Nasehat (6): Perhatian pada Doa-doa yang Disyariatkan dan Sunnah-sunnah yang Berkaitan dengan Rumah

 

Di antara contohnya yaitu:

Doa masuk rumah:

Imam Muslim rahimahullah dalam Shahihnya meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ لَا مَبِيتَ لَكُمْ وَلَا عَشَاءَ وَإِذَا دَخَلَ فَلَمْ يَذْكُرْ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ أَدْرَكْتُمْ الْمَبِيتَ وَإِذَا لَمْ يَذْكُرْ اللَّهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ أَدْرَكْتُمْ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ

“Jika seorang laki-laki masuk ke dalam rumahnya kemudian menyebut nama Allah Ta’ala ketika dia masuk dan ketika makan, setan berkata, ‘Kamu tidak punya (jatah) tempat tidur dan tidak pula (jatah) makan di sini’. Dan jika ia masuk dan tidak menyebut nama Allah ketika ia masuk, maka setan berkata, ‘Kamu mendapatkan (jatah) tempat tidur’. Dan jika tidak menyebut nama Allah ketika makan, setan berkata, ‘Kamu mendapat (jatah) tempat tidur dan makan’.” (Hadits riwayat Imam Muslim, 3/1599;  Imam Ahmad, Al-Musnad, 3/346).

 

Doa keluar rumah:

Dalam Sunan, Imam Abu Daud rahimahullah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ قَالَ يُقَالُ حِينَئِذٍ هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ

“Jika seorang laki-laki keluar dari rumahnya kemudian mengatakan, ‘Bismillahi Tawakkaltu ‘alallahi La haula wala quwwata illa billahi’ ‘Dengan Nama Allah, aku bertawakkal (menggantungkan diri) kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah’, niscaya akan dikatakan kepadanya, ‘Cukuplah bagimu, engkau telah diberi petunjuk, engkau telah dicukupi dan dijaga’, sehingga setan menyingkir daripadanya. Lalu setan lain berkata kepadanya, ‘Bagaimana kamu dapat (menggoda) laki-laki yang telah ditunjuki, dicukupi dan dijaga?’.” (Hadits riwayat Abu Daud, 5095; At-Tirmidzi, 3426; Shahihul Jami’, hadits no. 499).

 

Siwak:

Dalam Shahihnya, Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwasanya ia berkata,

كَانَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ بَدَأَ بِالسِّوَاكِ

“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika masuk rumahnya beliau memulai dengan siwak.” (Hadits riwayat Muslim, 44).

 

Referensi:

40 Nasehat Memperbaiki Rumah Tangga, Muhammad Shaleh Al-Munajjid, Yayasan Al-Sofwa, Jakarta, Cetakan 1, Jumadil Ula 1418 H – September 1997.