Di antara fitnah pertama dan berdampak besar terhadap perselisihan dan perpecahan kaum muslimin adalah munculnya kelompok Khawarij. Mereka adalah orang-orang yang membelot dari jama’ah Ali bin Abu Thalib setelah masalah tahkim antara dirinya dengan Muawiyah di akhir perang Shiffin.

Mereka berkumpul di Harura sebuah desa dekat Kufah. Di antara pemikiran sesat mereka adalah pernyataan bahwa Usman bin Affan telah menyeleweng di akhir pemerintahannya, maka ia harus dibunuh atau dicopot. Di antara pemikiran sesat mereka adalah mengkafirkan pelaku dosa besar selama dia tidak bertaubat. Mereka menghalalkan darah kaum muslimin yang menyelisihi mereka.

Mereka telah melakukan kerusakan besar dan menimpakan ujian berat bagi Islam. Walaupun demikian mereka mengklaim diri mereka berilmu dan bersungguh-sungguh dalam beribadah, orang pertama mereka adalah Dzul Khuwaishirah dan yang terakhir adalah Dzu Tsadyah. Mereka inilah yang dijelaskan oleh Nabi saw dalam sabdanya, “Akan muncul suatu kaum di akhir zaman, mereka masih muda (belum matang) akal mereka tidak stabil, mereka mengatakan dari ucapan manusia terbaik, mereka membaca al-Qur’an, iman mereka hanya sebatas kerongkongan, mereka menembus agama seperti anak panah menembus sasarannya. Maka di manapun kalian temui mereka maka bunuhlah karena membunuh mereka berpahala bagi yang melakukannya di sisi Allah pada hari Kiamat.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ahmad.

Dari Abu Said Al-Khudri berkata, “Ketika kami bersama Rasulullah, sementara beliau sedang membagi-bagikan sesuatu, datanglah Dzul Khuwaishirah –seorang laki-laki dari suku Tamim–. Dia berkata, ‘Ya Rasululah, berbuat adillah.’ Rasulullah bersabda, ‘Celaka kamu, siapa yang akan berbuat adil jika aku tidak berbuat adil?’ Umar bin Khattab berkata, ‘Izinkan aku untuk memenggal lehernya.’ Rasulullah menjawab, ‘Biarkan saja dia, karena dia mempunyai teman-teman, di mana kamu merasa shalatmu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan shalat mereka, begitu pula puasamu dengan puasa mereka.

Dalam riwayat lain, “Mereka membaca al-Qur’an tetapi hanya sebatas kerongkongan mereka saja. Mereka menembus agama seperti anak panah menembus sasarannya. Tanda-tanda mereka adalah seorang laki-laki yang salah satu bahunya seperti sepotong daging yang bergoyang-goyang di tempat.

Dalam riwayat lain, “Tandanya adalah bahwa di kalangan mereka terdapat seorang laki-laki yang mempunyai bahu tidak berlengan, di atas lengannya terdapat tahi lalat seperti puting susu yang ditumbuhi rambut-rambut putih.”

Abu Said berkata, “Saya bersaksi bahwa saya mendengar ini dari Rasulullah dan saya bersaksi bahwa Ali bin Abu Thalib memerangi mereka dan saya bersamanya. Maka Ali memerintahkan agar orang tersebut dicari, setelah ditemukan dia dibawa ke hadapannya, pada dirinya terdapat tanda yang telah dijelaskan oleh Rasulullah.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim.

Bukti kuat atas rusaknya Khawarij dan jauhnya mereka dari Islam adalah perintah Nabi untuk memerangi mereka, janji pahala bagi siapa pun yang melakukannya, lalu para sahabat pun memerangi mereka.

Imam Bukhari dalam Shahihnya berkata tentang mereka, “Ibnu Umar menganggap mereka sebagai makhluk terburuk, dia berkata, ‘Mereka mengambil ayat-ayat yang turun kepada orang kafir dan menerapkannya kepada orang-orang yang beriman.”

Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Mereka adalah musibah besar. Mereka memperluas akidah rusak mereka. Mereka membatalkan rajam bagi pezina muhsan, memotong tangan pencuri sampai pundak, mewajibkan shalat atas wanita haid, dan mengkafirkan orang yang tidak beramar ma’ruf dan bernahi mungkar.” Fathul Bari 12/285.

Di antara kesesatan mereka adalah mereka membunuh kaum muslimin yang melewati daerah mereka, pada saat yang sama mereka membiarkan orang-orang musyrik dan orang-orang kafir. Suatu hari seorang sahabat yang mulia Abdullah bin Khabbab bin Arat melewati mereka bersama istrinya. Mereka membunuh keduanya dan membelah perut istrinya yang sedang hamil.

Ketika Amirul Mukminin Ali bin Abu Thalib mengetahui hal itu, dia bertanya kepada mereka, “Siapa yang membunuh keduanya?” Mereka menjawab, “Kami semua membunuhnya.” Maka Ali bersiap-siap untuk memerangi mereka, dan kedua pasukan bertemu di Nahrawan yang terkenal. Ali menimpakan kepada mereka kekalahan terburuk.

Ada enam sekte atau kelompok besar di Khawarij yaitu Azariqah, Najadat, Shafariyah, Ajaridah, Ibadhiyah, Tsa’alibah. Selain mereka hanyalah cabang dari mereka.

Dan sangat disayangkan sekali pada zaman ini ada yang berusaha membangkitkan kembali pemikiran-pemikiran Khawarij dari alam kuburnya, ingin mengulang bencana mereka khususnya dalam masalah tafkir. Orang-orang tersebut telah tertipu oleh pemikiran Khawarij dan mengaguminya, akibatnya mereka mengkafirkan kaum muslimin, mengkafirkan pemerintah negeri kaum muslimin, meyakini kehalalan darah dan harta mereka. Akibatnya kerusakan dan pertumpahan darah terjadi, orang-orang yang tidak tahu-menahu pun kena akibatnya. Semoga Allah membimbing.

Hendaknya kita semuanya bertakwa kepada Allah. Ingatlah selalu sabda Nabi, “Barangsiapa yang berkata kepada saudara, ‘Hai kafir’, maka salah seorang dari keduanya pasti menanggung gelar itu.

Dalam riwayat lain, “Jika seseorang mengkafirkan saudaranya maka salah seorang dari keduanya pasti memperolehnya.

Dalam riwayat lain, “Siapa pun orang yang berkata kepada saudaranya, ‘kafir’, maka salah seorang dari keduanya pasti memperolehnya. Jika saudaranya seperti yang dia katakan, jika tidak maka ucapan itu kembali kepada dirinya.” Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Wallahu a’lam.