BERSAMA IMAM ASY-SYATHIBI

Mengomentari hal itu, Imam asy-Syathibi menjelaskannya sembari bertutur “Sesungguhnya tak seorangpun dari para shahabat radhiyallahu ‘anhum sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang terkena fitnah tersebut sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak meninggalkan bagi umat ini orang yang lebih baik dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali ataupun seluruh para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Dalam hadits yang shahih tidak satu pun yang memberitakan bahwa salah seorang dari mereka yang melakukan tabarruk (mengambil keberkahan) terhadap satu sama lainnya sebagaimana mereka lakukan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di masa hidup beliau bahkan mereka adalah suri teladan yang baik dalam mengikuti hukum-hukum agama yang dibawa oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Terjadinya sikap seperti ini seakan merupakan ijma’ dari mereka untuk meninggalkan perbuatan semacam itu (tabarruk) dan hal ini bisa jadi disebabkan oleh beberapa hal: mungkin karena ada dalil yang mereka ketahui yang menunjukan pengkhususan bolehnya bertabarruk hanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lantaran beliau memiliki banyak keberkahan, kesempurnaan perasaan dan jiwanya serta kesucian ruhnya. Berbeda dengan selain beliau, yang tidak mencapai tingkatan itu. Atau boleh jadi disebabkan mereka takut hal itu dijadikan sebagai sunnah maka mereka tinggalkan demi mencegah adanya alasan yang dibuat-buat. Atau juga karena orang awam biasanya tidak akan berhenti hingga di situ tetapi karena kejahilannya akan melampauinya dengan menjadikan hal itu sebagai sarana untuk mencari keberkahan hingga akhirnya membawanya menyimpang dari batasan agama dan memiliki suatu keyakinan terhadapnya; sesuatu yang tidak layak dilakukan”. Imam asy-Syathibi selanjutnya berkata lagi: “Tabarruk merupakan sesuatu yang prinsipil dalam ibadah, dan karenanya pula Umar radhiyallahu ‘anhu menebang pohon yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dibai’at di bawahnya. Demikian pula para Salaf meninggalkan semua perbuatan semacam itu karena akan berimbas kepada kerusakan”.