Tentara Amerika, Senin, mengmumkan tewasnya 6 orang personil mereka akibat ledakan bom di samping jalan yang dilewati rombongan mereka dan sebenarnya menjadi target di propinsi Kunar, bagian timur Afghanistan.

Serangan itu terjadi tepat di saat dimana terjadi pertempuran hebat antara pasukan Amerika dan pejuang Taliban di propinsi Helmand, bagian selatan Afghanistan. Di sana, seorang personil militer Amerika tewas sementara seorang lagi mengalami luka-luka.

Dalam keterangan yang disampaikan juru bicara militer Amerika, disebutkan bahwa 6 orang yang menjadi korban tersebut telah dibawa ke rumah sakit pangkalan angkatan udara Amerika di Bagram, sebelah utara ibukota Afghanistan, Kabul.

Sementara itu, juru bicara gerakan Taliban, senin mengatakan, pemimpin mereka, Mala Muhammad ‘Umar mengajak para pendukungnya agar mengesampingkan perbedaan pendapat di antara sesama mereka dan melanjutkan jihad melawan tentara pemerintah dan pasukan asing di Afghanistan.

‘Abdullatif Hakimi, juru bicara Taliban mengatakan, baru-baru ini, Mala ‘Umar telah menyampaikan seruan tersebut melalui surat kilat kepada majelis pimpinan Taliban yang kini berjumlah 18 anggota.

Senin, seorang laki-laki yang menolak menyebutkan namanya menyerahkan rekaman kaset berisi pesan Mala ‘Umar kepada kantor berita Roiters di kota Qandahar, sebelah selatan Afghanistan.

Di dalam suara rekaman itu, Mala ‘Umar mengajak rakyat Afghanistan agar bersatu dan tidak bertengkar serta meneruskan jihad. Hakimi yang nampaknya merekam pembicaraannya itu di sebuah lokasi yang tidak diketahui, tidak menyebut di mana pesan melalui kaset itu direkam.

Ia hanya mengatakan, Majelis pimpinan Taliban yang dulu hanya memiliki 10 anggota telah ditambah 8 orang lagi sekarang. Penambahan ini berdasarkan keputusan Mala ‘Umar. Mengenai siapa-siapa saja kedelapan belas anggota itu, ia tidak menyebutkan di dalam kaset rekaman tersebut.

Mala ‘Umar menyerukan para pejuang Taliban agar tidak mengusik rakyat saat berperang melawan pemerintahan presiden Hamid Kerzei dan tentara pendudukan yang dipimpin Amerika. Mereka, ajaknya, haruslah bergerak secara pelan-pelan dan tenang.

Pesan tersebut merupakan yang terkini dari sekian pesan yang jumlahnya tidak seberapa yang bersumber langsung dari Mala ‘Umar dan dipublikasikan oleh mass media.

Dalam surat tertulisnya di bulan Maret lalu, Mala ‘Umar membantah statement tentara Amerika bahwa dirinya sudah tidak lagi memegang kendali di lapangan. Ia malah berjanji akan meningkatkan serangan terhadap tentara pemerintah dan Amerika. (istod/AH)