Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِاْلأَوَاخِرِ، مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ

“Biasanya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersungguh-sungguh pada sepuluh terakhir (bulan Ramadhan) tidak seperti kesungguhan beliau di selain malam-malam tersebut.” (HR. Muslim, no. 2845)

Sufyan ats-Tsauriy rahimahullah berkata,
Hal yang paling aku sukai bila sepuluh hari terakhir (dari bulan Ramadhan) telah masuk adalah seseorang bertahajjud dan bersungguh-sungguh-sungguh di dalamnya, membangunkan keluarga dan anaknya untuk mengerjakan shalat bila mereka mampu untuk melakukan hal itu.

(Sulaiman bin Muhammad al-Luhaimiid, ” I’anatu al-Muslim Fii Syarhi Shahih Muslim”, Kitab ash-Shiyam, 1/91)