Kita patut berbangga dan bersyukur, karena event sekaliber Islamic Book Fair (IBF) itu bisa terselenggara di negeri tercinta ini. IBF diklaim sebagai ajang pameran buku Islam terbesar se-Asia Tenggara. Hal ini cukup beralasan, mengingat pameran buku Islam terbesar di dunia sampai saat ini masih diampu oleh Cairo International Book Fair, Pameran Buku Internasional Kairo, Frankfurt, Mesir.

Konon, pameran buku internasional Kairo mampu menyedot lebih dari dua juta pengunjung setiap penyelenggaraannya. Secara rutin, pameran buku Islam di Mesir itu diselenggarakan setiap tahunnya pada akhir Januari, dan menjadi ajang promosi, silaturrahim antar penerbit, serta bertemunya para penulis Islam dunia.

IBF 2012 yang diadakan pada 9-18 Maret 2012, di Istora Senayan Jakarta itu mengusung tema “Kuat dan Mandiri dengan Pendidikan Qur’ani”. Sekaligus merupakan IBF yang ke-12 sejak pertama kali diselenggarakan pada 2001.

IBF tahun ini dirasa paling mewah, karena kali ini dalam penyelenggaraannya dimeriahkan oleh beberapa negara partisipan, seperti Arab Saudi, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Turki. Berdasarkan list panitia, tercatat 350 penerbit yang terbagi ke dalam 396 stand ikut serta dan menyukseskan kegiatan ini. Panitia menargetkan 400 ribu pengunjung dan 2600 buku laku terjual dalam IBF tahun ini.

Dalam perkembangannya, IBF selalu mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Sebagai perbandingan, pada saat mula IBF diselenggarakan sebelas tahun silam, yang ikut berpartisipasi hanya 60 penerbit, dan pada tahun ini, meningkat lima kali lipat lebih. Ini patut dicatat sebagai salah satu prestasi dalam sejarah perjalanan IBF.

Prestasi tersebut diraih bukanlah tanpa usaha, sebab panitia sudah berjibaku dalam merangkul dan mengajak para penerbit buku Islam di Indonesia agar meramaikan perhelatan ini. Di samping itu, promosi dan kerja sama dengan pelbagai pihak, terutama pemerintah dan intern Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), juga menjadi indikator penentu dalam prestasi penyelenggaraan IBF tahun ini.

Inisiatif penyelenggaraan IBF di Indonesia dilatarbelakangi oleh keterpurukan industri perbukuan yang diakibatkan badai krisis moneter pada 1998. Hingga tahun 2000, imbas krisis itu masih belum pula reda, bahkan menurut data keanggotaan IKAPI, 30% lebih dari anggotanya gulung tikar alias tidak beroperasi lagi. Sisanya masih bertahan, dan yang masih bertahan itu mayoritas ialah para penerbit buku Islam. Atas dasar itu, kemudian muncul ide untuk diselenggarakannya pameran buku Islami. Ide ini lahir dari diskusi kelompok kerja Buku Agama Islam di IKAPI Jakarta.

Jargon “dari penerbit, oleh penerbit, untuk masyarakat buku Indonesia” seolah menjadi spirit dan ruh bagi hidupnya IBF, dulu dan kini. Awalnya hanya bertujuan untuk mengejar profit semata dengan cara mengintensifkan promosi dan perluasan pemasaran. Akan tetapi, kini IBF menjelma menjadi payung raksasa yang memiliki tujuan mulia, menyediakan buku-buku Islami berkualitas, dan ikut mengawal Indonesia pada budaya baca menuju kemandirian, keunggulan bangsa di masa depan.

Tidak salah kiranya, jika kemudian Prof M Nuh, Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud), menyebut bahwa pagelaran IBF itu membangun empat pilar budaya, yaitu budaya baca, menulis, berbagi, dan menghargai. Hal itu disampaikan Mendikbud sesaat sebelum beliau membuka secara resmi IBF 2012 padaJumat (9/3) lalu. Lebih lanjut, Mendikbud juga mendukung sepenuhnya wacana Jakarta Internasional Book Fair yang rencananya mulai digelar tahun depan.

IBF, dengan demikian, bukanlah ajang pameran buku semata, akan tetapi momentum bagi para penerbit untuk saling memperkenalkan dirinya kepada masyarakat, ajang untuk terus berinovasi menjadi yang terbaik dan menelurkan produk-produk berkualitas, serta wadah bagi bersilaturrahimnya antar penulis buku Islam, dan antara penulis dan pembacanya. Acara yang dibuka Jumat (9/3) lalu itu berlangsung meriah, dipandu host Agus Idwar dan Arzetti, serta berbagai hiburan seperti Rampak Bedug, Fatimah Voice, dan Opick.

Kita berharap, penyelenggaraan IBF tahun ini yang masih terbuka hingga Minggu (18/3) yang akan datang, berjalan dengan sukses dan mampu menjadi daya tarik dan barometer buku-buku Islam, khususnya di kawasan Asia Tenggara. Bagi Anda yang mukim di Jakarta dan sekitarnya, seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, jangan ketinggalan untuk berkunjung ke stand-stand penerbit yang Anda inginkan, guna memburu buku-buku dengan diskon yang bervariatif. Anda juga akan dimanjakan oleh berbagai kegiatan berhadiah.Di samping itu, Anda pun berkesempatan bertemu dengan para penulis buku Islam secara face to face dan mendapatkan tanda tangannya.

Sederet fasilitas lain yang sudah disiapkan oleh para penerbit pun siap menyambut Anda. Salah satunya, mendapatkan 10 e-book gratis dari salah satu penerbit, hanya dengan membawa smartphone sebagai media penyimpanan, atau alat penyimpanan lain seperti flashdisk.

Tidak hanya sampai di situ, karena IBF dari tahun ke tahun selalu didisain dengan konsep yang padu antara religi, wisata, dan edukasi. Dengan demikian, tidak ada salahnya Anda datang ke Istora Senayan, dengan mengajak putra-putri Anda, beserta teman, dan handai taulan. Selamat berburu buku!

[Sumber: www.republika.co.id]