdasarkan FirmanNya,

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya.” (An-Nisa`: 48).

Dan pelakunya ini masuk neraka berdasarkan FirmanNya pula,

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tem-patnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun.” (Al-Ma`idah: 72).

Nasehat saya buat orang ini agar dia bertaubat kepada Allah dari perbuatan yang menggugurkan nilai amal tersebut sebab syirik menggugurkan amal berdasarkan Firman Allah,

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu, Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi’.” (Az-Zumar: 65).

Oleh karena itu, hendaklah dia bertaubat kepada Allah dari perbuatan ini dan beribadahlah kepada Allah dengan berzikir dan ibadah-ibadah yang lain sesuai dengan apa yang disyariatkanNya serta janganlah dia melampauinya dengan melakukan perbuatan-perbuatan syirik ini. Hendaknya dia selalu memikirkan Firman Allah ini,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Rabbmu berfirman, Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Ku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina’.” (Ghafir: 60).