Meraih Pahala Sebelum Istirahat

Istirahat, merupakan bagian dari kebutuhan asasi yang harus dipenuhi. Terpenuhinya kebutuhan yang satu ini memberikan kemaslahatan yang sangat besar dalam kehidupan kita. Sebaliknya, tidak terpenuhinya kebutuhan ini berdampak buruk bagi kita. Sederet masalah akan muncul, mulai dari fisik yang tidak normal dan boleh jadi psikis pun mengalami hal yang sama. Maka, istirahat merupakan nikmat. Allah mengingatkan nikmatNya yang agung ini dalam firmanNya,

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا

Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat [Qs. An Naba : 9]

 

Pembaca yang budiman, tidak diragukan bahwa dapat istirahatnya kita dengan tidur, sungguh merupakan kenikmatan yang besar,  yang harus kita syukuri. Bahkan, ternyata sebelum kita dapat menikmatinya, Allah pun memberikan peluang pula kepada kita untuk meraih kenikmatan dariNya dalam bentuk yang lainnya, yaitu berupa “limpahan pahala” yang jumlahnya lebih dari 4.000-an bahkan mendekati 5.000-an. Bagaimana caranya meraih pahala yang sedemikian banyaknya ini ? di antara caranya adalah,

  • Pertama, bacalah beberapa firmanNya, al-Qur’an !

Sejatinya, membaca al-Qur’an dapat dilakukan kapan saja melainkan dalam kondisi yang tidak disyariatkan, seperti ketika dalam keadaan junub, ketika berada di dalam WC atau kamar mandi, atau seorang wanita tengah haid atau nifas. Begitu pula halnya dengan apa yang dibaca dari al-Qur’an pun tidak diharuskan untuk ditentukan. Artinya, Anda bebas untuk membaca yang mana saja dari al-Qur’an yang dapat Anda baca, sebagaimana Allah berfirman,  artinya, Karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Quran. (Qs. al-Muzammil : 20)

Namun demikian, ada beberapa waktu yang menunjukkan pada saat itu dianjurkan untuk membacanya, salah satunya yaitu ketika seorang hendak tidur, hal demikian ini dikarenakan adanya keteladanan yang dicontohkan Rasulullah berdasarkan beberapa riwayat hadis yang valid darinya. Begitu juga dalam hal ayat atau surat tertentu yang hendaknya dibaca pada waktu tersebut.  Adapun mengenai ayat atau surat yang disyariatkan untuk dibaca sebelum Anda beristirahat adalah

1. Ayat Kursi, yakni, Surat al-Baqarah ayat 255.

Hal ini berdasarkan hadis Abu Hurairah, ia berkata, “ Rasulullah menugasi aku untuk menjaga harta zakat Ramadhan, kemudian ada orang yang datang mencuri namun aku merebutnya kembali, lalu aku katakan, “Aku pasti akan mengadukan kamu kepada Rasulullah “ (untuk ditegakkan hukuman terhadap dirimu). Orang tersebut berujar, sungguh aku orang yang tengah membutuhkan, aku mempunyai tanggungan (kewajiban memberi nafkah) keluarga (istri dan anak) dan aku memiliki sebuah kebutuhan yang sangat mendesak. Abu Hurairah berkata, (mendengar penuturannya yang demikian itu) maka aku pun melepaskannya. Lalu, aku melanjutkan penjagaan hingga datang waktu pagi.

(Ketika aku bertemu Rasulullah) tiba-tiba beliau bertanya, wahai Abu Hurairah apa yang dilakukan tawananmu semalam ? Abu Hurairah menjawab, ‘ aku jawab,  wahai Rasulullah, ia mengadukan perihal kebutuhannya yang sangat mendesak dan tentang (tanggungan nafkah) keluarganya, akupun merasa kasihan terhadapnya, maka dari itu aku pun membiarkannya pergi. Rasulullah menanggapi, ‘ sejatinya ia telah berdusta kepadamu dan ia pun akan kembali lagi (untuk melakukan hal yang sama). Maka, aku pun tahu bahwa orang tersebut akan kembali lagi berdasarkan sabda Rasulullah bahwa orang tersebut akan kembali lagi. Oleh karena itu, akupun mengintainya. Maka benar saja, orang itupun datang lagi mencuri makanan, maka aku pun kembali menangkapnya. Lalu, aku katakan kepadanya, pasti aku akan mengadukanmu kepada Rasulullah. Orang itu pun berujar, lepaskan aku, sungguh aku orang yang tengah butuh, aku mempunyai tanggungan (nafkah) keluarga, aku tak akan kembali lagi. (Mendengar penuturannya tersebut) aku pun merasa kasihan kepadanya. Oleh  karena itu, aku pun membiarkannya pergi. Aku pun melanjutkan penjagaan hingga pagi hari. (Ketika bertemu lagi dengan Rasulullah) beliau pun berujar kepadaku,’ wahai Abu Hurairah apa yang dilakukan tawananmu ? aku pun menjawab, wahai Rasulullah, ia mengadukan kebutuhannya yang sangat mendesak dan (mengadukan pula perihal) tanggungan (nafkah) keluarganya. (mendengar penuturannya tersebut) aku pun merasa kasihan kepadanya. Oleh karenanya, aku pun melepaskannya dan membiarkannya pergi. Beliau menanggapi,’ ketahuilah, sesungguhnya ia telah berdusta kepada mu dan ia pun akan kembali lagi. Lalu, aku pun kembali melakukan pengintaian terhadap (kedatangan) orang tersebut untuk yang ketiga kalinya. Maka, orang itupun datang mencuri makanan. Lalu aku pun menangkapnya kembali dan aku pun mengatakan kepadanya, pasti aku akan mengadukanmu kepada Rasulullah, ini adalah akhir ketiga kalinya engkau meyakinkan akan tidak kembali, namun kemudian engkau kembali lagi. Orang itu pun berujar, ‘lepaskan aku, aku akan mengajarimu beberapa kalimat yang dengannya niscaya Allah akan memberikan manfaat kepadamu !  aku pun menjawab, apa itu ? orang tersebut lalu berkata, jika engkau beranjak ke pembaringanmu (untuk tidur), bacalah terlebih dahulu ayat Kursi اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ hingga akhir ayat. Sesungguhnya Allah akan senantiasa memberikan penjagaan kepadamu, setan pun tak akan mendekatimu (untuk mengganggumu) hingga pagi. (setelah mendengar penuturannya) aku pun melepaskannya dan membiarkannya pergi. Lalu, aku melanjutkan penjagaan hingga waktu pagi tiba.

(Ketika bertemu Rasulullah) beliau pun bertanya kepadaku, ‘apa yang diperbuat oleh tawananmu semalam ? aku pun menjawab, “wahai Rasulullah, ia menyakinkan aku dengan cara ia akan mengajariku beberapa kalimat yang dengannya niscaya Allah akan memberikan kemanfaatan kepadaku, lalu aku membiarkannya pergi. Beliau pun bertanya, ‘apa (kalimat) itu ? Akupun menjawab, ‘ia mengatakan kepadaku, ‘bila engkau beranjak ke pembaringanmu (untuk tidur), bacalah terlebih dahulu ayat (kursi) dari permulaannya hingga engkau membacanya sampai akhir ayat, (awal ayat kursi tersebut yakni) اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ , dan ia juga mengatakan kepadaku, niscaya Allah akan senantiasa menjagamu dan setan pun tak akan mendekatimu (untuk mengganggumu) hingga pagi. –Sementara mereka (yakni, para sahabat-ed) adalah (orang-orang yang) paling tamak terhadap kebaikan ini (baik dengan mempelajarinya maupun mengamalkannya)-. Lalu Nabi bersabda,

أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ تَعْلَمُ مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذُ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ لَا قَالَ ذَاكَ شَيْطَانٌ

Ketahuilah bahwa ia telah berkata benar kepadamu sementara ia adalah pendusta. Tahukah engkau siapakah gerangan orang yang engkau ajak bicara sejak tiga malam yang lalu wahai Abu Hurairah ? Abu Hurairah menjawab, “ tidak “ (yakni, “tidak tahu”) . Lalu, beliau bersabda,   ia adalah setan. (HR. al-Bukhari, no. 2311)

Sabda beliau kepada Abu Hurairah, صَدَقَكَ (ia telah berkata benar kepadamu), yakni, perkataan orang tersebut, “ bila engkau beranjak ke pembaringamu (untuk tidur) bacalah ayat Kursi terlebih dahulu” adalah benar. Ini menunjukkan disyariatkannya membaca ayat tersebut ketika hendak tidur berdasarkan penetapan Nabi terhadap perkataan orang tersebut. Hal tersebut merupakan bagian dari sunnah beliau, karena sunnah beliau meliputi ; perkataan, tindakan dan penetapan beliau, sebagaimana dikatakan para ahli ushul.

Pembaca yang budiman, coba Anda hitung berapa jumlah huruf yang ada dalam ayat kursi ini, ada ± 185 hurufnya. Itu berarti, paling tidak Anda akan mendapatkan 1.850 pahala. Karena satu hurufnya dibalas satu hasanah dan setiap satu hasanah dilipatgandakan sepuluh. Rasulullah r bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (al-Qur’an), baginya satu hasanah dan hasanah tersebut akan dilipatgandakan sebanyak sepuluh kali lipatnya, aku tidak mengatakan, ‘Alif Laam Miim’ itu satu huruf, akan tetapi Alif itu satu huruf, Laam itu satu huruf dan Miim itu satu huruf (HR. at Tirmidzi, no. 2910)

2.  Surat Al-Ikhlash, surat Al-Falaq dan surat An-Naas masing-masing sekali

Termasuk pula surat yang disyariatkan untuk dibaca sebelum tidur adalah surat al-Ikhlash, al-Falaq dan an-Naas. Hal ini berdasarkan perbuatan Rasulullah, sebagaimana tersurat dalam hadis ‘Aisyah-istri beliau, ia berkata, “Biasanya beliau ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan  قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ (surat Al-Ikhlash), قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (surat Al-Falaq) dan قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (surat An-Naas). Kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangannya tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan. Beliau melakukan yang demikian itu sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017).

Pembaca yang budiman, Bila mana Anda menghitung jumlah huruf yang terdapat dalam ketiga surat tersebut, niscaya Anda akan mendapatkan ± 47 huruf pada surat al-Ikhlash, ± 71 huruf pada surat al-Falaq dan ± 80 huruf pada surat an-Naas. Bila Anda jumlahkan angka-angka tersebut berarti seluruhnya berjumlah 198 huruf. Ini berarti Anda akan mendapatkan pahala sebanyak 1.980. Bila dijumlahkan dengan perolehan pahala ketika Anda membaca ayat Kursi (yakni, 1.850) maka total pahala yang akan Anda dapatkan adalah  3.960.

  • Kedua, ber-takbir-lah 34 kali, ber-tahmid-lah 33 kali, dan ber-tasbih-lah 33 kali.

Bila Anda ingin menambah jumlah pahala, maka bisa saja, bagaimana caranya ? caranya adalah dengan Anda menambahkan bacaan tasbih, tahmid dan takbir sebanyak 100 kali niscaya pahala Anda akan bertambah sebanyak 1.000. Rasulullah bersabda,

وَيُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلَاثِيْنَ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ وَيَحْمَدُهُ ثَلَاثا وَثَلَاثِيْنَ وَيُسَبِّحُ ثَلَاثُا وَثَلَاثِيْنَ فَتِلْكَ مِائَةٌ بِاللِّسَانِ وَأَلْفٌ فِيْ الْمِيْزَانِ

Dan bila seorang muslim bertakbir sebanyak 34 kali saat membaringkan tubuhnya (untuk tidur), ia juga bertahmid sebanyak 33 kali, dan bertasbih sebanyak 33 kali, maka kesemuanya berjumlah 100 yang diucapkan dengan lisan, dan 1.000 (pahala) dalam timbangan amal perbuatan. (Shahihul Jami’, hadis no. 3230)

Dengan ini Anda telah mendulang 4.960 (empat ribu sembilan ratus enam puluh) pahala.  Sungguh banyak pahala yang Anda raih ini. Bahkan, boleh jadi Allah melipatgandakannya lagi. Hal ini terisyaratkan dalam firmanNya,

وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيم

Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. (Qs. al-Baqarah : 261). Wallahu a’lam

Akhirnya, semoga Allah memberikan taufiq kepada kita untuk dapat mengamalkannya. Amiin (Redaksi)

Referensi :

  1. Al-Qur’an dan Tarjamah Maknanya
  2. Shahih al-Bukhari, Muhammad bin Ismail al-Bukhari
  3. Shahihul Jami’, Muhammad Nashiruddin al-Albani
  4. Sunan at-Tirmidzi, Muhammad bin ‘Isa at-Tirmidzi