Pembaca yang budiman, pada edisi sebelumnya telah disajikan bahasan mengenai iman kepada kitab-kitab Allah

sebagai dasar iman yang ketiga, maka berikut ini adalah bahasan mengenai dasar iman yang keempat, yaitu iman kepada rasul-rasul-Nya.

Siapakah mereka para rasul Allah itu ?

Para rasul yang dimaksud di sini adalah orang-orang yang diberi wahyu oleh-Nya dengan membawa syariat yang benar dan mereka diperintahkan untuk menyampaikan kepada umatnya, baik orang yang dikenal maupun tidak, baik orang yang memusuhinya ataupun tidak. Allah berfirman:

إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إِلَّا خَلَا فِيهَا نَذِيرٌ  وَإِنْ يُكَذِّبُوكَ فَقَدْ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ وَبِالزُّبُرِ وَبِالْكِتَابِ الْمُنِيرِ

“Sungguh, Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada satu pun umat melainkan di sana telah datang seorang pemberi peringatan. Dan jika mereka mendustakan kamu, maka sungguh orang-orang yang sebelum mereka pun telah mendustakan (rasul-rasul) ketika rasul-rasul datang dengan membawa mukjizat yang nyata, zubur, dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna.” (QSٍ. Fathir: 24-25)

Bagaimanakah karakter mereka ?

Para rasul adalah orang-orang yang berkarakter baik. Empat karakter baik  mereka yang Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an, yaitu:

a.   Mengikuti petunjuk Dzat yang mengutus mereka.

Yakni mereka komitmen dengan rambu-rambu petunjuk dari Rabbnya yang diberikan kepada mereka.

Allah berfirman:

 اتَّبِعْ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ

“Ikutilah apa yang telah diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu (Muhammad).” (QS. Al-An’am: 106)

Allah menginformasikan sikap rasul-Nya atas perintah-Nya tersebut di atas seraya mengatakan:

إِنْ أَتَّبِعُ إِلَّا مَا يُوحَى إِلَيَّ

“Aku hanya mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku.” (QS. Al-An’am: 50)

b.    Terpercaya

Yakni mereka benar-benar hanya menyampaikan risalah Rabbnya.

Allah berfirman tentang apa yang disampaikan Nuh kepada kaumnya:

قَالَ يَا قَوْمِ لَيْسَ بِي ضَلَالَةٌ وَلَكِنِّي رَسُولٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ  أُبَلِّغُكُمْ رِسَالَاتِ رَبِّي وَأَنْصَحُ لَكُمْ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Nuh berkata, ‘Hai kaumku, aku tidak sesat tetapi aku ini seorang utusan dari Tuhan semesta alam.’ Aku menyampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasehat kepadamu. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. A’raf: 61-62)

c.   Jujur dan benar

Yakni jujur dalam ucapan dan  benar dalam apa yang diinformasikan.

Allah berfirman menghikayatkan penyesalan orang-orang yang mendustakan atau mengingkari kebenaran risalah yang disampaikan oleh para rasul-Nya yang diutus kepada mereka:

 قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ

“Mereka berkata, ‘Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?’ Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasulNya.” (QS. Yasin: 52)

d.  Penyabar

Yakni sabar dan tabah dalam menghadapi segala bentuk rintangan dalam menjalankan misi dakwah menyampaikan risalah rabbnya.

Allah berfirman:

فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ

“Maka bersabarlah kamu (Muhammad) sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati dan janganlah kamu meminta agar azab disegerakan  untuk mereka.” (QS. Al-Ahqaf: 35)

Berapa jumlah mereka ?

Mengenai jumlah para rasul Allah, disebutkan dalam al-Qur’an lebih dari 20 orang. Namun hal ini tidak berarti bahwa jumlah rasul hanya yang disebutkan. Karena Allah mengisyaratkan lebih dari itu, sebagaimana firman-Nya:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ

“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QٍS. Ghafir: 78)

Wajib Mengimani Seluruh Rasul-Nya

Semua rasul Allah, baik yang di sebutkan nama-namanya maupun tidak, kita wajib mengimaninya. Kita wajib membenarkan dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah mengutus seorang rasul pada setiap umat untuk mengajak mereka beribadah kepada Allah semata, tanpa menyekutukan-Nya dan untuk kufur kepada sesembahan selain-Nya. Serta percaya bahwa semua rasul adalah benar, mulia, luhur, mendapat petunjuk serta menunjuki orang lain. Mereka telah menyampaikan apa yang karenanya mereka diutus oleh Allah, tanpa menyembunyikan atau mengubahnya. Allah berfirman:

فَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ

“Maka tidak ada kewajiban atas para rasul selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu’, maka di antara umat itu ada orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (Qs. An-Nahl: 35-36)

Unsur-unsur iman kepada rasul

Iman kepada para rasul mengandung empat unsur:

  1. Mengimani bahwa risalah mereka benar-benar dari Allah. Barangsiapa mengingkari risalah mereka walaupun hanya seorang, berarti ia telah mengingkari seluruh rasul. Sehingga umat Nashrani yang mendustakan dan tidak mau mengikuti Muhammad, berarti mereka juga telah mendustakan dan tidak mengikuti Nabi Isa Al-Masih bin Maryam.
  2. Mengimani seluruh rasul-Nya, baik yang telah kita kenal namanya ataupun tidak.
  3. Membenarkan berita-berita mereka yang benar.
  4. Mengamalkan syariat dari mereka yang diutus kepada kita, yaitu Rasul terakhir Muhammad yang diutus Allah kepada seluruh manusia. Allah berfirman:

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS. An-Nisa: 65)

Buah Iman kepada Para Rasul Allah

Pembaca yang budiman, di antara buah yang baik dari iman kepada para rasul-Nya, yaitu:

  1. Mengetahui rahmat serta perhatian Allah kepada hamba-hamba-Nya sehingga mengutus para rasul untuk menunjuki mereka kepada jalan Allah serta menjelaskan bagaimana seharusnya menyembah Allah, karena memang akal manusia tidak  mampu mengetahui hal tersebut dengan sendirinya.
  2. Mensyukuri nikmat Allah yang sangat besar ini.
  3. Mencintai para rasul, karena mereka adalah para rasul Allah, karena mereka hanya menyembah Allah, menyampaikan risalah-Nya dan menasehati hamba-hamba-Nya.

Pada edisi  berikutnya, akan dilanjutkan bahasan mengenai dasar-dasar iman yang kelima, yaitu iman kepada   hari akhir.

Wallahu a’lam

Referensi

  1. At- Tauhid Lishshaffi ats-Tsaniy al-‘Aliy, Tim Ahli Tauhid.
  2. Min Ushuuli ‘Aqidati Ahli as Sunnah wal jama’ah, Dr. Sholeh bin Fauzan.
  3. Syarah Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.

 

Oleh : Amar Abdullah

 

sumber: majalah shafa