2. Orang-orang yang menukar janji (nya kepada) Allah subhaanahu wata’ala dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang murah.

Firman Allah subhaanahu wata’ala,

إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ لَا خَلَاقَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya kepada) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka adzab yang pedih.” (Ali ‘Imran: 77)

Imam Ibnu Katsir berkata, “Allah subhaanahu wata’ala berfirman bahwasanya orang-orang yang menukar janjinya kepada Allah subhaanahu wata’ala (janji untuk mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, menyebutkan sifat beliau kepada orang lain dan menjelaskan ajarannya-) dan sumpah-sumpah mereka yang dusta dan dosa dengan harga yang murah dan hina yaitu harta dunia yang fana dan segera hilang ini, maka mereka itu tidak mendapat kebahagian (pahala) di akhirat, dan Allah subhaanahu wata’ala tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat. Yaitu dengan rahmat dari Allah subhaanahu wata’ala kepada mereka, tidak berbicara kepada mereka dengan pembicaraan yang lemah lembut, dan juga tidak melihat mereka dengan pandangan rahmat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka yaitu membersihkan mereka dari dosa dan kesalahan bahkan Allah subhaanahu wata’ala akan memerintahkan untuk melemparkan mereka ke dalam neraka.”

Ayat ini menjelaskan haramnya seseorang bersumpah dusta dengan nama Allah subhaanahu wata’ala untuk mendapatkan harta dunia yang hina ini, yaitu apa yang dinamakan oleh ulama dengan al-yamin al-ghamus (sumpah palsu yang menenggelamkan pelakunya ke dalam dosa dan ke dalam api neraka, -pent). Hal itu dijelaskan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ حَلَفَ عَلَى يَمِيْنٍ وَهُوَ فِيهَا فَاجِرٌ لِيَقْتَطِعَ بِهَا مَالَ امْرِئٍ مُسْلِمٍ لَقِيَ اللهَ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ.

“Barangsiapa bersumpah dengan sumpah yang di dalamnya ada kedustaan untuk mengambil harta seorang muslim, maka dia akan bertemu dengan Allah dalam keadaan Allah murka kepadanya. “
Al-Asy’ats bin Qais berkata, “Demi Allah subhaanahu wata’ala, ayat itu turun pada diriku. Antara Aku dan seorang Yahudi terjadi sengketa tentang sebidang tanah yang dia ambil dariku. Aku mengadukannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau bersabda kepadaku, “Apakah kamu memiliki bukti (kepemilikan)? Saya menjawab, “Tidak.” Beliau kemudian bersabda kepada orang Yahudi tersebut, “Bersumpahlah! Saya berkata, “Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, apabila dia bersumpah, maka hilanglah hartaku. Maka Allah subhaanahu wata’ala menurunkan firman-Nya,

إِنَّ الَّذِينَ يَشْتَرُونَ بِعَهْدِ اللَّهِ وَأَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ لَا خَلَاقَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ وَلَا يَنْظُرُ إِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يُزَكِّيهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya kepada) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang murah, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka adzab yang pedih.” (Ali ‘Imran: 77). (HR. Muttafaq ‘alaih).

Sumpah dusta seperti ini dinamakan al-yamin al-ghamus karena akan menenggelamkan pelakunya ke dalam dosa dan kelak akan menenggelamkannya ke neraka, na’uzubillah.