Talak atau cerai adalah hantu rumah tangga yang ditakuti oleh suami atau istri. Talak? Siapa tak takut? Jangankan wujudnya, bayang-bayangnya saja sudah menyeramkan, maka demi terwujudnya kebahagiaan rumah tangga, hendaknya kehidupan suami istri terbebas dari bayang-bayang talak, hak-hak wanita sebagai istri dalam Islam harus dihormati, hendaknya dia dipandang dengan pandangan Islam yang adil, sehingga dia merasa bahwa dialah pendamping satu-satunya selama hidup. Hendaknya ikatan suci suami istri tidak terputus hanya karena sebab-sebab yang sepele, sebaliknya tetap semangat dan berusaha menjaganya dan memperbaikinya dengan segala cara.

Harus ada kesepahaman di antara suami istri, sehingga setiap sebab yang memicu persoalan dalam rumah bisa terkikis, hendaknya talak bukan satu-satunya cara mengatasi persoalan suami istri, masing-masing dari suami istri harus bersabar terhadap yang lain, agar keduanya hidup dalam kegembiraan, keduanya saling mempercayai, suami percaya kepada istri dan sebaliknya, jika tidak ada kepercayaan maka tidak ada ketenangan, tidak ada kebahagiaan dalam hidup, hendaknya kecenderungan keduanya seiring dan sejalan, kecintaan di antara keduanya terjalin rapat, keikhlasan terwujud dengan sempurna, hendaknya masing-masing berusaha mendapatkan kerelaan dari yang lain, tidak menyintai dan mementingkan diri, sehingga kebahagiaan dalam rumah tangga bisa terealisasikan.

Betapa indahnya perasaan yang mulia di antara suami istri, pada saat suami misalnya mengusulkan kepada istri untuk membeli beberapa pakaian yang dibutuhkan oleh istri, lalu istri berkata kepada suami, “Bapak lebih membutukan daripada aku, lebih baik pakaiannya untuk bapak, saat ini aku belum memerlukan baju.”

Betapa indah kehidupan rumah tangga manakala ia diikat oleh cinta, kebahagian, keikhlasan, kebersamaan dalam perasaan, saling menolong dan memahami, saling percaya dan melupakan diri sendiri.

Terkadang istri meminta talak dengan alasan hajat finansial atau karena suami miskin atau sakit, dalam batas tertentu dimaklumi, akan tetapi istri wajib mengingat bahwa seharusnya dia ikut berbagi bersama suami dalam suka dan duka, kaya dan miskin, sehat dan sakit, bahagia dan sengsara, ikut memikul segala kesulitan bersamanya, bepergian bersamanya ke arah manapun sehingga keduanya berhasil menaklukkan waktu secara bersama dan meraih kebahagiaan yang diidam-idamkan dalam hidup secara bersama pula.

Jika suami belum berhasil dalam pekerjaan pada hari ini, maka hendaknya istri membantunya sehingga dia berhasil padanya, karena keberhasilan hadir fase demi fase, setelah kelelahan dan perjuangan, pada saat itulah kenikmatan, pada saat suami berhasil, suami harus membiarkan istri menikmati keberhasilan ini bersamanya dan berbagi kebahagiaan bersamanya.

Agar kebahagiaan suami istri terwujud, maka suami harus ikhlas kepada istri dan sebaliknya, masing-masing menghargai yang lain, suami tidak semena-mena terhadap istri dan istri tidak meremehkan suami, masing-masing harus dihargai oleh yang lain, suami bersikap lembut dalam menjawab ucapannya dan sebaliknya, suami harus ingat bahwa istri mempunyai kepribadian yang harus dihormati, jangan turut campur dalam segala urusannya, jangan menganggapnya alat yang terbuang, akan tetapi menganggapnya sebagai anggota yang berperan di dalam rumahnya dan bertanggung jawab menatanya.

Suami harus mengorbankan segala sesuatu demi ketentraman istri dan sebaliknya, keduanya hendaknya saling bertukar pikiran dan pendapat dalam perkara-perkara hidup dan masa depan anak-anak agar semuanya merasakan kebahagiaan, tukar menukar perasaan di antara suami istri merupakan dasar kebahagiaan rumah tangga. Dengan itu insya Allah bayang-bayang talak akan jauh dari rumah Anda. Semoga.