Tafsir Surat Ali Imran Ayat 96-99

(Bukti Kuat Hubungan Kaum Muslimin Dengan Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam)

 

 

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ (96) فِيهِ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ مَقَامُ إِبْرَاهِيمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ (97) قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ شَهِيدٌ عَلَى مَا تَعْمَلُونَ (98) قُلْ يَاأَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ تَبْغُونَهَا عِوَجًا وَأَنْتُمْ شُهَدَاءُ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ (99) آل عمران : 96 – 99

 

TERJEMAHAN:

3:96 Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.

3:97 Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.

3:98 Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal Allah Maha Menyaksikan apa yang kamu kerjakan?”

3:99 Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah, kamu menghendakinya (jalan Allah) bengkok, padahal kamu menyaksikan?” Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.

 

TAFSIR AYAT

Al-Mukhtashar Fi At-Tafsir:

  1. Sesungguhnya rumah pertama yang dibangun di bumi untuk manusia seluruhnya dalam rangka beribadah kepada Allah adalah Baitullah al-Haram yang ada di Makkah dan ia adalah rumah yang penuh berkah, banyak manfaat dari segi agama maupun dunia, dan di sana juga ada petunjuk bagi manusia seluruhnya.
  2. Di rumah ini ada tanda-tanda yang nyata atas keutamaan dan kemuliaannya, seperti manasik dan syiar-syiar. Di antara tanda-tanda tersebut adalah batu pijakan Ibrahim manakala dia berdiri untuk meninggikan dinding Ka’bah. Di antaranya lagi adalah barangsiapa memasukinya, maka dia aman, tidak mendapatkan gangguan. Manusia wajib berangkat ke Baitullah ini untuk menunaikan manasik haji karena Allah, yaitu bagi siapa yang kuasa sampai ke sana, dan barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka dia kafir kepada Allah, dan Allah tidak memerlukan orang kafir ini dan tidak pula seluruh makhluk.
  3. Katakanlah, wahai Nabi, “Wahai ahli kitab dari kalangan orang-orang Yahudi maupun Nasrani, mengapa kalian mengingkari bukti-bukti kebenaran Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang di antaranya adalah bukti-bukti yang ditetapkan oleh Taurat dan Injil? Dan Allah mengetahui amal perbuatan kalian dan menyaksikannya, dan Dia akan memberi kalian balasan yang sesuai dengan amal perbuatan kalian.”
  4. Katakanlah, wahai Nabi, “Wahai ahli kitab dari kalangan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani, mengapa kalian menghalang-halangi dari agama Allah siapa yang beriman kepadanya dan kalian berusaha menjadikan agama condong dari kebenaran kepada kebatilan dan menjadikan pengikutnya tersesat dari jalan petunjuk, sedangkan kalian mengakui bahwa agama ini adalah agama yang benar dan membenarkan apa yang ada di dalam kitab kalian? Dan Allah tidak lalai dari apa yang kalian lakukan berupa kekafiran kepadaNya dan menghalang-halangi manusia dari jalanNya, dan Dia akan membalas kalian atasnya.”

 

Tafsir As-Sa’di:

(96-97) Allah Ta’ala memberitakan tentang keagungan Baitullah al-Haram, dan bahwa Baitullah al-Haram itu adalah rumah yang pertama dibangun oleh Allah di bumi untuk beribadah kepadaNya dan menegakkan dzikir kepadaNya. Di dalamnya ada keberkahan, berbagai bentuk hidayah, berbagai macam kemaslahatan dan manfaat yang begitu besar untuk alam semesta dan keutamaan yang melimpah. Di sana juga ada tanda-tanda yang jelas yang mengingatkan kepada maqam-maqam(1) Ibrahim al-Khalil ‘alaihissalam dan perpindahannya dalam melaksanakan haji dan setelahnya, mengingatkan kepada maqam-maqam penghulu para rasul dan pemimpin mereka, dan padanya ada ketenangan di mana seseorang bila memasukinya, niscaya dia akan merasa aman lagi tentram, serta beriman secara syariat maupun agama.

Ketika Baitullah al-Haram mengandung segala kebaikan yang disebutkan secara umum ini dan akan banyak perincian-perinciannya, maka Allah mewajibkan para hamba yang mukallaf yang mampu melakukan perjalanan kepadanya untuk menunaikan Haji. Yaitu orang-orang yang mampu sampai ke Baitullah dengan mengendarai kendaraan apa pun yang sesuai dengannya dan perbekalan yang harus disiapkannya. Karena itulah Allah berfirman dengan lafazh tersebut yang memungkinkannya untuk mengendarai segala bentuk kendaraan yang modern dan yang akan muncul di kemudian hari.

Inilah ayat-ayat al-Qur`an, di mana hukum-hukumnya relevan untuk setiap waktu dan setiap kondisi yang mana tanpanya suatu perkara tidak akan baik secara sempurna. Barangsiapa yang tunduk patuh kepadanya dan menunaikannya, maka dia termasuk di antara orang-orang yang diberi petunjuk lagi beriman. Dan barangsiapa yang ingkar terhadapnya dan tidak menunaikan haji ke Baitullah, maka dia telah keluar dari agama. وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ “Dan barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

(98-99) Dan ketika hujjah-hujjah telah tegak atas Ahli Kitab, sebagaimana yang telah lewat, padahal mereka sebelum itu mengenal Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana pengetahuan mereka kepada anak-anak mereka, maka Allah menjelek-jelekkan dari kalangan mereka orang-orang yang bersikeras menolak karena telah ingkar terhadap ayat-ayat Allah, dan tindakan mereka menghalangi hamba-hamba Allah dari jalan Allah, karena masyarakat awam mengikuti para ulama mereka. Dan Allah Maha Mengetahui keadaan mereka dan akan membalas semua itu dengan pembalasan yang setimpal dan penuh.

 

Catatan:

(1) Tempat Nabi Ibrahim ‘alaihissalam membangun Ka’bah.

 

REFERENSI:

  1. Tafsir Al-Qur’an (1) Surat: Al-Fatihah – Ali Imran, Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, Darul Haq, Jakarta, Cet. VII, Sya’ban 1436 H / Juni 2015 M.
  2. Tafsir Al-Qur’an Terjemah al-Mukhtashar fi at-Tafsir, Para Pakar Tafsir, Darul Haq, Jakarta.