Sebuah surat kabar Israel menegaskan, PM Israel, Ariel Sharon tidur membawa pistol berisi peluru yang diletakkan di bawah bantalnya. Hal ini ia lakukan karena khawatir mengalami upaya pembunuhan oleh kaum ekstrem Yahudi yang menentang langkah penarikan mundur dari jalur Gaza.

Surat kabar bernama Maarif itu menambahkan, sekali pun sistem pengamanan pribadi yang didapat Sharon tidak ada duanya dan belum pernah didapat para pendahulu sebelumnya, namun Sharon lebih memilih untuk berjaga diri dengan pistolnya.

Sin Bat, pasukan elit engamanan dalam negeri Zionis telah mensinyalir adanya berbagai ancaman tertentu terhadap Sharon. Ancaman itu datang dari kelompok Yahudi ekstrem yang menentang dengan keras langkah pengosongan 8000 pemukiman Yahudi dari jalur Gaza dalam beberapa hari ke depan bulan ini.

Seperti diberitakan, bulan lalu, sebuah kelompok yang terdiri dari 20 orang Yahudi ekstrem telah mengadakan ritual shalat ala mereka yang dikenal dengan nama ‘shalat laknat’. Tujuannya untuk ‘melenyapkan’ Sharon sebagai bentuk pembalasan terhadapnya karena langkahnya yang –menurut mereka- kontroversial tersebut.

Kantor berita ‘Franch Pers’ telah mengontak salah seorang pembantu dekat Sharon untuk menanyakan kepadanya perihal kebenaran informasi yang diekspos di surat kabar maarif. Namun orang tersebut tidak dapat menegaskan soal laporan surat kabar tersebut dengan mengatakan, “Sharon seringkali menghindari pertanyaan-pertanyaan seputar apakah ia membawa senjata tersebut. Ia selalu mengomentarinya dengan lelucon.”

Seperti diketahui, mendiang PM Israel, Ishaq Rabin dibunuh pada tanggal 4 November 1995 lalu oleh seorang Yahudi ekstrem yang berniat menggagalkan perjanjian damai Israel-Palestina yang telah ditandatangani kedua belah pihak tahun 1993. (ismo/AH)