Pada hari Sabtu, 8 Juni 2024 kita sudah berada pada Dzulhijjah 1445, yang 10 hari pertama dari bulan tersebut merupakan hari-hari yang paling utama di dunia ini.

Ibnu Abbas رَضِيَ اللهُ عَنْهُ berkata, Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,

مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ قَالُوا وَلَا الْجِهَادُ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْءٍ

“Tiada amal ibadah di hari apapun yang lebih utama dari 10 hari ini, mereka bertanya, ‘tidak pula jihad?’ Rasulullah bersabda, ‘Tidak pula jihad, kecuali seseorang yang keluar mempertaruhkan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.'” (HR. Al-Bukhari)

Dalam hadist yang lain Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ juga bersabda,

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ، وَلا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ أَيَّامِ الْعَشْرِ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ التَّسْبِيحَ، وَالتَّكْبِيرَ، وَالتَّهْلِيلَ

“Tiada hari-hari yang paling agung di sisi Allah dan dicintaiNya untuk beramal di dalamnya dari pada 10 hari (Dzulhijjah) ini, maka perbanyaklah tasbih, takbir, dan tahlil.” (HR. At-Thabrani)

Syeikh Muhammad shalih Al-Utsaimin berkata, “Berdasarkan hadist diatas saya menghimbau kepada saudara-saudara muslim untuk memanfaatkan kesempatan besar ini dan memperbanyak amal saleh di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir dengan berbagai dzikir seperti takbir, tahlil, tahmid dan tasbih, bersedekah, berpuasa, dan bersungguh-sungguh untuk mengerjakan semua amalan baik.

“Namun sungguh mengherankan banyak dari manusia yg mereka lalai di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini! Anda akan menemukan mereka bersungguh-sungguh dalam 10 hari di bulan Ramadhan, tetapi dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah hampir mereka tidak membedakannya dengan hari-hari yang lainnya.

“Maka jika seseorang memperbanyak amal shalih selama sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah ini, sesungguhnya dia telah menghidupkan kembali Sunnah Nabi Shalallahu alaihi wa sallam.”

(Silsilah Alliqou as-Syahri, Fadlu ‘Asri dzil Hijjah)