Muqaddimah

Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, memohon ampunan-Nya dan bertaubat kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan keburukan amal kami. Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, Allah Ta’ala mengutus beliau dengan al-huda (petunjuk) dan dinul haq (agama yang benar) agar Allah menangkan Islam di atas semua agama.

Maka beliau menyampaikan risalah, menunaikan amanah, menasehati umat dan berjuang di jalan Allah dengan sebenar-benarnya. Beliau meninggalkan umatnya di atas hujjah yang terang dan jelas, malamnya bagaikan siangnya, siapa yang menyimpang darinya pasti celaka. Shalawat dan salam semoga tercurah atas beliau, keluarga dan para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari Kiamat.
Saya memohon kepada Allah agar menjadikan saya dan kalian sebagai pengikut beliau secara lahir dan batin dan mematikan kita di atas agama beliau.

Semoga Allah mengumpulkan kita bersama kelompok beliau, memasukkan kita ke dalam orang-orang yang mendapatkan syafa’at beliau dan mengumpulkan kita dengan beliau di surga yang penuh dengan kenikmatan bersama orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah, dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan shalihin.

Wahai saudara-saudaraku….
Sungguh sangat bahagia saya dapat berjumpa dengan saudara-saudaraku kaum muslimin di tempat ini dan di tempat lain untuk menebarkan kebaikan serta ajaran agama.

Sesungguhnya Allah telah mengambil suatu perjanjian dari setiap orang yang mendapat karunia Allah berupa ilmu agar dia mengajarkan ilmu tersebut kepada manusia dan tidak menyembunyikannya sebagaimana firman Allah: “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): ‘Hendaklah kamu menerangkan kitab itu kepada manusia dan jangan kamu menyembunyikannya.” (QS. Ali Imran: 187)

Yang dimaksud dengan perjanjian bukanlah suatu perjanjian yang tertulis dan disaksikan oleh manusia namun berupa karunia ilmu yang telah diberikan kepadanya. Jika seorang muslim baik laki-laki maupun wanita telah dikarunia ilmu berarti ia telah menegakkan perjanjian di atas.
Jadi, wajib bagi setiap orang yang berilmu untuk berdakwah dan menyampaikan agama Allah di setiap tempat dan kesempatan.

Wahai saudara-saudaraku…..
Sesungguhnya tema ceramah kami pada kesempatan ini adalah “Bekal seorang da’i”. Bekal bagi setiap muslim secara umum ialah segala sesuatu yang telah dijelaskan Allah dalam firman-Nya: “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa” (Al-Baqarah: 197)

Jadi, bekal setiap muslim adalah takwa kepada Allah yang sering disebut secara berulang-ulang di dalam Al-Qur’an baik dalam bentuk perintah atau sanjungan terhadap orang-orang yang merealisasikan atau pahala dan keutamaan ketakwaan tersebut. ‏

Allah berfirman: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (yaitu) orang-orang yang menaf-kahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyu-kai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal” (QS. Ali Imran: 133-136).

Wahai saudara-saudaraku yang mulia…..
Mungkin kalian ingin tahu “Apakah taqwa itu?”. Maka takwa adalah sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah atsar dari Thalq bin Hubaib ketika dia berkata:
“Takwa adalah engkau melakukan ketaatan kepada Allah berdasarkan cahaya (petunjuk) dari Allah, dengan mengharapkan pahala Allah dan engkau meninggalkan kemaksiatan berdasarkan cahaya (petunjuk) dari Allah karena rasa takut terhadap hukumanNya.”
Jadi, takwa merupakan sikap yang mampu memadukan antara ilmu dengan amal dan rasa berharap terhadap pahala dengan rasa takut terhadap siksa.

Dan sesungguhnya kita semua mengetahui bahwa orang yang mengajak kepada jalan Allah sangat butuh terhadap akhlak dan sifat di atas, yaitu bertakwa kepada Allah dalam keadaan tersembunyi dan terang-terangan.
Dalam kesempatan ini saya akan mengingatkan hal-hal yang berkaitan dengan karakter dan bekal seorang da’i.