Hujan lebat disertai angin kencang melanda Makkah dan sekitarnya. Bahkan di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, hujan yang terjadi sejak pukul 10.00 waktu setempat itu disertai dengan angin yang cukup kencang. Puluhan tenda jamaah yang telah didirikan di Arafah banyak yang roboh. Jamaah yang telanjur diberangkatkan berteduh di tenda-tenda yang tersisa.

Menurut Marsudi Iman, jamaah asal Yogyakarta, hujan lebat merobohkan sekitar lima tenda yang sedianya ditempati jamaah satu rombongan. Barang-barang berantakan tersapu derasnya air. ‘’Semua basah kuyup dan kedinginan,’‘ ujarnya.

Beberapa jamaah, kata dia, jatuh sakit. ‘’Terutama jamaah yang sudah tua,’‘ ujarnya yang bersama rombongannya berangkat sejak Selasa malam untuk bertarwiyah (menginap semalam di Mina sebelum ke Arafah). Beruntung ketua rombongannya adalah se orang dokter, sehingga pertolongan bisa cepat diberikan.

Menurut beberapa sumber, sudah 15 tahun lebih hujan lebat seperti ini tidak terjadi. Apalagi biasanya, dalam setahun hujan hanya datang dua sampai tiga kali saja. Akibatnya, pihak maktab tidak mengantisipasi bakal datangnya hujan, karena hujan telah datang seba nyak tiga kali di awal November.

Di Makkah, hujan berlangsung cukup lama, sekitar empat jam. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) memutuskan untuk menunda keberangkatan jamaah ke Arafah hingga paling tidak setelah shalat Isya malam ini. ‘’Kita mempertimbangkan keamanan dan keselamatan jamaah haji,’‘ ujar Kepala Teknis Urusan Haji KJRI Jeddah, Syairozi Dimyathi, Rabu sore (25/11).

Hingga berita ini ditulis, hujan ge rimis masih tejadi. Jalanan di Mak kah macet total. Hampir semua jalan-jalan utama Makkah dipadati bus-bus pengangkut jamaah. Menurut Kepala Satuan Operasi Arafah-Mina PPIH, Abu Haris, yang dihubungi Republika pukul 16.30 waktu setempat, bila hujan di Arafah mulai reda pemberangkatan jamaah akan kembali dilakukan. Kondisi tenda memang basah, namun masih bisa digunakan. ‘’Pihak maktab menyediakan alas plastik untuk melapisi karpet yang basah,’‘ ujarnya.

Menurutnya, keberangkatan jamaah diteruskan mengingat wukuf tinggal dalam hitungan jam. Bila jamaah terlambat sampai di Arafah setelah matahari terbenam hari ini, maka ibadah haji dianggap tidak sah.

Saat ditanya berapa jumlah tenda yang roboh, Abu Haris menyatakan tak sepenuhnya roboh. ‘’Bukan roboh, hanya karena tidak kuat menampung beban air di atasnya, jadi tenda berubah bentuk. Jangan terlalu dibesar-besarkan,’‘ ujarnya.

Sementara itu, jalan dari Jeddah menuju Makkah macet total di kedua arah. Hampir semua ruas jalan menuju Makkah tergenang.

Di Sulaymaniah, Jeddah, air setinggi dada orang dewasa. Belasan mobil hanyut terbawa derasnya air. Petugas PPIH Jeddah yang hendak menuju Makkah tertahan. ‘’Saya belum tahu bisa sampai Makkah atau tidak malam ini, karena hampir semua ruas jalan macet dan tak bisa dilewati,’‘ ujar Fitri Diani, reporter senior sebuah televisi swasta.

Bersama rombongannya, dia meninggalkan Jeddah selepas shalat Zuhur. Hingga 4,5 jam kemudian saat dihubungi, dia masih belum menemukan jalan keluar dari kemacetan dan genangan air.

Sekretaris Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Depag, Abdul Ghofur Djawahir membenarkan bahwa hujan lebat yang mengguyur Kota Makkah selama sekitar dua jam, membuat beberapa titik di Makkah termasuk Ka’bah dan lokasi Wukuf di Arafah Mina (Armina) terendam dan banjir.

‘’Banjir di lokasi Armina dan jalan menuju Armina, membuat jamaah haji sedunia, khususnya jamaah Asia Tenggara dan Indonesia menjadi tertunda untuk berangkat ke Arafah guna menjalankan Wukuf,’‘ papar Ghofur.

Ditambahkannya, hasil keputusan dari Syekh Muchtar Sedayu. Muasasah Asia Tenggara, untuk jamaah dari Asia Tenggara termasuk Indonesia, keberangkatan ke Arafah ditunda hingga waktu Isya semalam waktu setempat (Rabu 25/11).

Menurut Ghofur, setidaknya sudah ada sekitar seribu jamaah dari Indonesia yang sudah berangkat ke Arafah pada pukul 11 siang waktu setempat kemarin.

‘’Itu pun me-mang karena permintaan dari para jamaah tersebut untuk berangkat awal. Kondisi mereka saat ini di sana basah ku-yub. Kami berupaya sekuat tenaga untuk memberikan bantuan agar mereka yang sudah berangkat ini agar tidak kedinginan di sana,’‘ ungkap Ghofur. Jamaah yang sudah berangkat tersebut menurutnya antara lain dari kloter 84 Solo.

Sementara itu, akibat hujan yang mengguyur Makkah, menurut Ghofur, juga sempat membuat Masjidil Haram dan Ka’bah terendam. ‘’Memang belum ada yang melaporkan langsung pada saya, namun kemungkinan bisa sampai sebatas lutut.

Di sisi lain, ratusan orang sejak selepas Subuh, Rabu (25/11), bergerak ke titik yang sama, yaitu Arafah. Kalimat talbiyah yang dikumandangkan mengalun dengan indah. Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. Laa syarika laka. (Ya Allah, aku datang karena panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu. Segala nikmat dan puji adalah kepunyan-Mu dan kekuasaan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu).