istanbulISTANBUL– Otoritas Islam tertinggi Turki pada Selasa (13/1), mengecam kurangnya tindakan oleh para pemimpin Barat terhadap ‘pembantaian’ Muslim, setelah banyak pemimpin dunia bergabung demo massa untuk memprotes serangan jihad di Paris.

“Di satu sisi 12 juta orang telah dibantai selama 10 tahun terakhir di dunia Muslim, yang telah sangat menderita,” kata Mehmet Gormez, kepala Direktorat Urusan Agama Turki dalam satu pidato. “Tetapi pekan lalu, di Paris, 12 orang dibunuh secara brutal dengan cara yang tidak Muslim bisa menyetujui,” tambahnya.

“Kita telah melihat bahwa kemanusiaan belum bangkit melawan pembantaian 12 juta orang Muslim tersebut, tetapi bangkit melawan pembunuhan hanya 12 orang itu,” katanya. “Kemanusiaan harus memiliki dan memikirkan kembali segera hal ini.”

Dia merujuk pada aksi massa di Paris dan tempat-tempat lain di Prancis, Ahad (11/1), yang menarik hampir empat juta orang, dalam menanggapi tiga hari serangan pelaku jihad yang menewaskan 17 orang termasuk 12 di kantor mingguan satir Charlie Hebdo, yang menghina Nabi Muhammad SAW.

Lima orang lainnya, termasuk empat orang Yahudi disandera di penembakan supermarket halal (Yahudi), juga meninggal sebelum pasukan keamanan menembak dan membunuh tiga orang bersenjata yang terlibat.

Pemerintahan Islam yang berakar di Turki telah dengan jelas mengutuk serangan pekan lalu, sementara menyangkal adanya hubungan antara Islam dan kekerasan serta mencela Islamophobia yang dikeluhkan meningkat di Eropa dan tempat lain.

Perdana Menteri Ahmet Davutoglu Selasa juga mengomentari variabel reaksi dari para pemimpin dunia. “Jika suatu hari para pemimpin dunia berkumpul dan berbaris bergandengan tangan untuk anak-anak Gaza dan para syuhada Masjid Al-Aqsa, perdamaian akan berlaku di seluruh dunia,” katanya dalam konferensi tentang konflik Israel-Palestina.

Pada Senin Presiden Recep Tayyip Erdogan juga mengecam “kemunafikan” Barat.

(Sumber: www.republika.co.id)