Allah ta’ala befirman,

وَمَا مَنَعَنَا أَنْ نُرْسِلَ بِالْآيَاتِ إِلَّا أَنْ كَذَّبَ بِهَا الْأَوَّلُونَ وَآتَيْنَا ثَمُودَ النَّاقَةَ مُبْصِرَةً فَظَلَمُوا بِهَا وَمَا نُرْسِلُ بِالْآيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا [الإسراء : 59]

Dan tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan kerena (tanda-tanda) itu telah didustakan oleh orang terdahulu. Dan telah kami berikan kepada kaum Tsamud unta betina (sebagai mu’jizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiayanya (unta betina itu). Dan Kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti. (Qs. al-Isra’ : 59)

Qatadah -semoga Allah merahmatinya- mengatakan, “Sesungguhnya Allah azza wajalla menakut-nakuti manusia dengan tanda-tanda yang Dia kehendaki dengan harapan mereka akan sadar, ingat atau kembali ke jalan yang benar.

Kami mendengar cerita bahwa kota Kufah pernah diguncang gempa pada zaman Abdullah bin Mas’ud -semoga Allah meridhainya-. Lalu dia berkata, “Wahai manusia, sesungguhnya Tuhanmu sedang mengingatkanmu. Maka sadarilah peringatan-Nya !

📚 (Abdurrahman bin al-Kamal Jalaluddin as-Suyuthiy, “ad-Durru al-Mantsuur”, 5/308)