Pembaca yang budiman, pada edisi sebelumnya telah disajikan bahasan mengenai iman kepada rasul-rasul Allah

sebagai dasar iman yang keempat, maka berikut ini adalah bahasan mengenai dasar iman yang kelima, yaitu iman kepada hari akhir.

Pembaca yang budiman, Yang dimaksud dengan Hari Akhir di sini adalah hari Kiamat, di mana seluruh manusia dibangkitkan pada hari itu untuk dihisab dan dibalas.

Wajibnya Beriman kepada Hari Akhir

Iman kepada Hari Akhir termasuk perkara wajib, sebagaimana rukun iman yang lainnya.

Dalil yang menetapkan kewajiban beriman kepada hari akhir jumlahnya banyak, ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Di antara dalil yang bersifat umum yaitu:

Allah berfirman:

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, Hari Akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab dan nabi-nabi.” (QS. Al-Baqarah: 177)

Sabda nabi saat ditanya tentang makna iman:

أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, kepada Hari Akhir dan engkau beriman kepada takdir, yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim no. 102)

Adapun dalil yang bersifat khusus, seperti firman-Nya:

زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. At-Taghabun: 7)

Hubungan erat antara iman kepada hari akhir dan iman kepada Allah

Beriman kepada Hari Akhir adalah rukun iman yang kelima dari enam rukun iman. Adapun iman kepada Allah adalah rukun iman yang pertama.

Di dalam al-Qur`an dan di dalam hadits beriman kepada Hari Akhir sering digandengkan dengan beriman kepada Allah karena orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak mungkin beriman kepada Allah, orang yang tidak beriman kepada Hari Akhir tidak akan beramal. Orang beramal karena ada harapan kemuliaan di Hari Akhir dan ada ketakutan terhadap azab di Hari Akhir, jika dia tidak beriman kepadanya maka dia seperti orang-orang yang disebutkan oleh Allah dan firman-Nya:

وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ

“Dan mereka berkata, Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al-Jatsiyah: 24)

Unsur Imam kepada Hari Akhir

Iman kepada Hari Akhir mengandung tiga unsur, yaitu:

1.    Mengimani Ba’ts (Kebangkitan), yaitu dihidupkannya kembali orang-orang yang sudah mati ketika tiupan sangkakala yang kedua. Pada waktu itu semua manusia bangkit untuk menghadap Rabb alam semesta dengan tidak beralas kaki, bertelanjang dan tidak disunat.

Allah berfirman:

 ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ (15) ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ (16)

“Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.” (QS. Al-Mukminun: 15-16)

Rasulullah bersabda:

يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً

“Di hari kiamat seluruh manusia akan dihimpun dengan keadaan tidak beralas kaki dan tidak disunat.” (HR. Muslim no. 7377)

2.    Mengimani Hisab (perhitungan) yang dilakukan secara detail dan Jaza (pembalasan) yang dilakukan dengan seadil-adilnya.

Allah berfirman:

 إِنَّ إِلَيْنَا إِيَابَهُمْ (25) ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا حِسَابَهُمْ (26)

“Sesungguhnya kepada Kami-lah kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.” (QS. Al-Ghasiyah: 25-26)

وَنَضَعُ الْمَوَازِينَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَإِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ أَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiya: 47)

3.    Mengimani Surga dan Neraka sebagai tempat manusia yang abadi

Surga adalah tempat abadi bagi orang yang beriman, sementara Neraka adalah tempat yang abadi bagi orang-orang kafir.

Allah berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ (7) جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهُ (8)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS. Al-Bayyinah: 7-8)

إِنَّ اللَّهَ لَعَنَ الْكَافِرِينَ وَأَعَدَّ لَهُمْ سَعِيرًا (64) خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا لَا يَجِدُونَ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا (65) يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا (66)

“Sesungguhnya Allah mela’nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka), mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang pelindungpun dan tidak (pula) seorang penolong, pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata, ‘Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul.'” (QS. Al-Ahzab: 64-66)

Iman kepada Hari Akhir adalah termasuk mengimani peristiwa yang akan terjadi sesudah kematian, seperti adanya fitnah kubur, yakni, pertanyaan yang diajukan kepada mayat ketika sudah dikubur tentang Rabbnya, agamanya dan nabinya. Begitu juga adanya nikmat kubur yang diperuntukkan bagi orang-orang mukmin dan siksa kubur yang diperuntukkan bagi orang-orang zhalim, yakni orang-orang munafiq dan orang-orang kafir.

Buah Iman kepada Hari Akhir

Pembaca yang budiman, iman kepada hari akhir memiliki buah yang baik. Di antara buah yang baik tersebut, yaitu:

  1. Pelakunya akan mencintai ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya dengan mengharap balasan yang baik pada hari akhir nanti.
  2. Pelakunya akan membenci perbuatan maksiat karena rasa takutnya akan siksa Allah pada hari itu.
  3. Iman kepada hari akhir akan dapat menghibur orang yang beriman tentang apa yang didapatkan di dunia dengan mengharapkan kenikmatan serta pahala di akhirat.

Pembaca yang budiman, demikianlah bahasan singkat mengenai iman kepada hari akhir, semoga bermanfaat.  Aamiin.

Pada edisi  berikutnya,  akan dilanjutkan bahasan mengenai dasar-dasar iman yang keenam, yaitu iman kepada takdir.

Oleh : Amar Abdullah

Referensi

1.    Min Ushuuli ‘Aqidati Ahli as Sunnah wal jama’ah, Dr. Sholeh bin Fauzan

2.    Syarah Ushulil Iman, Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, dll