Suatu hari, Juha melewati sekelompok anak-anak kecil yang sedang memainkan seekor burung yang telah mati. Juha pun membeli burung itu dari mereka seharga satu dirham. Kemudian ia membawa bangkai burung yang baru dibelinya tersebut ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, sang bunda yang melihat Juha membawa bangkai seekor burung bertanya kepadanya, “Wahai anakku, apa yang akan kamu perbuat dengan burung itu? Bukankah ia telah menjadi bangkai?”

Juha menjawab, “Tenang saja bunda, seandainya burung ini masih hidup, belum tentu saya bisa membelinya dengan harga seratus dirham. Sedangkan hari ini, saya berhasil mendapatkannya hanya dengan harga satu dirham saja”

(Akhbarul Hamqaa wal Mughaffalin, karya Ibnul Jauzi)