Kerajaan Arab Saudi (KSA), Rabu akhirnya memecat penasehat keamanannya yang beberapa waktu lalu menulis di surat kabar ‘Washington Post’. Dalam artikelnya, ia menyatakan, KSA akan ikut campur tangan di Iraq begitu Amerika Serikat menarik pasukannya dari sana.

Pemerintah KSA, awal minggu lalu mengatakan, tidak benar apa yang ditulis penasehat keamanannya, Nawwaf el Obaid dalam artikelnya yang dimuat surat kabar ‘Washington Post’ pada tanggal 29 November tersebut. Di dalam surat kabar itu, el Obeid menyebutkan, KSA akan mendukung kaum Sunni Iraq bilamana terjadi bentrok sektarian yang semakin meluas. Dalam artikelnya itu, el Obeid sempat menegaskan bahwa apa yang ditulisnya adalah murni pandangan pribadinya dan bukan pandangan serta kebijakan pemerintah KSA.

Di hadapan Dewan Urusan Internasional di Filadelphia, Emir Turki el Faisal, dubes KSA untuk Amerika mengatakan, “Atas klaimnya sebagai seorang pensiunan independen, maka untuk lebih menunjukkan keseriusan kami, kami rasa sangat mungkin menegaskan di sini bahwa kesepakatan kami dengannya sebagai penasehat telah berakhir.!!”

Dalam artikel yang menghebohkan itu, el Obeid mengatakan, KSA akan campur tangan baik dengan menyumbang dana mau pun menyuplai senjata guna mencegah aksi milisi-milisi Syi’ah membantai kaum Sunni Iraq. Ia juga menyiratkan, KSA bisa jadi akan berupaya menurunkan harga minyak dunia untuk menekan Iran.

KSA dan sejumlah negara Arab yang didiami mayoritas Sunni menuduh Iran telah ikut campur tangan di Iraq dengan menyuplai senjata kepada milisi-milisi Syi’ah yang bekerjasama dengan sejumlah pasukan maut dan pasukan penjaga revolusi Iran untuk menyulut perang saudara.!!?? (ismo/AH)