Telah maklum bahwa turunnya al-Qur’an itu sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an terjadi di bulan Ramadhan. Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ

Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an…(al-Baqarah: 185).

Dan bahwa hal tersebut terjadi pada malam Lailatul Qadar, yang merupakan malam yang penuh keberkahan, sebagaimana firman-Nya,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam qadar.” (al-Qadar: 1)

وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ. إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

“Demi Kitab (al-Qur’an) yang jelas. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan.” (ad-Dukhan: 2-3).

Diturunkan untuk Memperingatkan

Firman-Nya, إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ   “Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan,” yakni, sesungguhnya Kami yang memberi peringatan kepada manusia dengan apa-apa yang akan memberikan manfaat kepada mereka dan membahayakan mereka, di mana hal tersebut dilakukan melalui pengutusan para Rasul dan penurunan kitab-kitab (al-Qur’an dan yang lainnya) untuk menegakkan hujjah Allah atas hamba-hamba-Nya (At-Tafsir al-Muyassar, 9/52).

Maka, diturunkannya al-Qur’an itu adalah untuk memperingatkan bukan untuk diperingati. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-,

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ

“Dan demikianlah Kami wahyukan al-Quran kepadamu dalam bahasa Arab, agar engkau memberi peringatan kepada penduduk ibukota (Mekkah) dan penduduk (negeri-negeri) di sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul (Kiamat) yang tidak diragukan adanya. Segolongan masuk Surga dan segolongan masuk Neraka.” (asy-Syura: 7).

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-  juga berfirman,

وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ . نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ . عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ . بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ

“Dan sungguh, (al-Qur’an) ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan seluruh alam, Yang dibawa turun oleh Ar-Ruhul Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar engkau termasuk orang yang memberi peringatan, dengan  bahasa Arab yang jelas.” (Qs. asy-Syu’ara: 192-195).

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-  juga berfirman,

تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا

Maha suci Allah yang telah menurunkan Furqan (al-Qur’an) kepada hamba-Nya (Muhammad), agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia) (al-Furqan: 1).

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-  juga berfirman,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا . قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا

“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (al-Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok, sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik.”  (al-Kahfi: 1-2).

 

Peringatan Salah Satu Isi al-Qur’an

Dari sini, kita mendapatkan isyarat bahwa salah satu isi atau kandungan dari al-Qur’an, kitab yang diturunkan oleh Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- sebagai wahyu kepada Rasulullah -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-, adalah ‘peringatan’. Karena Rasulullah -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- diperintahkan untuk memberi peringatan dengan al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- kepadanya,

وَأَنْذِرْ بِهِ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْ يُحْشَرُوا إِلَى رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُمْ مِنْ دُونِهِ وَلِيٌّ وَلَا شَفِيعٌ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

“Peringatkanlah dengannya itu orang yang takut akan dikumpulkan menghadap Tuhannya (pada hari Kiamat), tidak ada bagi mereka pelindung dan pemberi syafa’at (pertolongan) selain Allah, agar mereka bertakwa.” (al-An’am: 51).

Yakni, berilah peringatan wahai Rasul dengan al-Qur’an kepada orang-orang yang menyadari bahwa mereka akan dikumpulkan kepada Rabb mereka, mereka percaya kepada janji Allah dan ancaman-Nya, mereka tidak memiliki penolong yang akan membantu mereka selain Allah, tidak memiliki pemberi syafa’at yang akan membantu mereka di sisi Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- sehingga mengentaskan mereka dari siksa-Nya. Semoga mereka bertakwa kepada Allah dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. (At-Tafsir Al-Muyassar, 2/346).

 

Hikmah dan Faedah Peringatan

Rasulullah -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- diutus oleh Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- di antara tugasnya adalah agar menyampaikan risalah-Nya,  memberi peringatan kepada manusia semuanya. Sebagaimana firman-Nya,

إِنَّمَا أَنْتَ مُنْذِرٌ 

“Sesungguhnya engkau hanyalah seorang pemberi peringatan.”  (ar-Ra’d: 7).

Tentu perkara yang sedemikian penting ini memiliki hikmah dan faedah yang banyak. Di antaranya adalah :

Pertama, Agar penyampaian Nabi –صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ– sampai ke segenap alam.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى -berfirman,

لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا 

Agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia).” (al-Furqan: 1).

Kedua, Agar penyampaian Nabi –صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ– yang telah sampai kepada setiap orang yang sampai kepadanya al-Qur’an menjadi hujjah yang telah ditegakkan kepadanya.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَذَا الْقُرْآنُ لِأُنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ

“Al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai (al-Qur’an kepadanya).” (al-An’am: 19).

Ketiga, Agar pengajaran al-Qur’an sampai kepada orang-orang yang hidup di atas muka bumi ini.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ . لِيُنْذِرَ مَنْ كَانَ حَيًّا وَيَحِقَّ الْقَوْلُ عَلَى الْكَافِرِينَ

“Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang jelas, agar dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan agar pasti ketetapan (azab) terhadap orang-orang kafir.”  (Yasin: 69-70).

Keempat, Untuk memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

تَنْزِيلَ الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ . لِتُنْذِرَ قَوْمًا مَا أُنْذِرَ آبَاؤُهُمْ فَهُمْ غَافِلُونَ

“(Sebagai wahyu) yang diturunkan oleh (Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang. Agar engkau memberi peringatan kepada suatu kaum yang nenek moyangnya belum pernah diberi peringatan, karena itu mereka lalai.” (Yasin: 5-6).

Kelima, Sebagai pemberitahuan dan pengenalan bahwa Allah –سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى– itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, namun siksa-Nya keras.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا . قَيِّمًا لِيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ

“Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (al-Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok, sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya.” (Qs. al-Kahfi : 1-2).

Keenam, Untuk memberi peringatan terhadap para penentang atau pembangkang bahwa Allah –سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى– lebih kuat daripada mereka, meski demikian Dia –سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى– memperingatkan mereka agar mereka mengikuti jalan-Nya yang terbaik dan paling bermanfat bagi mereka.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

فَإِنَّمَا يَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ لِتُبَشِّرَ بِهِ الْمُتَّقِينَ وَتُنْذِرَ بِهِ قَوْمًا لُدًّا

“Maka sungguh, telah Kami mudahkan (al-Qur’an) itu dengan bahasamu (Muhammad), agar dengan itu engkau dapat memberi kabar gembira kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar engkau dapat memberi peringatan kepada kaum yang membangkang.” (Maryam: 97).

Ketujuh, Allah –سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىmenjadikan tabiat manusia cinta kepada dunia dan perhiasannya, menyepelekan akibat buruk, dan sering lupa akan adanya hari di mana ia harus meninggalkan dunia yang fana ini. Karenanya Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- memperingatkan mereka dengan janji dan ancaman, mengingatkan mereka bahwa mereka akan berdiri di hadapan Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, memperingatkan mereka dari mengikuti setan, memperingatkan mereka dari memperturutkan hawa nafsu yang cenderung kepada kelezatan kehidupan dunia. Hal tersebut dimaksudkan agar mereka memperoleh kebahagiaan di dua kehidupan ; kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman memperingatkan mereka, agar mereka berpaling dari kondisi orang-orang yang kecenderungannya ingkar dan durhaka kepada-Nya, sombong di bumi tidak mengindahkan kebenaran.

وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke Neraka (seraya dikatakan kepada mereka), “Kamu telah menghabiskan (rezeki) yang baik untuk kehidupan duniamu, dan kamu telah bersenang-senang (menikmati)nya; maka pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan, karena kamu sombong di bumi tanpa mengindahkan kebenaran, dan karena kamu berbuat durhaka (tidak taat kepada Allah).” (Qs. al-Ahqaf : 20).

Kedelapan,  Agar bersiap diri untuk menghadap Allah dan berdiri di hadapan-Nya, beramal untuk mendapatkan tempat kembali penduduk Surga dan menjauhkan diri dari tempat kembali penduduk Neraka. Karenanya, Allahسُبْحَانَهُ وَتَعَالَىmengingatkan mereka hal ini agar mereka mempersiapkan diri.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْآزِفَةِ إِذِ الْقُلُوبُ لَدَى الْحَنَاجِرِ كَاظِمِينَ مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلَا شَفِيعٍ يُطَاعُ

Dan berilah mereka peringatan akan hari yang semakin dekat (hari Kiamat, yaitu) ketika hati (menyesak) sampai di kerongkongan karena menahan kesedihan. Tidak ada seorang pun teman setia bagi orang yang zalim dan tidak ada baginya seorang penolong yang diterima (pertolongannya). (Qs. Ghafir : 18).

Itulah beberapa hikmah dan faedah dari peringatan al-Qur’an yang disampaikan oleh utusan-Nya Muhammad –صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- sebagai seorang pemberi peringatan. (Al-Indzar Al-Ilahiy Fii al-Qur’an al-Karim, 1/14-15).

 

Aneka Ragam Peringatan al-Qur’an

Siapa yang memperhatikan al-Qur’an, niscaya ia mendapatkan bahwa peringatan-peringatan yang disebutkan dalam al-Qur’an beraneka ragam,  antara lain,

1-Peringatan dengan kehinaan di dunia dan azab yang besar di Akhirat

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُوا أَوْ يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلَافٍ أَوْ يُنْفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Hukuman bagi orang-orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kerusakan di bumi, hanyalah dibunuh atau disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka secara silang, atau diasingkan dari tempat kediamannya. Yang demikian itu kehinaan bagi mereka di dunia, dan di akhirat mereka mendapat azab yang besar.” (al-Maidah: 33).

Dalam ayat lain, Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ وَسَعَى فِي خَرَابِهَا أُولَئِكَ مَا كَانَ لَهُمْ أَنْ يَدْخُلُوهَا إِلَّا خَائِفِينَ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang melarang di dalam masjid-masjid Allah untuk menyebut nama-Nya, dan berusaha merobohkannya? Mereka itu tidak pantas memasukinya kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). Mereka mendapat kehinaan di dunia dan di akhirat mendapat azab yang berat.” (al-Baqarah: 114).

2-Peringatan dengan adanya kehidupan di alam barzakh dan azabnya.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ

Kepada mereka diperlihatkan Neraka, pada pagi dan petan, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Lalu kepada Malaikat diperintahkan), “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras !” (Qs. Ghafir: 46).

Ar-Raziy -رَحِمَهُ اللهُ- berkata, “Para sahabat kami berhujjah dengan ayat ini akan adanya azab kubur…bahwa diperlihatkannya Neraka, pada pagi dan petang itu (kepada mereka) terjadi setelah kematian dan sebelum hari Kiamat (yakni, di alam barzah). Dan, hal tersebut menunjukkan akan adanya siksa kubur bagi mereka, dan bila hal tersebut (azab kubur) berlaku bagi mereka maka berlaku pula bagi selain mereka, karena tak seorang pun mengatakan adanya perbedaan (antara mereka dan selain mereka dalam hal tersebut).” (Mafatih al-Ghaib, 4/133).

Salah satu bentuk azab kubur adalah apa yang dikatakan ‘Aisyah -رَضِيَ اللهُ عَنْهَا-, “Celaka bagi orang yang gemar bermaksiat dari kalangan penduduk kuburan. Akan masuk ke dalam kubur mereka ular-ular hitam, seekor berada pada kepalanya dan seekor lagi berada pada kedua kakinya. Kedua ekor ular tersebut mematuknya, hingga keduanya bertemu pada bagian tengah orang tersebut. Azab itu terjadi di alam barzakh yang Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- firmankan,

وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“Dan dihadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan” (al-Mukminun : 100)” (ad-Durru al-Mantsur, 6/114)

Karenanya, Nabi -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- memerintahkan kepada kita agar kita berdoa kepada Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- memohon perlindungan kepada-Nya dari azab kubur. Seraya bersabda,

عُوذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ عُوذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ عُوذُوا بِاللَّهِ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ عُوذُوا بِاللَّهِ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

“Mohon perlindunganlah kalian kepada Allah dari  azab Allah. Mohon perlindunganlah kalian kepada Allah dari azab kubur. Mohon perlindunganlah kalian kepada Allah dari fitnah al-Masih ad-Dajjal. Mohon perlindunganlah kalian kepada Allah dari fitnah hidup dan mati.” (Shahih Muslim, no. 1357).

Dan, beliau -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- sendiri juga berlindung dari azab kubur, bahkan di dalam shalat yang merupakan sebaik-baik amal seorang hamba. Sebagaimana ‘Aisyah -رَضِيَ اللهُ عَنْهَا- salah seorang istri beliau- menceritakan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَدْعُو فِي الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ…اَلْحَدِيْث

“Bahwa Rasulullah-صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-biasa berdoa di dalam shalat dengan mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur …” (Shahih al-Bukhari, no. 832).

3-Peringatan dengan akan berhenti dan berdirinya seseorang pada hari penyesalan.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَأَنْذِرْهُمْ يَوْمَ الْحَسْرَةِ إِذْ قُضِيَ الْأَمْرُ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ وَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ

“Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus, sedang mereka dalam kelalaian dan mereka tidak beriman.” (Maryam: 39).

يَوْمُ الْحَسْرَةِ (hari penyesalan), tanpa ada keraguan bahwa hari itu adalah hari Kiamat. Yaum al-Hasrah adalah salah satu nama dari nama-nama hari Kiamat, di mana Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- mensifati dalam ayat ini bahwa pada hari tersebut banyak orang dari penduduk Neraka yang menyesal. Dikatakan juga bahwa penyesalan tersebut terjadi pula pada penduduk Surga bila mana ia tidak tergolong ke dalam golongan orang-orang yang paling dulu masuk ke dalamnya dan mencapai derajat yang tinggi di dalamnya.

Kata اَلْحَسْرَةُ  pada asal maknanya adalah merasa sedih dan sempit. Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- memberikan peringatan tentang keadaan hari ini supaya seseorang berupaya agar tidak menjadi golongan mereka, orang-orang yang menyesal ketika itu (Lihat, At-tafsir Al-Kabir, 21/187, dengan sedikit gubahan). Maka, di sana ada suatu hari di mana orang-orang bakal menyesal ketika itu dengan penyesalan yang sangat luar biasa. Pelaku keburukan akan menyesali keburukan-keburukannya. Pelaku kebaikan akan menyesal akan sedikitnya kebaikan yang telah dilakukannya (padahal kesempatan untuk melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya terbuka lebar). Kedua golongan itu akan dimasukkan ke dalam tempatnya masing-masing. Pelaku kebaikan dimasukkan ke dalam Surga. Pelaku keburukan dimasukkan ke dalam Neraka. (Lihat, Tafsir al-Baidhawiy, 4/17, dengan sedikit gubahan).

Karena itu, Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا

“Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepada kalian azab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata,’Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah.” (an-Naba: 40).

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- juga berfirman,

قَدْ خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

“Sungguh rugi orang-orang yang mendustakan pertemuan dengan Allah; sehingga apabila Kiamat datang kepada mereka secara tiba-tiba, mereka berkata, “Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang Kiamat itu,” sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Alangkah buruknya apa yang mereka pikul itu.” (al-An’am: 31).

4-Peringatan dengan Neraka Jahannam

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- telah memperingatkan seluruh manusia dari neraka, dan bahwa orang-orang yang disiksa di dalamnya al-Qur’an membaginya menjadi beberapa golongan. Antara lain,

a. Bahwa Nereka merupakan tempat kembali yang abadi bagi orang-orang kafir.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman tentang tempat kembali orang-orang kafir, seraya memberi peringatan kepada yang lain,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ أَنَّ لَهُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا وَمِثْلَهُ مَعَهُ لِيَفْتَدُوا بِهِ مِنْ عَذَابِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ . يُرِيدُونَ أَنْ يَخْرُجُوا مِنَ النَّارِ وَمَا هُمْ بِخَارِجِينَ مِنْهَا وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang kafir, seandainya mereka memiliki segala apa yang ada di bumi dan ditambah dengan sebanyak itu (lagi) untuk menebus diri mereka dari azab pada hari Kiamat, niscaya semua (tebusan) itu tidak akan diterima dari mereka. Mereka (tetap) mendapat azab yang pedih. Mereka ingin keluar dari Neraka, tapi tidak akan dapat keluar dari sana. Dan mereka mendapat azab yang kekal.” (al-Maidah: 36-37).

b. Bahwa Neraka merupakan tempat kembali para pelaku riba.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (al-Baqarah: 275).

c. Bahwa Neraka merupakan tempat kembali orang-orang yang murtad

 Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Barang siapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (al-Baqarah: 217).

d. Bahwa Neraka merupakan tempat kembali orang-orang yang menyekutukan Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ

“Sungguh, orang-orang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.” (al-Bayyinah: 6).

e. Bahwa Neraka merupakan tempat kembali orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- dan menyombongkan diri terhadapnya.  

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ . لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka, dan mereka tidak akan masuk Surga, sebelum unta masuk ke dalam lobang jarum. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat.

Bagi mereka tikar tidur dari api Neraka dan di atas mereka ada selimut (api Neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zalim” (al-A’raf: 40-41).

f. Bahwa Neraka merupakan tempat kembali orang-orang Munafik

 Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا

“Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari Neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” ( an-Nisa: 145).

g. Bahwa Neraka merupakan tempat kembali orang-orang yang berbuat kejahatan.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَالَّذِينَ كَسَبُواْ السَّيِّئَاتِ جَزَاءُ سَيِّئَةٍ بِمِثْلِهَا وَتَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ مَّا لَهُم مِّنَ اللّهِ مِنْ عَاصِمٍ كَأَنَّمَا أُغْشِيَتْ وُجُوهُهُمْ قِطَعاً مِّنَ اللَّيْلِ مُظْلِماً أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Adapun orang-orang yang berbuat kejahatan (akan mendapat) balasan kejahatan yang setimpal dan mereka diselubungi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan wajah mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita. Mereka itulah penghuni Neraka, mereka kekal di dalamnya. (Yunus: 27).

Tentang “السَّيِّئَاتِ” (kejahatan) dalam ayat ini, para ahli tafsir berbeda pendapat tentang maksudnya.

Ada yang mengatakan, ‘Syirik kepada Allah’. (Lihat, Zaadul Masir, 4/25, Tanwir al-Miqbas, 1/221, Tafsir Muqatil bin Sulaiman, 2/90, Tafsir as-Siraj al-Munir, 2/14).

Ada yang mengatakan, ‘Syirik dan kemaksiatan’.(Lihat, Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah, at-Tafsir, 2/394, Tafsir Abi Sa’ud, 4/138)

 Ada yang mengatakan,’al-Kabair’(dosa-dosa besar). (Lihat, Fathul Qadir, 2/636).

Ada yang mengatakan,”Tidak memenuhi seruan Allah, mengingkari dan menentang perintah Allah” (Lihat, Tafsir al-Qathan, 2/189).

Ada yang mengatakan, “Melakukan kemaksiatan-kemaksiatan. Dan, ada yang mengatakan, (melakukan) kesyirikan.” (Lihat, Tafsir al-Qurthubiy, 8/332).

Ada yang mengatakan, ‘Melakukan keburukan-keburukan di dunia, bermaksiat dan menentang Allah, kafir terhadap-Nya dan terhadap Rasul-Nya (Lihat, Tafsir ath-Thabariy, 15/73).

Ada yang mengatakan, ‘Amal-amal buruk yang menyebabkan murka Allah, berupa beragam bentuk kekufuran, pendustaan, dan beragam kemaksiatan-kemaksiatan.’ (Lihat, Tafsir as-Sa’diy, 1/362).

Ada yang mengatakan, ‘Keburukan-keburukan di sini mencakup kekufuran dan berbagai bentuk kemaksiatan-kemaksiatan’ (Tafsir ats-Tsa’alibiy, 2/176, al-Muharrar al-Wajiz, 3/131, Tafsir al-Khazin, 3/187).

Ada yang mengatakan, “Menyekutukan Allah, menyembah patung dan berhala, matahari, bulan, dan Malaikat. Kesemua ini termasuk keburukan.” (Lihat, Bahru al-‘Ulum, 2/113).

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- juga berfirman,

بَلَى مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Bukan demikian! Barang siapa berbuat keburukan dan dosanya telah menenggelamkannya, maka mereka itu penghuni Neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (Qs. al-Baqarah : 81).

Yakni, Hukum Allah tetap, bahwa pelaku dosa-dosa yang menyeretnya kepada kekufuran, dosa-dosanya melingkupinya dari segala arah. Hal ini ini hanya terjadi pada orang yang mempersekutukan Allah. Mereka adalah orang-orang Musyrikin lagi kafir, yang akan menjadi penghuni Neraka Jahannam untuk selama-lamanya, tidak akan pernah terputus darinya. (at-Tafsir al-Muyassar, 1/95).

Itulah beberapa contoh peringatan al-Qur’an. Semoga peringatan-peringatan al-Qur’an tersebut menjadikan kita waspada dan semakin hati-hati dalam meniti jalan kehidupan di dunia ini sehingga kita selamat tidak hanya di dunia saja namun juga di akhirat nantinya. AminWallahu A’lam. (Redaksi).

 

Referensi :

  1. Ad-Durru al-Mantsur, Abdurrahman bin al-Kamal Jalaluddin as-Suyuthiy
  2. Al-Indzar Al-Ilahiy Fii al-Qur’an al-Karim, Mutsna ‘Ulwan az-Zaidiy
  3. At-Tafsir Al-Muyassar, Dr. Hikmat Basyir et. al.
  4. Mafatih al-Ghaib, Fakhruddin Muhammad bin Umar ar-Raziy
  5. Shahih al-Bukhari, Muhammad bin Ismail al-Bukhariy
  6. Shahih Muslim, Muslim bin al-Hajj an-Naisaburiy
  7. Dan lain-lain