mmSeorang dosen bidang studi Nahwu (salah satu mata pelajaran bahasa arab) bercanda disela-sela pelajarannya, ia bertanya kepada para mahasiswa: “Siapa yang tahu alasan kenapa pada kalimat (الخِطْبَة : lamaran ) harokat huruf خ kasrah (bergaris bawah خِ ), dan pada kalimat (الخُطْبَة : Khutbah) harokat hurufnya dhammah ( خُ )?”. 

Mendengar hal itu para mahasiswa tidak bisa menjawab, maka sang dosen berkata: “Baiklah sebelum bapak memberitahu kepada kalian jawabannya, terlebih dahulu bapak ingin bertanya , harokat apa yang paling ringan pada kalimat?”

Para mahasiswa menjawab: “Kasroh ( ـِ )”

Pak dosen bertanya lagi: “Harokat apa yang paling berat pada kalimat?”

Para mahasiswa menjawab: “Dhammah ( ـُ )”

Pak dosen berkata: “Maka kesimpulannya bahwa (الخِطْبَة : lamaran ) adalah sesuatu hal yang ringan dan mudah, semua orang bisa melakukannya, apalagi di Indonesia, seorang laki-laki tak punya modal pun (hanya modal dengkul) bisa (الخِطْبَة). Namun (الخُطْبَة : Khutbah) adalah sesuatu yang berat, tidak semua orang bisa melakukannya”.