Kalau begitu siapa? Dialah wanita yang setengahnya istri dan setengahnya lagi bukan, bahasa al-Qur`an mu’allaqah, tergantung atau terkatung-katung, dalam firman Allah, “Sehingga kamu membiarkan yang lain terkatung-katung.” An-Nisa`: 129. Mengapa bisa demikian? Karena suaminya tidak memperlakukannya sebagai istri dengan memberikan hak-haknya; hak nafkah lahir dan batin, hak pergaulan yang baik, hak bimbingan dan hak-hak yang lain, semua itu tidak suami berikan kepadanya, namun di saat yang sama suami juga masih menahannya dalam arti tidak melepas istri sehingga istri bisa dinikahi oleh orang lain yang memberikan hak-haknya. Inilah istri bukan, bukan istri juga bukan.

Suami yang memposisikan seorang wanita pada posisi ini adalah suami yang zhalim, dia mengabaikan pilihan Allah, “Imsak bi ma’ruf au tasrih bi ihsan, tahanlah dia dengan baik dan lepaslah dengan baik pula.” Al-Baqarah: 229. Menahannya dengan baik sebagai istri dengan memberikan hak-haknya, tidak dilakukan oleh suami. Melepas istri dengan mentalaknya agar dia bisa menentukan jalannya sendiri, juga tidak dilakukan oleh suami. Benar-benar suami yang zhalim.

Biasanya suami yang bersikap begini terhadap istri memiliki dua kemungkinan: Pertama: Dia berpoligami dan berlaku tidak adil di antara istri-istrinya, suami cenderung kepada salah satu dari mereka, kecenderungan ini berdampak kepada sikap suami, sehingga dia hanya memperhatikan istri yang dia lebih cinta, mungkin karena lebih muda atau lebih cantik atau lebih atau lebih, akibatnya istrinya yang lain terbengkalai, maka dia menjadi istri bukan dan bukan istri juga bukan. Lebih buruk lagi manakala istri ini memiliki anak-anak dari suami tersebut, biasanya nasib mereka sebelas dua belas dengan ibu mereka, apes dan kurang beruntung, karena bapak mereka menelantarkan mereka. Suami seperti ini sebenarnya dilarang berpoligami, karena Allah mengizinkan poligami dengan syarat berlaku adil, berarti bila tidak mampu berlaku adil maka izin harus dicabut.

Kedua: Suami seperti ini, bila dia bukan pelaku poligami, maka biasanya dia memiliki terminal pelampiasan hawa nafsunya, para selingkuhan atau kekasih gelap, atau kalau tidak maka biasanya dia adalah pelanggan para ‘penjual daging,’ mereka inilah yang dia kencingi dan dia puas dengan itu sehingga membiarkan istrinya terkatung-katung antara langit dan bumi. Ini lebih buruk dari yang sebelumnya, karena ini adalah zina yang diharamkan agama Islam.

Apa pun kemungkinannya, keduanya sama-sama buruk dan zhalim, di sinilah perlunya seorang wanita dan walinya berhati-hati saat pertama kali menetapkan pilihan, sehingga tidak terjebak dalam jeratan suami model begini, pilih laki-laki yang bertakwa, bila dia menyintai istrinya maka dia memuliakannya, bila tidak maka dia tidak menzhaliminya.

Bila Anda sebagai istri bernasib demikian, diperlakukan seperti ini oleh suami, kira-kira apa sikap Anda? Menerima nasib atau menolak nasib? Bila yang pertama berarti Anda tidak menuntut hak. Bila yang kedua berarti Anda menuntut. Kedua-duanya adalah hak Anda. Pilihan ada di tangan Anda.

Bila pilihan pertama yang Anda ambil, maka saya tidak berkomentar apa-apa, karena Anda rela sebagai istri bukan, bukan istri juga bukan, lha saya mau ngomong apa? Bila pilihan kedua yang Anda ambil, maka di sana ada pelajaran bagi suami Anda dan suami-suami yang lain agar dia dan mereka tidak menyepelekan Anda dengan menggantung Anda. Syukur deh bila Anda berani berteriak, biar dia memperhatikan dan membuka kedua matanya bahwa ada Anda yang di sisinya yang dia zhalimi.

Pilihan kedua ini bagus, karena dengan itu ada kejelasan nasib dan jalan bagi Anda, istri atau orang lain, bila sebab suami menggantung Anda adalah yang pertama, maka semoga dengan itu dia sadar bahwa dirinya telah berbuat zhalim atau bila tidak biarlah dia dengan istrinya yang sana, Anda bisa cari lagi, di dunia ini laki-laki masih banyak kok. Masalah nafkah? Tak perlu cemas, rizki Allah lebar dan lapang.

Apalagi bila alasan suami menggantung Anda karena dia punya selingkuhan atau punya tempat kencing di sepanjang jalan. Ngeri kalau sudah begini, bila Anda wanita baik-baik, maka tak pantas Anda hidup bersama laki-laki fajir dan pezina, karena laki-laki pezina hanya pantas untuk wanita yang semisalnya. Sudah menggantung, eh pulang-pulang membawa bibit penyakit berbahaya dan mematikan. Sudahlah tak usah pikir panjang, tinggalkan laki-laki model seperti ini, karena dia adalah adzab dunia sebelum akhirat.

Dunia ini kaya dengan suami-suami zhalim, kepada para istri hendaknya berhati-hati terhadap mereka, bila terjadi pada Anda, maka jangan lemah untuk menuntut hak Anda, karena diamnya Anda bisa mendorong suami zhalim untuk melanggengkan kezhalimannya. Wallahu a’lam. Izzudin.