Anas bin Malik رَضِيَ اللهُ عَنْهُ berkata,
“Kami pernah keluar bersama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ke lembah al-‘Aqiq….beliau menghadapkan wajahnya kepada Ali bin Abi Thalib رَضِيَ اللهُ عَنْهُ lalu berkata,
يَا عَلِيُّ مَا مِنْ حَبْرَةٍ إِلَّا سَنَتْبَعُهَا عَبْرَةً
يَا عَلِيُّ كُلُّ هَمٍّ مُنْقَطِعٌ إِلَّا هَمُّ النَّارِ
يَا عَلِيُّ كُلُّ نَعِيْمٍ يَزُوْلُ إِلَّا نَعِيْمُ الْجَنَّةِ
‘Wahai Ali!
Tak ada satu pun bentuk kelapangan hidup melainkan kita akan mengikutinya dengan kesedihan.
Wahai Ali!
Setiap kegelisahan dan kesusahan itu akan terputus kecuali kesusahan di dalam Neraka.
Wahai Ali!
Setiap kenikmatan akan sirna kecuali kenikmatan di dalam Surga.
(HR. Ibnu Abi Dunya dalam kitab al ‘Itibar, no. 1)
Karenanya, betapa pun susah hidupmu di dunia, itu akan terputus.
Betapa pun nikmat yang kamu rasakan di dunia, ia akan sirna.
Untuk itu, jangan pernah kamu berhenti beramal shaleh di dunia sesusah apa pun keadaanmu untuk menggapai Ridha dan rahmatNya.
Dengannya kamu dimasukkan SurgaNya, menikmati beragam kenikmatan yang tak akan hilang selama-lamanya.
(Abdullah bin Muhammad al-Baghdadi, al-I’tibar wa A’qab as-Sururi Wal Ahzani, 1/27. Dengan gubahan)