paluuJAKARTA – Bulan puasa sudah menjelang. Sebagaimana biasanya, untuk menetapkan awal Ramadlan, Kementerian Agama akan menggelar sidang itsbat (penetapan). Hanya berbeda dengan sebelumnya, proses sidang itsbat awal Ramadlan 1435H tidak akan disiarkan secara langsung.

“Banyak masukan yang datang ke kami yang menyarankan sebaiknya proses diskusi dalam sidang itsbat tidak perlu ditayangkan secara langsung melalui televisi,” terang Menag Lukman Hakim Saifuddin saat ditemui di ruang kerjanya, Jakarta, Jumat (20/06).

Namun demikian, Menag memastikan bahwa hasil dari sidang istbat tetap akan disampaikan secara langsung kepada masyarakat melalui siaran langsung televise. Sebab, hasil itulah yang memang sangat ditunggu oleh publik.

“Hasil atau kesimpulannya seperti apa, lalu keputusannya bagaimana, itu yang ditunggu masyarakat, dan karenanya pers perlu meliput itu,” terangnya.

Menag menjelaskan bahwa pembahasan dalam proses sidang menyangkut hal yang sangat teknis terkait penentuan awal bulan, ilmu perbintangan, dan teknis hisab-rukyat yang belum tentu bisa dipahami oleh masyarakat, apalagi jika tidak mengikutinya secara utuh. Hal itu dikhawatirkan berpotensi menimbulkan kesalahpahaman.

“Ketidakpahaman ini bisa menimbulkan kesalahpahaman. Karenanya banyak masukan agar proses diskusi tidak perlu ditayangkan secara langsung,” papar Menag.“Ini juga hasil masukan dari banyak pihak. Lebih baik prosesnya tidak perlu, yang penting kan hasilnya,” tambahnya.

Sebelumnya, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Muchtar Ali, Kamis (19/06), menjelaskan bahwa Ditjen Bimas Islam Kemenag akan menyelenggarakan lokakarya yang membahas penentuan awal Ramadlan 1435H. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, lokakarya yang akan dihadiri para pakar hisab-rukyat dan astronomi ini tidak diadakan berbarengan dengan pelaksanaan sidang itsbat.

“Lokakarya ini akan dilaksanakan pada 25 – 26 Juni 2014,” terang Muchtar Ali.

Hal ini, lanjut Muchtar Ali, lokakarya yang rencananya akan dilaksanakan di Hotel Millenium Jakarta ini merupakan media edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait penentuan awal bulan tahun Hijriyah.

“Masyarakat dipersilahkan untuk menghadiri lokakarya ini sehingga diharapkan akan memperoleh pengetahuan yang cukup terkait hisab-rukyat,” jelas Muchtar Ali. (kemenag)