Mencegah Diri Untuk Tidak Melakukan Fitnah

Allah Subhaanahu Wata’aala telah memberi karunia kepada hamba-hamba-Nya dengan menyatukan hati mereka dan memadukan kebersamaan mereka, Allah berfirman: “Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah) kamu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara.” (Ali Imran: 103), dalam ayat lain disebutkan: “Sesungguhnya orang-orang Mu’min adalah bersaudara.” (Al-Hujurat: 10). Setiap orang yang berusaha untuk menyalakan api permusuhan dan kebencian di antara kaum mukmin, berarti ia telah melanggar ketentuan Allah dan telah melakukan perbuatan maksiat, Allah Subhaanahu Wata’aala berfirman:
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu.” (Al-Maa’idah: 91).

Barangsiapa ingin mengobati lidahnya dari namimah, maka hendaklah ia menyibukkan dirinya dengan berzikir kepada Allah dan hal-hal lain yang bermanfaat, kemudian hendaklah ia ingat:

  • Bahwa ia akan menghadapi murka Allah dan akan mendapat siksaan dari Allah.

  • Hendaklah ia menyadari bahwa perbuatan itu memiliki dampak buruk yang amat besar di dalam hati manusia yaitu merusak tali kasih sayang dan menghancurkan keharmonisan rumah tangga.

  • Hendaklah ia ingat akan ayat-ayat dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang mengecam perbuatan fitnah, kemudian hendaklah ia menjaga lidahnya dalam berbicara.

  • Hendaklah ia menebarkan rasa kasih sayang di antara sesama kaum Muslimin, mengingat-ingat perbuatan baik mereka dan menjaga kehormatan mereka saat mereka tidak ada.

  • Hendaknya ia mengetahui bahwa jika ia dapat menjaga lidahnya maka hal itu adalah salah satu sebab yang dapat memasukkan dirinya ke dalam Surga.

  • Bahwa barangsiapa yang membuka aib orang lain maka Allah akan membuka aibnya dan akan mempermalukannya walaupun aib itu ada di dalam rumahnya.

  • Hendaknya ia mencari teman bergaul yang shalih yang dapat membawa dirinya pada kebaikan, sehingga pergaulan dipenuhi dengan kebaikan dan dzikir.

  • Hendaknya ia yakin bahwa orang yang membicarakan tentang aib orang lain di dunia, kelak pada hari Kiamat mereka akan menjadi musuhnya.

  • Hendaknya ia mengingat mati dan singkatnya kehidupan dunia, mengingat bahwa ajal adalah sangat dekat dan betapa dekatnya saat untuk menuju kepada kehidupan akhirat.

Wahai saudaraku,… ingatlah bahwa seseorang yang berbuat fitnah adalah layak untuk dibenci, tidak dipercaya kata-katanya dan layak untuk tidak diajak bergaul, karena ia tidak takut kepada Allah dan tidak bisa menjaga kehormatan kaum Muslimin, malah sebaliknya ia menyukai perpecahan dan menanamkan benih-benih perpecahan dalam kehidupan sesamanya.

Maka jangan biarkan pelaku fitnah menodai kehidupan dalam bermasyarakat dan jangan biarkan ia melumuri pendengaranmu dengan berbagai macam dosa dan maksiat, akan tetapi jadilah anda orang yang mengajak untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan mungkar. Laranglah ia dari berbuat demikian dengan sekeras-kerasnya, nyatakan kepadanya bahwa betapa buruknya perbuatan itu, jangan relakan pendengaran anda untuk mendengarkannya, dan mohonlah kepada Allah agar dihindarkan dari perbuatannya.

Semoga Allah tetap menjaga ucapan, pendengaran dan penglihatan anda