Pertanyaan:

Syaikh Ibnu Utsaimin ditanya tentang sebagian orang yang berkata, “Ya Muhammad! Ya Ali! Atau Ya Jailani!” ketika mendapatkan suatu musibah berat, apa hukumnya?

Jawaban:

Bila yang dimaksud olehnya adalah berdoa (memohon) kepada mereka itu dan meminta pertolongan, maka dia telah berbuat syirik akbar yang mengeluarkannya dari dien ini. Oleh karena itu, hendaklah dia bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan berdoa kepadaNya semata, sebagaimana FirmanNya,

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ

Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam ke-sulitan apabila ia berdoa kepadaNya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)?” (An-Naml: 62).

Di samping statusnya sebagai orang musyrik, dia juga dikatakan sebagai safih, yang menyia-nyiakan dirinya sendiri sebagaimana Firman Allah yang lain,

وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلَّا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ

Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, kecuali orang yang memperbodoh dirinya sendiri.” (Al-Baqarah: 130).

Dan FirmanNya,

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَىٰ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ

Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doanya) sampai Hari Kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa mereka.” (Al-Ahqaf: 5).

Kumpulan Fatwa Tentang Aqidah, Syaikh Ibnu Utsaimin, hal. 394-395.