Untuk pertamakalinya, Gerakan Ulama Islam (GUI), Iraq yang merupakan wadah kaum Sunni melalui sekjennya, Syaikh Harits adh-Dhari melontarkan tuduhan kepada milisi Badar, sayap militer Dewan Tinggi Revolusi Islam, di Iraq (Syiah) sebagai dalang di balik pembunuhan terhadap beberapa ulama Sunni, pelayan masjid dan jema’ah shalat di Baghdad dan beberapa kawasan bagian selatan.

Salah seorang koresponden situs Islam terkenal di timur tengah seperti yang dikutipnya dari syaikh adh-Dhari mengatakan, “GUI telah mendapatkan kejelasan mengenai bentuk atau pun bukti yang pasti atas keterlibatan milisi Badar di balik pembunuhan para ulama dan kaum Sunni Iraq. Hal ini terkuak pada hari selasa lalu ketika kementerian dalam negeri Iraq yang ditunjuk pemerintahan pendudukan mengakui secara terang-terangan menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada beberapa elemen milisi Badar atas keikutsertaan mereka bersama pasukan Iraq dalam operasi penangkapan dan pembunuhan terhadap kaum sunnii dengan klaim menjadi anggota jaringan ‘teroris’. Sementara itu, reaksi cepat datang dari pihak milisi melalui salah satu pimpinannya yang menyangkal tuduhan tersebut dan menilainya sebagai tidak beralasan.

Sebelumnya, GUI telah meminta pengunduran diri segera dua orang menteri; menteri dalam negeri dan menteri pertahanan karena dianggap terlibat dan bersikap dingin terhadap pembunuhan beberapa orang dari kalangan Sunni setiap harinya oleh tangan elemen-elemen milisi Badar, loyalis pemerintahan pendudukan.

Selama dua tahun ini, GUI di bawah kepemimpinan Syaikh Dr Harits adh-Dhari selalu berusaha menghindari tuduhan kepada elemen milisi Badar tersebut sebagai dalang yang memprovokasi terjadinya kerusuhan etnis, sekali pun hal itu sangat jelas sekali bagi semua orang, khususnya apa yang dilakukan para pengikut agen intelijen Iran seperti milisi Badar dan Hezb Dakwah Islami. Sikap ini, semata agar GUI tidak dikatakan telah memprovokasi terjadinya kerusuhan etnis. Namun, beberapa organisasi Syiah pimpinan as-Sistany nampaknya sudah bertekad untuk memerangi kaum sunni di Iraq.

Sayangnya, pembunuhan yang dialami kaum sunni Iraq tersebut dibarengi sikap diam para ulama sunni di seluruh Dunia Islam terhadap tindak kriminal biadab tersebut. Padahal sebagian mereka ada yang seakan berlari untuk menolong patung Budha agar tidak dihancurkan (kejadian di Afghanistan-red), sebagian lagi ada yang sampai mogok makan meminta pembebasan para wartawan Perancis yang ditawan. Bahkan baru-baru ini ada salah seorang ulama Saudi yang menyampaikan seruan hangat untuk menyelamatkan para wartawan Romania. Tetapi terhadap serangkaian upaya ‘genocide’ yang dilakukan beberapa unsur Syiah terhadap kaum Sunni sama sekali tidak terdengar satu pun teriakan mereka. Ironisnya lagi, sikap sebagian kalangan Syiah sendiri malah lebih baik dari sikap sebagian ulama sunni di Dunia Islam, seperti reaksi pengingkaran yang dinyatakan dalam keterangan kantor ash-Shader, Ahmad al-Baghdadi dan Jawad Khalish. (ismo/AH)