Tak pernah tersentuh… Inilah salah satu sifat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan di dalam firman-Nya. Sifat yang begitu indah dan menawan. Dambaan bagi setiap insan yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan Ia beramal shalih.

Tak pernah tersentuh… Karena dipersiapkan untuk orang-orang shalih saat pulang ke rumah mereka di surga.

Tak pernah tersentuh… Karena terjaga dan selalu taat kepada perintah Rabbnya.

Tak pernah tersentuh… Karena tempatnya begitu istimewa. Tak pernah tersentuh…. Siapakah mereka?…

Anda mau tahu jawabannya?… Mereka adalah…

حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ (72) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ (73) لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ

 “Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah (di surga). Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?. Mereka sebelumnya tidak pernah disentuh oleh manusia maupun oleh jin” (QS. Ar-Rahman: 73-74).

Merekalah bidadari-bidadari yang cantik yang tak pernah tersentuh sebelumnya, karena mereka hanya untuk suaminya di surga. Ibnu Katsir (wafat 774 H) menjelaskan bahwa para bidadari adalah gadis-gadis perawan yang penuh cinta dan usianya sebaya. Tak pernah tersentuh oleh siapapun selain suami mereka dari kalangan manusia maupun jin. Gadis-gadis perawan yang menjadikan pandangannya hanya untuk suaminya, pemandangan yang paling indah di surga bagi mereka adalah (tatkala memandang) suaminya. Mereka berkata, “Demi Allah, aku tidak melihat sesuatu yang paling indah dan paling aku cintai kecuali engkau. Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku milikmu dan menjadikanmu miliku”. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/355).

 Masya Allah, luar biasa istimewa dan indahnya balasan bagi penduduk surga. Inilah akidah yang kita yakini bahwa bidadari-bidadari adalah nyata, benar keberadaan dan hakikatnya berdasarkan Al-Quran dan Sunnah. Allah <em>Subhanahu wa Ta’ala</em> menyebutkan sifat-sifat bidadari di dalam Al-Quran sebagai berikut,

  1. Para Bidadari adalah gadis-gadis yang suci

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

 “Dan berilah kabar gembira bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bahwa bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rizki berupa buah-buahan di dalamnya mereka berkata, “Ini adalah rizki yang kita dapatkan sejak dahulu (di dunia), padahal mereka hanya diberi yang mirip saja, bagi mereka istri-istri yang disucikan, mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-Baqarah: 25).

Bidadari-bidadari itu disucikan dari haidh, kencing, nifas, buang air besar, ingus, ludah dan segala kotoran yang biasa menghinggapi wanita-wanita di dunia. Suci budi pekertinya dari sifat-sifat buruk. Suci lisannya dari sifat lacut dan keji. Suci pakaiannya dari kotoran dan najis. (Hadil Arwah ila Biladil Afrah, hal. 183, Ibnul Qoyyim).

  1. Para Bidadari Berparas Cantik Jelita

Bidadari dalam Al-Quran disebut dengan (  الْحُوْرُ الْعِيْنُ) yang berarti wanita-wanita yang berparas cantik jelita. <em>Al-Hur </em>adalah bentuk plural dari kata <em>haura </em>yaitu mata yang begitu putih dengan kehitaman yang kuat sedangkan <em>Al-Iin bentuk plural dari `aina yang berarti mata yang lebar. (Hadil Arwah ila Biladil Afrah, hal. 184-185, Ibnul Qoyyim).

Sudah menjadi rahasia umum bahwa ciri di atas adalah salah satu karakteristik wanita cantik. Apalagi bidadari tak pernah terlihat di dunia dan tak bisa disamakan dengan wanita-wanita dunia yang tentu banyak kekurangannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi, “Aku telah menyiapkan untuk hamba-hambaKu yang shalih (di dalam surga berupa) kenikmatan-kenikmatan yang tak pernah dilihat oleh mata, tak pernah didengar oleh telinga dan tak pernah terbetik dalam hati manusia”. (HR. Al-Bukhari no. 3072 dan Muslim no. 7319).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ

“Para bidadari itu bagaikan permata yaqut dan mutiara marjan” (QS. Ar-Rahman: 58).

Beningnya mereka bagaikan permata, putihnya mereka terjaga bagaikan mutiara dalam kerangnya dan mereka selalu berseri-seri. Bahkan disebutkan dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang mereka yang artinya, “Mereka adalah gadis-gadis yang montok yang sebaya” (QS. An-Naba: 33).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberitahukan tentang kecantikan dan keindahan mereka dalam beberapa hadits di antaranya;

  1. Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

وَلَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى الْأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا وَلَمَلَأَتْ مَا بَيْنَهُمَا رِيحًا وَلَنَصِيفُهَا يَعْنِي الْخِمَارَ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

 “Seandainya satu bidadari surga muncul ke permukaan bumi niscaya akan menyinari antara langit dan bumi dan akan menebar bau yang wangi antara langit dan bumi. Sungguh penutup kepalanya lebih baik (indah) dari dunia seisinya”. (HR. Al-Bukhari no. 6199). 

  1. Hadits Abu Sa`id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لِكُلِّ رَجُلٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ عَلَى كُلِّ زَوْجَةٍ سَبْعُونَ حُلَّةً،  يَبْدُو مُخُّ سَاقِهَا مِنْ وَرَاءِهَا

 “Masing-masing lelaki penduduk surga memiliki dua istri (dari bidadari), masing-masing memiliki tujuh puluh perhiasan dan (terlihat) tulang sum-sumnya dari balik betis”. (HR. At-Tirmidzi no. 2535, hadits shahih). Dalam Misykatul Mashabih (hadits no. 5619) ada tambahan:  مِنَ الْحُسْنِ (karena cantiknya).

 Ali Al-Qari (W 1014 H) menukil penjelasan Ath-Thibi sebagai berikut, “Kata ini adalah penyempurna keterangan agar tidak disalahpahami bahwa pemandangan kepada bidadari tidak wajar, membuat merinding (sampai terlihat sum-sum dan sebagainya-pen). Sebab kecantikan mereka adalah kebeningan mereka, kelembutan kulit dan indahnya anggota badan mereka. Kemudian dua istri yang dimaksud bisa jadi adalah untuk keumuman penduduk surga. Adapun bagi orang-orang khusus akan ditambah jumlah istri mereka sesuai tingkatan mereka masing-masing”. (Mirqaatul Mashabih, 9/3581, Ali Al-Qari).

  1. Para Bidadari penuh dengan cinta dan sebaya umurnya

Para Bidadari adalah wanita yang penuh cinta kepada suaminya, santun kata-katanya, cantik rupa dan penampilannya. Mereka sebaya umurnya yaitu usia 33 tahun dimana itu merupakan puncak dari usia muda. (Tafsir As-Sa`di, hlm. 833).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

عُرُبًا أَتْرَابًا (37) لِأَصْحَابِ الْيَمِينِ

“(Mereka adalah gadis-gadis) yang penuh cinta (dan) sebaya. Untuk golongan kanan” (QS. Al-Waqi`ah: 37-38). 

  1. Para Bidadari setia kepada suaminya

Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan para bidadari sebagai wanita-wanita yang setia kepada suaminya. Bahkan mereka menunggu suaminya sampai masuk ke dalam surga dan menyambutnya. (Hadil Arwah ila Biladil Afrah, hal. 198, Ibnul Qoyyim.) Dijadikan pandangan indah mereka hanya kepada suaminya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ عِينٌ

 “Dan di sisi mereka ada (bidadari-bidadari) yang bermata indah, dan membatasi pandangannya (kepada suaminya)” (QS. Ash-Shaffat: 48).

 Untukmu saudariku muslimah… jadilah “bidadari” di dunia sebelum kau menjadi “bidadari” di surga. Jadikanlah dirimu hanya untuk suamimu dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Wabillahit taufiq. (Amirudin bin Salimin Basori, Lc., MSI).