Beberapa sumber terpercaya di Israel melaporkan rincian pertemuan yang terjadi antara Paus Vatikan, Benediktus XVI dan delegasi yang dikirm ‘Simon Pezzental Center’ (SPC) yang berpusat di Los Angeles, Amerika. Di dalam pertemuan itu, kedua pihak saling bertukar pandangan mengenai berbagai persoalan, terutama pemahaman keagamaan ekstrem dan terorisme.

Situs, News Forst Class yang terbit di Israel, selasa menyebutkan, delegasi Yahudi tersebut membawa 40 tokoh terkenal di SPC.

Dalam pertemuan itu, rabi Yahudi, Heyr, ketua delegasi menegaskan, terorisme di masa ini dianggap sebagai pengganti ‘komunisme’ dan merupakan ancaman paling besar bagi perdamaian dunia. Para anggota delegasi Yahudi juga berbicara mengenai gerakan anti Semit (Yahudi) yang sudah menyebar di banyak negara di dunia. Tidak lupa, dibahas pula seruan Iran baru-baru ini agar melenyapkan Israel dari peta dunia.

Ketika berbicara kepada Paus Vatikan, Heyr mengatakan bahwa ancaman paling berbahaya kali ini bukan berasal dari kaum sekuler, kafir atau atheis. Tetapi berasal dari individu-individu yang agamis dan fundamentalis. Mereka itulah menurutnya yang berupaya menggambleng kader-kader yang siap bunuh diri dengan sasaran rakyat sipil yang tak berdosa. Hal itu mereka lakukan –masih menurutnya- setelah didoktrin bahwa para pelaku bunuh diri tersebut akan masuk surga. Demikian seperti dirilis situs tersebut.

Di akhir pertemuannya, Heyr menegaskan, Paus Benediktus XVI dinilai sebagai penerus jalan yang telah dirintis pendahulunya, Paus Yohanes Paulus II, yaitu meretas jalan toleransi agama. Demikian seperti yang diklaimnya.

Dalam pada itu, Paus Benediktus XVI juga menegaskan, gereja Katholik akan bekerja keras agar menambah volume hubungan yang erat dengan bangsa Yahudi setelah sebelumnya selama beberapa waktu lamanya hubungan antara kedua pihak sangat menyedihkan. Sekarang, umat Yahudi dan Kristen sedang berjalan di atas jalan baru. Karena itu -menurutnya- dialog dan kerja sama harus terus digalakkan agar dapat menjadi kontribusi bagi kepentingan sebuah keluarga manusia.

Tidak lupa, Heyr membalasnya dengan ucapan, “Saya sungguh sangat berbahagia sekali dengan pernyataan-pernyataan Paus. Sangat jelas sekali bahwa Paus mencari persekutuan yang baik dalam menyikapi fenomena pemahaman keagamaan yang ekstrem.”

Seperti diketahui, SPC dianggap sebagai pusat Yahudi terbesar, spesialis kajian ‘anti semitisme’. Sebuah pusat Yahudi internasional yang bermarkas di Amerika dan bekerja dalam pengumpulan data dan penyiapan beberapa kajian mengenai Yahudi sejak ‘isu’ tragedi pembakaran NAZI pada perang dunia II hingga sekarang ini.

Di samping itu, SPC juga selalu memantau beberapa media massa Arab dan Islam, mengumpulkan data-data mengenai pandangan terhadap Yahudi dan Israel serta mengirimkannya kepada beberapa instansi pembuat kebijakan di pusat pemerintahan Amerika. (ismo/AS)