Rumah tangga tidak lepas dari problem, ringan atau berat, satu pergi yang lain datang, satu diselesaikan yang lain menghadang, silih berganti tiada kenal henti, tapi itulah rumah tangga, bukankah rumah tangga adalah bagian dari hidup dan bukankah hidup memang demikian? Saat problem datang dirasa berat, maka pemiliknya punya kecenderungan untuk meringankan sebelum menyelesaikannya, lebih-lebih bila penyelesaiannya memerlukan waktu, biasanya cara meringankan yang umum dipakai oleh orang yang berproblem adalah dengan menyampaikannya kepada orang lain, kata orang sekarang curhat.

Menceritakan problem kepada orang lain barang kali bisa meringankan beban suntuk akibat terpaan peroblem, sekalipun ia belum tentu merupakan solusi bagi problem itu sendiri, bisa menenangkan dalam batas-batas tertentu, lebih-lebih bila yang dicurhati adalah seseorang yang memang bisa menentramkan dan ngadem-ngademi (mendinginkan), syukur-syukur memberikan solusi. Ini di satu sisi.

Di sisi yang lain, curhat bisa berarti menyebarkan aib atau kekurangan pasangan, karena biasanya orang yang sedang curhat melakukan pembelaan diri yang berbuntut kepada menyalahkan atau membuka kekurangan pasangannya, padahal sesama muslim pada dasarnya dianjurkan saling menutupi kekurangan masing-masing.

مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالأَخِرَةِ .

“Barangsiapa menutupi seorang muslim maka Allah menutupinya di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim).

Suami atau istri adalah orang yang paling layak kita tutupi kekurangannya. Oleh karena itu Allah mengumpamakan pasangan dengan libas (pakaian) dan salah satu fungsi pakaian adalah menutupi kekurangan badan.

Firman Allah, “Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.” (Al-Baqarah: 187).

Curhat bisa berarti Anda telah mengghibah pasangan, karena Anda tidak mungkin dalam kondisi perselisihan membicarakan kebaikannya, karena yang ada di pikiran anda adalah keburukannya dan orang itu berbicara apa yang ada di benaknya, padahal ghibah ini sangat buruk, Allah mengumpamakan dengan makan daging saudara yang sudah mati, Anda mau makan bangkai pasangan Anda sendiri?

Firman Allah, “Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (Al-Hujurat: 12).

Bagaimana bila suami atau istri Anda tahu kalau Anda sudah membocorkan rahasia perusahaan kepada orang lain? Belum tentu dia mau terima, ini berarti problem baru kan? Yang lama belum terselesaikan, yang baru sudah menyusul. Bisa gawat ini.

Terkadang curhat justru malah tidak mengurai persoalan, tidak menghadirkan solusi, sebaliknya yang ada malah menambah benang kusut. Perselisihan bertambah ruwet dan carut marut bila pihak ketiga yang dicurhati ternyata gatal dan ikut-ikutan bermain. Ketika Anda menyeret pihak ketiga tentunya pihak ketiga ini anda harapkan berada sepihak dengan Anda dan otomatis berseberangan dengan pasangan Anda. Bukankah ini berarti Anda hanya mencari sekutu pendukung? Hal yang sama bisa dilakukan oleh pasangan Anda bukan? Tambah kusut.

Di samping itu orang yang Anda curhati itu bisa jadi adalah ember, bermulut lebar menampung apa saja yang dituang ke dalamnya dan mudah menumpahkan isinya bila dimiringkan sedikit, karena ember itu mulutnya lebar maka ia bisa melebar kemana-mana. Artinya keluh kesah Anda yang Anda bisikkan kepadanya malah dia umbar kemana-mana? Anda tentu tidak mau aib anda dan pasangan menjadi biang gosip kan?

Bila Anda berselisih dengan pasangan maka sadarilah sebelum segala sesuatu bahwa perselisihan tersebut adalah persoalan berdua, cukup Anda berdua yang mengalami dan mengetahui, selanjutnya bicara baik-baik dengan pasangan untuk mencari solusinya.

Kalaupun perselisihan tersebut benar-benar tidak bisa Anda selesaikan maka Anda dengan pasangan bisa memakai mediator yang terpercaya sebagaimana yang Allah ajarkan dalam firmanNya, “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan.” (An-Nisa`: 35).

Akhirnya, apa pun problem rumah Anda, curhat bisa meringankan bahkan mungkin memberi solusi, namun kemungkinan problem menjadi semakin ruwet karena curhat tetap terbuka, jadi berhati-hati dalam menggunakan pisau bermata dua ini, kalau tidak ia bisa melukai tangan Anda sendiri.