Suatu hari, seorang wanita mendatangi Juha mengadukan keadaan kehidupan rumah tangganya yang sedang dirundung masalah. Ia berharap, Juha dapat membantunya mencarikan jalan keluar dari masalah yang sedang ia hadapi. Wanita tersebut sudah menikah beberapa tahun lamanya, tapi sampai saat itu ia belum dikaruniai seorang anakpun. Sang wanita dan suaminya sangat sedih dengan keadaan itu. Keduanya merasa tidak akan bahagia kecuali dengan hadirnya anak dalam kehidupan rumah tangga mereka.

Mendengar pengaduan sang wanita, Juha pun merasa iba. Ia tertegun beberapa saat memikirkan jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi pasangan suami isteri tersebut. Kemudian Juha bertanya kepada sang wanita, “Apakah keadaan seperti ini termasuk penyakit keturunan? Apakah ibumu juga tidak punya anak dan belum pernah melahirkan?”