Khutabah Pertama

Amma ba’du :

Ayyuhal muslimun ! Bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wata’ala, karena takwa adalah bekal terbaik yang bisa disimpan. Dan rasakanlah selalu pengawasan Allah dalam setiap urusan anda, baik yang tersembunyi maupun yang nyata .

Ibadallah! Siapa pun tahu besar kebutuhan manusia akan air, makanan, matahari, udara, pakaian dan obat-obatan. Akan tetapi, tahukah anda, wahai hamba-hamba Allah, apa yang lebih penting dari pada itu semua ? yaitu sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari hidup manusia, karena segala urusannya tidak bisa berjalan dengan baik tanpa keberadaannya. Urgensinya melebihi apa pun yang dianggap penting dan mendesak. Kebutuhan terhadapnya lebih besar daripada kebutuhan lainnya. Karena sesungguhnya ia adalah makanan, pakaian dan obat yang hakiki bagi manusia. Sebab, apabila manusia tidak memilikinya, mereka akan rugi di dunia dan Akhirat. Na’udzu billahi min dzalik! Itu adalah iman dan akidah, sebagai ilmu dan amal, perilaku dan jalan hidup.

Sesungguhnya salah satu kelebihan yang diberikan kepada umat Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ialah bahwa Allah menunjukkan mereka kepada agama yang benar ini. Lalu Allah memilih akidah yang paling benar dan paling bersih, metode yang paling sempurna dan paling tinggi, ibadah yang paling mudah dan paling jernih, dan akhlak yang paling mulia dan paling suci untuk diberikan kepada mereka (umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,)

Ayyuhal muslimun! Ya hamatal akidah wa hurrasal millah! Salah satu keistimewaan umat ini yaitu umat ini adalah ‘’umat akidah’’. Inilah rahasia terbesar dalam hal kekuatan peribadi mereka dan bangunan peradaban mereka serta resep paling berharga dalam bangunan kejayaan dan kemenangan mereka yang terus menerus.

Sepanjang zaman dan sepanjang masa isu-isu akidah akan tetap ada dan harus tetap menjadi isu utama dan terpenting. Serta menjadi landasan dan pondasi bagi semua perhatian seorang muslim, baik dalam tataran ilmu , amal, maupun dakwah. Terutama pada masa-masa belakangan ini yang banyak godaan dan perubahan, syahwat dan syubhat menyebar luas, serangan dan tantangan semakin besar, kesulitan dan krisis semakain berat.

Oleh karena itu, kita harus membekali diri dengan senjata akidah. Karena di muka bumi ini tidak ada satu pun kekuatan yang bisa menandingi atau bahkan mendekati kekuatan akidah dalam menjamin keshalihan individu dan kestabilan masyarakat. Sesungguhnya akidah adalah klep pengaman dan kekacauan, kekosongan jiwa, kehampaan rohani, pelecehan terhadap akal sehat, penistaan dalam berbagai kebatilan. Kemudian menjadi akhir yang jelek dan penutup yang kekal. Kita berlindung kepada Allah dari murkaNya dan siksaNya yang sangat pedih .

Ummatal Islam! Kita sangat membutuhkan generasi penerus yang memiliki senjata akidah. Mereka hidup dengan akidahnya dan untuk akidahnya. Akidah itu menjadi mencusuar mereka di dalam ilmu dan amal, menjadi timbangan mereka di dalam berteman dan bermusuhan, menjadi simbol mereka di dalam marah dan senang, dan menjadi undang-undang mereka di dalam mendidik dan memperbaiki. Mereka membersihkan akidahnya dari penyimpangan orang-orang yang berlebih-lebihan, pengakuan orang-orang yang mengada-ada, dan penakwilan orang-orang yang bodoh. Sesungguhnya tanggung jawab dan amanah orang tua, keluarga, lembaga pendidikan, saluran edukasi, serta praktisi pendidikan, dakwah dan perbaikan dalam masalah ini sangat besar. Peran mereka harus muncul di arena pembangunan untuk segala hal yang benar dan baik, dan pemberantasan untuk segala hal yang salah dan buruk.

Batu bata pertama di bidang dakwah dan penyadaran harus dihancurkan kepada akidah dalam rangka pembersihan dan penguatan.Sesungguhnya masalah paling pokok yang harus segera di atasi ialah masalah syirik dan penyembahan berhala dalam berbagai model dan bentuknya. Bila tauhid adalah kewajiban yang paling ditekankan dan keharusan yang paling diperintahkan, maka syirik adalah dosa yang paling besar dan larangan yang paling diharamkan. Seluruh syariat dan dakwah para Nabi dan Rasul sepakat mengingkari dan menolak kemusyrikan. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:

إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (QS. An-Nisa :48,116)

Ikhwatal Iman! Keterikatan dan hubungan seorang muslim dengan akidahnya sangat erat, kuat dan tepat. Hal itu terlihat jelas di setiap tindakan dan urusannya; di kala suka dan duka, di saat susah dan mudah, di dalam ibadah dan muamalah. Bahkan seluruh hidup dan matinya untuk Allah Subhanahu Wata’ala, dan tiada menyekutukanNya. Jika memita sesuatu, ia memintanya kepada Allah. Jika shalat, haji, bernadzar, dan menyembelih hewan, ia melakukannya karena Allah. Jika meminta bantuan atau pertolongan, ia memintanya kepada Allah semata. Tidak ada yang diandalkannya untuk memenuhi hajatnya, melepaskan kesulitannya, mendatangkan keuntungannya dan menolak kerugiannya selain Allah Subhanahu Wata’ala .

Itulah akidah seorang muslim; percaya dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan. Jadi bukan sekedar ilmu kalam yang terpisah dari kehidupan sehari-hari. Bukan pula gelombang emosi dan pembenaran perasaan belaka. Melainkan kekuatan ruhani, keilmuan, pengamalan, peraktik nyata, dan interaksi dinamis yang membuat pemiliknya tergerak untuk melihat nilai-nilai yang tinggi dan membawanya naik ke atas cakrawala yang paling agung.

Ikhwatal iman! Kita harus yakin bahwa kehidupan yang nyaman dan aman, kehidupan yang bahagia dan legawa tidak bisa dicapai tanpa iman dan amal shalih. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl :97)

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS.Al-An’am :82)

Setiap bencana, ketakutan, kecemasan, dan hilangnya rasa aman dari umat ini, tidak lain disebabkan karena lemahnya atau hilangnya iman. Dan itu adalah sunnatullah .

فَلَن تَجِدَ لِسُنَّتِ اللهِ تَبْدِيلاً وَلَن تَجِدَ لِسُنَّةِ اللهِ تَحْوِيلاً

Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu. (QS. Fathir :43)

Ayyuhal muslimun! Sesungguhnya amal shalih itu bekal dan hasil karya seseorang yang akan dibawanya ketika meninggal dunia. Amal shalih yang akan menentukan nasibnya di Akhirat. Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

‘‘ Mayit akan diantar oleh tiga hal. Lalu yang dua pulang kembali dan yang satu tinggal bersamanya. Ia diantar oleh keluarganya, hartanya dan amalnya. Lalu keluarga dan hartanya pulang kembali, sedangkan amalnya tinggal bersamanya.’’ ( HR. Al-Bukhari, 6514, Muslim, 2960 )

Keluarga, kerabat, sahabat, dan anak pulang kembali ke rumah. Harta yang banyak, istana yang megah, kendaraan yang mewah, dan pemandangan yang menawan juga kembali ketempat semula. Bahkan terkadang menjadi penyesalan dan ratapan bagi pemiliknya. Dan hanya satu yang akan tinggal bersamanya tidak ada yang lain dalam liang lahat yang sempit, yaitu amal yang shalih .

Jadi, amal adalah sahabat manusia di dalam kuburnya. Ia akan memperoleh nikmat jika amalnya shalih, dan akan menerima azab jika amalnya tidak shalih. Dalam sebuah Hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam bersabda :

‘‘ Sesungguhnya amal yang shalih akan datang kepada pemiliknya di dalam kubur dalam wujud seorang laki-laki berwajah tampan, berpakaian bagus, dan berbau harum. Lalu laki-laki itu berkata: ‘ Bergembiralah dengan apa yang menyenangkan hatimu ! Si mayit bertanya: Siapa kamu ? Karena wajahmu adalah wajah yang datang dengan kebaikan ! laki-laki itu menjawab : ‘Aku adalah amalmu yang shalih , sedangkan amal yang buruk akan datang kepada pemiliknya di dalam kubur dalam wujud seorang laki-laki berwajah jelek, berpakaian jelek, dan berbau busuk. Lalu laki-laki itu berkata : ‘Bergembiralah dengan apa yang menyakitkan hatimu! Si mayit bertanya : Siapa kamu ? Karena wajahmu adalah wajah yang datang dengan keburukan ! Laki-laki itu menjawab : ‘Aku adalah amalmu yang buruk.’’

Mana perhatian manusia terhadap pelajaran ini ? siapapun yang mencermati realita mayoritas umat Islam maka ia akan kembali dengan hati yang luka dan jiwa yang sedih. Karena melihat amal yang buruk bertumpuk dan menyebar luas di tengah masyarakat muslim. Ada beragam bentuk syirik dan bid’ah. Ada dosa-dosa besar dan kemaksiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku muslim. Ada pembunuhan, perzinahan, peraktik riba, pencurian, kesewenang-wenangan, minuman keras, narkoba, mengabaikan shalat jum’at dan shalat jama’ah, asyik dengan aktifitas-aktifitas yang melalaikan dan membuat terlena. Ada pamer kecantikan dan aurat, kurangnya rasa malu, pamer perhiasan, dan pergaulan bebas. Semuanya ada ditengah-tengah kaum muslimin dan muslimat.

Ya ummatal Islam! Bertakwalah kepada Allah dan kerjakanlah amal yang shalih. Karena tuhan anda telah menganjurkan kepada anda untuk mengerjakan amal shalih dengan beragam uslub (gaya bahasa). Ada yang menggunakan uslub perintah langsung. Ada yang menyebutkan balasan yang akan diterima pelakunya di Akhirat dan kondisinya di dunia. Ada yang mengaitkannya dengan ganjarannya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

وَمَاتُجْزَوْنَ إِلاَّ مَاكُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan kamu tidak diberi pembalasan melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan, (QS. As-Shaaffat :39)

Ada yang menyebutkan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala melihat amal perbuatan kita. Seperti pada firmanNya :

إِنِّي بِمَاتَعْمَلُونَ عَلِيمٌ

Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Mu’minun :51)

Ada yang menyebutkan bahwa Allah Subhanahu Wata’ala menugaskan para malaikat untuk mencatat amal perbuatan kita. Ada yang menyebutkan bahwa kita akan menghadap kepada Allah . Lalu kita akan menjumpai amal perbuatan kita pada hari kiamat; kita akan melihat dan membacanya.

وَكُلُّ إِنسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنشُورًا اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا

Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.”Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisap terhadapmu”. (QS. Al-Isra’ :13-14)

Dan ada yang memberitahukan kepada kita bahwa amal perbuatan manusia itu adakalanya menguntungkan dirinya dan adakalanya merugikan dirinya.

مَّنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَآءَ فَعَلَيْهَا

Barangsiapa yang mengerjakan amal yang saleh maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang berbuat jahat maka (dosanya) atas dirinya sendiri; (QS. Fushhilat :46)

Masih banyak lagi uslub-uslub lain yang bertebaran didalam Al-Qur’an yang dapat dilihat dengan mudah oleh orang yang mau merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an.

Ibadallah! Anda harus membekali diri dengan amal shalih sepanjang masih punya waktu dan kesempatan. Waspadalah terhadap hal-hal yang bisa menghalangi anda dari amal yang bermanfaat. Seperti nafsu yang menyuruh berbuat jahat, setan yang terkutuk dan kawan-kawannya dari bangsa jin dan manusia, hawa nafsu, syubhat, dan angan-angan mereka. Serta dunia yang hina dan kesenangannya. Bertaubatlah kepada Tuhan dengan taubat yang nasuha. Teruslah beramal shalih. Jangan sekali-kali mundur setelah maju, dan jangan pernah lalai setelah patuh.

وَلاَتَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللهَ فَأَنسَاهُمْ أَنفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri.Mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Hasyr :19).

بارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

Amma ba’du :

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّابَعْد

Ikhwatal Islam! Salah satu karunia Allah yang diberikan kepada anda, ialah waktu-waktu utama dan musim-musim kebajikan dan rahmat. Hal itu untuk memberi kesempatan kepada orang-orang yang taat supaya memperbanyak bekal amal shalih. Juga memberi kesempatan kepada para pendosa untuk bertaubat kepada Tuhan dan kembali kejalan yang benar serta mengasah iman yang ada di dalam jiwa mereka. Karena ketika bulan Ramadhan yang penuh berkah berakhir, masuklah bulan-bulan haji ke Tanah suci. Itu adalah salah satu rukun agama yang agung. Siapa yang melaksanakannya menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh agama, ia akan pulang kerumahnya tanpa dosa seperti ketika ia dilahirkan oleh ibunya. Segala puji bagi Allah yang telah menyediakan keutamaan yang agung ini untuk hamba-hambaNya.

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُون

Katakanlah:”Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus :58)

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab :56)

Dikutip dari buku : Kumpulan Khutbah Jum’at Pilihan Setahun, edisi pertama, ElBA Al-Fitrah, Surabaya. Diposting oleh Yusuf Al-Lomboky