Sebuah laporan yang disiapkan pengawas besar penjara-penjara di Inggeris, Rabu menyingkap, salah seorang dari sejumlah narapidana Muslim lainnya yang dituduh memiliki hubungan dengan peledakan di ibukota Inggeris, London tanggal 7 Juli tahun lalu, telah dilarang menghubungi tim pembelanya dengan alasan ‘faktor keamanan.’ Narapidana ini sekarang mendekam di penjara ‘Belmarsh’ High Security’ yang memiliki sistem penjagaan sangat ketat (High Security) di London.
Ann Waires, pengawas besar penjara-penjara di Inggeris itu menjelaskan, dirinya sangat menyayangkan kondisi para narapidana muslim yang mendekam di penjara tersebut karena hidup terisolir dari dunia luar. Parahnya, mereka juga harus diawasi oleh para pegawai yang memperlakukan mereka dengan tidak manusiawi mengingat perbedaan kebudayaan dan latar belakang di antara mereka.
Laporan Waires itu menegaskan, para narapidana Muslim yang berjumlah 140 orang di penjara Pilmars itu dicekam rasa takut yang mendalam karena selalu mengalami perlakuan yang sangar dan keras dari para penjaga dan pegawai penjara berkulit putih. Mereka bersikap ‘masa bodo’ terhadap para narapidana Muslim yang dari sisi etika sosial dan agama memiliki keistimewaan tersendiri.
Berdasarkan apa yang dilansir surat kabar ‘Daily Telegraph’, Waires dalam laporannya yang disimpulkannya dari hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukannya ke penjara ‘Belmarsh, sebelah timur London, bulan Oktober lalu menjelaskan, para narapidana Muslim di sana merasakan suasana tidak aman sama sekali karena mereka selalu ditakut-takuti dan mendapatkan perlakuan diskriminatif. (ismo/AS)