Jakarta- Forum Ekonomi Dunia Islam (WIEF) ke-5 pada penutupan di Jakarta pada hari Rabu, menyerukan bank-bank Islam untuk mengembangkan mekanisme untuk dapat memainkan peran pengganti “Sistem keuangan di Wall Street, yang telah kehilangan kredibilitas . ”

Forum, yang dihadiri sekitar 1550 peserta ini, termasuk di antaranya para kepala negara dan pemerintah, serta para raja dari 38 negara, mencetuskan pernyataan terakhir seputar kondisi ekonomi global dan peran serta sistem keuangan Islam sebagai kontribusi dalam mengatasi dampak krisis keuangan saat ini.

Tun Musa Haitsam, Ketua Dewan Forum Ekonomi Dunia Islam mengatakan, “Bahwa Deklarasi yang mencakup serangkaian kebijakan politik, jika diterapkan dalam konteks yang luas, akan terjadi perubahan ekonomi yang real bagi dunia Islam dan non-Islam

Di samping itu, Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi mengajukan sistem keuangan yang baru untuk menggantikan sistem yang sekarang, sambil mengungkapkan, “Bahwa ketamakan yang membabi buta merupakan faktor utama di balik krisis keuangan global.”

Di sela-sela forum yang dimulai pada hari Senin 2/3/2009, Badawi menegaskan, “Kami mewarisi suatu sistem yang membuat manusia dapat berdagang dalam hal yang tidak dia miliki/ kuasai, dan hasilnya adalah bangkrut/ jatuhnya pasar global yang menyebabkan kehancuran dan tidak terealisasinya kesejahteraan ekonomi masyarakat miskin di dunia. ”

Forum ini representasi dari 87 perusahaan dan lembaga-lembaga pemerintah dan non-pemerintah, yang tengah mendiskusikan sesi yang sedang berlangsung di Forum, dalam rangka pertanggungan jawab atas stabilitas keamanan pangan dunia dan energi serta dalam rangka menghadapi dampak dari krisis keuangan global

Penyelenggara Forum ke-5 menunjukkan, bahwa telah ditetapkan perjanjian ekonomi yang bernilai lebih dari tiga milyar dolar di antara para peserta

Krisis keuangan telah menghancurkan Amerika Serikat pada September yang lalu setelah bangkrut/ gagalnya sejumlah besar lembaga keuangan dan perusahaan Amerika, yang memiliki dampak yang besar di bursa “Wall Street”. Kemudian gejala krisis pun berdampak ke seluruh penjuru dunia, terutama negara-negara yang berkaitan dengan ekonomi Amerika. (ismon/An)