PraharaPadangMahsyarPada hari yang mencekam ini manusia bangkit dari kubur dalam sekejab, mereka seperti belalang yang menyebar berbondong-bondong menjawab panggilan penyeru, tidak ada gerakan, diliputi oleh diam yang mencekam, catatan-catatan amal dibeber, yang tersimpan dibuka, yang terpendam dimunculkan dan yang tersembunyi di dada dikeluarkan.

Dalam situasi yang mencekam dan menakutkan ini manusia digiring dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan, sebagaimana termaktub dalam hadits shahih dari Aisyah berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda,
Manusia digiring dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang dan belum disunat.”Aisyah berkata, “Laki-laki dan perempuan saling melihat?” Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam menjawab, “Perkaranya lebih besar dari sekedar mengurusi perkara yang begitu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Pada hari itu orang-orang yang berpaling dari kebenaran dan petunjuk dalam kehidupan di dunia digiring dalam kondisi yang hina dan tertunduk malu, mereka digiring dengan diseret di atas wajah mereka dalam keadaan buta, bisu dan tuli, hal itu sebagai balasan atas mereka karena sewaktu di dunia mereka tidak menggunakannya untuk mengetahui dalil-dalil hidayah.

Allah berfirman, “Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada Hari Kiamat dengan diseret di atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan tuli.” (QS. Al-Isra: 97).

Di dalam hadits yang mulia dari Anas bin Malik bahwa seorang laki-laki bertanya, “Ya Rasulullah, firman Allah, ‘Orang-orang yang dihimpun ke Neraka Jahannam dengan diseret di atas muka mereka’. (Al-Furqan: 34). Apakah orang kafir dihimpun dengan diseret di atas wajahnya?” Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam menjawab, “Bukankah Dzat yang menjadikannya berjalan di atas kedua kakinya mampu membuatnya berjalan di atas wajahnya pada Hari Kiamat?” Qatadah berkata –ketika mendengarnya- “Ya demi kemuliaan Tuhan kami.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Pada hari yang sulit lagi berat ini manusia berkeringat karena beratnya beban, matahari didekatkan ke kepala manusia, keringat mengucur deras, mereka tenggelam oleh keringat sesuai dengan amal mereka di dunia. Dalam ash-Shahihain dari hadits Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Manusia berkeringat pada Hari Kiamat sehingga keringat mereka mengalir di bumi sedalam 70 hasta dan keringat mengurung mereka sehingga sampai di telinga mereka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat Muslim dan at-Tirmidzi dari hadits al-Miqdad bin Aswad berkata, saya telah mendengar Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Matahari didekatkan kepada manusia pada Hari Kiamat sehingga jaraknya dari mereka hanya satu mil.” –Sulaim bin Amir berkata, “Saya tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan mil: Apakah mil jarak atau mil alat untuk mengoleskan celak ke mata?– Dia berkata, “Maka manusia berkeringat sesuai dengan amal mereka, di antara mereka ada yang keringat sampai di kedua mata kakinya, ada yang sampai di kedua lututnya, ada yang sampai di punggungnya. Dan di antara mereka ada yang tenggelam oleh keringatnya.” Dan Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam memberi isyarat dengan tangannya ke mulutnya.

Di hari yang berat ini ada wajah yang hitam, ada pula wajah yang putih. Yang pertama diliputi oleh debu kesedihan, penyesalan, kegelapan, kehinaan dan ketakutan. Wajah ini mengetahui apa yang telah ia kerjakan dan balasan apa yang akan diperolehnya. Wajah kedua adalah wajah yang berseri-seri, berbahagia dan tenteram, ia mengetahui tempat kembali dan balasannya, ia berbinar-binar setelah melewati ketakutan dan kekhawatiran yang mencekam.

Firman Allah, “Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka dikatakan), ‘Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu’. Adapun orang-orang yang putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (Surga), mereka kekal di dalamnya.” (Ali ‘Imran: 106-107).

Firman Allah, “Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan gembira ria, dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh kegelapan. Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.” (‘Abasa: 38-42).

Pada hari ini manusia dibangkitkan di atas apa yang mereka mati di atasnya: kebaikan atau keburukan: Masing-masing orang sibuk dengan urusannya, tidak menoleh kepada yang lain, ikatan keluarga dan darah, tali rahim dan nasab terputus. Ketakutan menaungi semua orang dan kecemasan meliputi semua orang di hari yang menakutkan ini.

Firman Allah, “Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.” (‘Abasa: 33-37).

Bahkan penjahat –seperti yang dijelaskan oleh Allah kepada kita– ingin menebus azab hari itu dengan orang yang paling mulia baginya di mana dia akan mengorbankan dirinya untuk mereka di dunia.

Firman Allah, “Sedang mereka saling melihat. Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari azab hari itu dengan anak-anaknya. Dan istrinya dan saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya (di dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya.” (Al-Ma’arij: 11-14).

Akan tetapi mana mungkin? Masing-masing orang sibuk mengurusi dirinya sendiri sesuai dengan amal kebajikan dan keburukan yang diperbuatnya sebelum hari ini. Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Setiap orang dibangkitkan berdasarkan apa yang dia mati di atasnya.

Pada hari ini hari keputusan catatan amal dibagikan kepada para pemiliknya orang yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya, dialah orang yang berbahagia dan selamat di hari yang sulit ini. Orang ini sebelumnya telah beriman dan berbuat kebajikan untuk menghadapi hari ini, dia mengundang seluruh makhluk untuk membaca buku catatan amalnya. Allah telah menerima amalnya maka dia pun selamat. Dia akan dihisab dengan hisab yang mudah. Betapa bahagianya dan betapa beruntungnya.

“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata, ‘Ambillah, bacalah kitabku (ini).’ Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam Surga yang tinggi, buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan), ‘Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” (Al-Haqqah: 19-24).

Adapun orang yang mengambil catatan amalnya dengan tangan kiri atau dari balik punggungnya maka dia adalah orang yang sengsara lagi celaka yang tidak beriman dan beramal untuk kehidupan sesudah kematian, dia sekarang dibalas berdasarkan keburukannya, dia berdiri di hadapan lautan manusia dengan penuh penyesalan, kesedihan dan kesengsaraan. Dia berharap kematian dan perkaranya selesai. Dia menyesali apa yang dahulu dikumpulkan dan dibangga-banggakan. Tidak ada sesuatu pun yang berguna baginya, tidak hartanya tidak pula kekuasaannya.

“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, ‘Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku, wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dariku.” (Al-Haqqah: 25-29).

Pada hari ini –hari hisab dan pembalasan– tidak diterima apa pun sebagai tebusan dari orang-orang kafir dan mati dalam kekufuran. Taubat dan penyesalan tidak berguna bagi mereka harta dan anak yang dijadikan tebusan ditolak. Tidak ada sesuatu apa pun yang bisa mengganti azab.

Firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang di antara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.” (Ali ‘Imran: 91).

Dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Muslim dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Allah berfirman kepada penghuni neraka yang paling ringan siksanya, ‘Jika kamu memiliki seluruh dunia, apakah kamu akan menebus siksamu dengannya?’ Dia menjawab, ‘Ya.’ Allah berfirman, ‘Saya telah menginginkan dirimu sesuatu yang lebih mudah dari itu, sementara kamu masih di tulang punggung Adam, yaitu agar kamu jangan menyekutukanKu dengan sesuatu, dan Aku tidak memasukkanmu ke neraka tetapi ke surga. Akan tetapi kamu menolak kecuali syirik.”

Setelah itu adalah surga atau neraka. Semoga kira termasuk penghuni yang pertama. Amin.