Aparat keamanan Inggeris menolak permintaan lebih dari 200 ilmuan Muslim untuk melanjutkan studi di universitas-universitas negeri itu dengan alasan nantinya mereka dapat membentuk ancaman terorisme.

Langkah itu dilakukan menyusul dijalaninya pemeriksaan ekstra ketat terhadap sekitar 2000 orang ilmuan. Mereka ini sebelumnya telah mengajukan permohonan untuk melanjutkan studi di universitas-universitas Inggeris guna mengadakan berbagai penelitian dan meraih gelar Phd di dalam berbagai disiplin ilmu yang sangat vital seperti kimia dan ilmu biologi. Demikian seperti yang dikutip surat kabar setempat Guardian, selasa.

Dalam pada itu, universitas-universitas setempat kini dapat meminta dilakukannya interogasi oleh aparat keamanan terhadap beberapa ilmuan yang berasal dari enam negara, di antaranya Pakistan, Syria, India dan Mesir yang ingin menyelesaikan studi mereka di Inggeris.

Dalam hal in, aparat keamanan boleh meminta dilakukannya penyelidikan terhadap biodata para pelamar yang kemungkinan termasuk orang-orang yang patut dicurigai sejak diberlakukannya penanganan-penanganan versi tahun 1994 yang bertujuan melarang para ilmuan asing untuk memperoleh keahlian di tanah Inggeris. Larangan itu terkait dengan adanya kekhawatiran bahwa hal itu bisa jadi dapat menyebabkan mereka leluasa mengembangkan senjata pemusnah massal. (istod/AS)