Saudaraku…
Sesungguhnya bulan Ramadhan merupakan bulan pelajaran nan agung. Hendaknya setiap orang yang mendapati bulan puasa ini mengambil faedah dari pelajarannya, dan tidak membiarkannya berlalu begitu saja dengan sia-sia, sehingga tidak mendapatkan kebaikan dan terhalang dari mendapatkan keutamaan.

Saudaraku…
Sesungguhnya bulan Ramadhan merupakan madrasah pendidikan yang penuh berkah untuk membina ibadah yang sempurna, akhlak yang utama, dan ketaatan yang beragam bentuknya.

1-Takwa kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-
Di antara bentuk pendidikan yang diajarkan oleh bulan puasa ini adalah ‘takwa kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-‘ sebagaimana Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Qs. al-Baqarah : 183).

Dengan demikian, puasa mengajarkan kepada seseorang untuk bertakwa. Di antara bentuk ketakwaan yang diajarkan oleh puasa adalah seorang hamba menjauhkan diri hal-hal yang diharamkan dan dosa-dosa. Tidakkah Anda perhatikan bahwa seorang hamba yang berpuasa meninggalkan makan dan minum serta syahwatnya karena Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- dan karena takut kepadaNya, mengharapkan agar memperoleh janji-Nya dan pahala-Nya yang besar. Hal ini merupakan pola pendidikan yang sangat baik untuk menghindarkan diri dari perkara-perkara haram dan menjauhkan diri dari dosa-dosa.

2-Ikhlas
Termasuk pula bentuk pendidikan yang diajarkan oleh bulan puasa adalah ikhlas, memurnikan ketaatan hanya untuk Dzat yang disembah, yaitu Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- semata.’ Karena puasa merupakan rahasia antara Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- dan orang yang berpuasa. Tak ada yang mengetahuinya kecuali Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-. Oleh karena itu, Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman di dalam hadis Qudsi,

الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

“Puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya.”
Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-berfirman tentang orang yang berpuasa,

يَدَعُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي

“Orang yang berpuasa itu meninggalkan makan, minum, dan syahwatnya karena Aku.”

Saudaraku…ini merupakan pendidikan yang diajarkan kepada orang yang tengah berpuasa untuk mengikhlaskan niat, memurnikan ketaatan hanya untuk Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- semata dalam segala bentuk ibadah dan semua ketaatan yang dilakukannya.

3-Sabar
Termasuk pula bentuk pendidikan yang diajarkan oleh bulan puasa adalah ‘Sabar’ dalam segala macamnya; sabar dalam mentaati Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, sabar dari melakukan kemaksiatan kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, dan sabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-.

Telah valid di dalam al-Musnad dari Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-bahwa beliau bersabda,

صَوْمُ شَهْرِ الصَّبْرِ وَثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ صَوْمُ الدَّهْرِ

“Puasa bulan kesabaran dan tiga hari dalam setiap bulan merupakan puasa dahr (sepanjang tahun).”

Dalam hadis ini, Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-menyifati bulan puasa dengan bahwa ia adalah ‘Syahru ash-Shabri’ (bulan kesabaran). Hal demikian itu karena di dalamnya terdapat pendidikan tentang kesabaran dalam segala macamnya; sabar dalam melakukan ketaatan, sabar dari melakukan kemaksiatan dan dosa, dan sabar dalam menghadapi takdir-takdir Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-yang menyakitkan.

4-Berlomba Melakukan Ketaatan
Termasuk pula bentuk pendidikan yang diajarkan oleh bulan puasa adalah ‘berlomba melakukan beragam ketaatan dan peribadatan.’
Di dalam Sunan at-Tirmidzi, dari Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-bahwa beliau bersabda,

إِذَا كَانَتْ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَنَادَى مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلِكَ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ

“Bila telah berada di malam pertama dari bulan Ramadhan para setan dan dedengkot jin dibelenggu, pintu-pintu Neraka ditutup, maka tak satu pun pintu yang dibuka. Pintu-pintu Surga dibuka, maka tak satu pun pintu yang ditutup. Penyeru pun menyeru, ‘Wahai pencari kebaikan bergegaslah! , wahai pencari keburukan, berhentilah!’ Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari Nereka, dan yang demikian itu pada setiap malam.”

Maka, bulan puasa merupakan bulan di mana orang-orang yang beriman dan orang-orang bersungguh-sungguh saling berlomba dengan melakukan berbagai macam bentuk ketaatan dan peribadatan dengan harapan agar memperoleh rahmat Rabb semesta alam.

5-Peningkatan Keakraban dengan Al-Qur’an
Termasuk pula bentuk pendidikan yang diajarkan oleh bulan puasa adalah ‘peningkatan keakraban diri dengan al-Qur’an’. Karena sesungguhnya Ramadhan memiliki keistimewaan terkait dengan al-Qur’an. Bagaimana tidak?, sementara Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-telah berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (al-Baqarah : 185).

Dulu, sebagian salaf, apabila bulan Ramadhan telah masuk, mereka mengatakan,

إِنَّمَا هُوَ تِلَاوَةُ الْقُرْآنِ وَإِطْعَامُ الطَّعَامِ

“Sesungguhnya bulan Ramadhan itu untuk membaca al-Qur’an dan memberikan makan.”

6-Pemenuhan Kebutuhan Orang yang Membutuhkan
Termasuk pula bentuk pendidikan yang diajarkan oleh bulan puasa adalah ‘pemenuhan kebutuhan orang yang membutuhkan’, membantu orang-orang fakir, bersedekah, dan mencurahkan segenap kebaikan. Karena, bulan Ramadhan merupakan bulan kedermawanan, kemurahan hati, infak, dan pemberian. Orang yang tengah berpuasa mengerti kebutuhan orang fakir ketika ia merasakan sendiri beratnya kondisi lapar, penderitaan, dan kehausan, sehingga ia mengerti kebutuhan orang-orang fakir, sehingga jiwanya tergerak dan banyak kedermawanannya, menjadi besar sikap baiknya dan menjadi besar pula pendekatan dirinya kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-dengan memberi dan berinfak.

7-Taubat dan Istighfar
Termasuk pula bentuk pendidikan yang diajarkan oleh bulan puasa adalah ‘menghadapkan diri kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-dengan bertaubat dan meminta ampunan’.

Barang siapa yang hatinya tidak tergerak di bulan puasa ini untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya serta meminta ampunan dari dosa-dosanya, maka kapankah kiranya ia akan tergerak hatinya?

Dalam hadis shahih dari Nabi-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-disebutkan bahwa beliau bersabda,

رَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ شَهْرُ رَمَضَانَ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ

“Celakalah seseorang yang bulan Ramadhan menjumpainya, kemudian berlalu sebelum diampuni dosanya.”

Kita berberlindung kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- dari hal tersebut.

Ya Allah! Sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dengan nama-nama-Mu yang paling baik dan sifat-sifat-Mu nan tinggi agar Engkau berkenan mencatatkan untuk kami di bulan kami ini ampunan dari dosa-dosa, pembebasan dari Neraka, dan hidayah untuk melakukan segala kebaikan. Dan, jadikanlah bulan Ramadhan ini sebagai bulan kemuliaan dan peninggian derajat bagi ummat Islam di setiap tempat. Amin. Wallahu A’lam. (Redaksi)

Sumber :
Disarikan dari Khutbah Jum’at berjudul, Durusu Ramadhan’, oleh Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-‘Abbad-حَفِظَهُ اللهُ تَعَالَى-.