Dikatakan bahwa Umar bin Abdul Aziz -رَحِمَهُ اللهُ– memiliki seorang konsultan pribadi, namanya Umar bin Muhajir. Beliau -رَحِمَهُ اللهُ– pernah mengatakan kepadanya, “Wahai Umar bin Muhajir!, Bila engkau melihatku tersesat jalannya, maka peganglah kerah bajuku dan katakanlah kepadaku,

اِتَّقِ اللهَ يَاعُمَرُ فَإِنَّكَ سَتَمُوْتُ

“Wahai Umar!  Bertakwalah Anda kepada Allah, karena sesungguhnya Anda bakal mati.”

Aduhai alangkah indahnya ketawadhuan model khalifah Kaum Muslimin yang satu ini  dan alangkah siapnya ia untuk diluruskan ketika dirinya menyimpang dari jalur jalan yang lurus, jalan yang benar yang telah digariskan oleh Rabb semesta alam, Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- di dalam kitabNya dan telah disampaikan oleh RasulNya Muhammad -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- di dalam sunnahnya.

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ * صِرَاطِ اللَّهِ الَّذِي لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ أَلَا إِلَى اللَّهِ تَصِيرُ الْأُمُورُ

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) ruh (al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (al-Qur’an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan al-Qur’an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus.

(Yaitu) jalan Allah yang milikNyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Ingatlah, segala urusan kembali kepada Allah.” (asy-Syura : 52-53)

Bertakwalah Anda kepada Allah !”

Alangkah mulia kalimat ini, sebuah kalimat yang Umar bin Abdul Aziz -رَحِمَهُ اللهُ- pesankan kepada Umar bin Muhajir agar kalimat tersebut diungkapkannya sebagai pengingat, teguran, nasehat dan meluruskan dirinya (Umar bin Abdul Aziz) kala terjatuh ke dalam kebengkokan dan penyimpangan dari jalan yang lurus.

Apa hikmah dan rahasia ‘takwa’ sehingga kata tersebut dijadikan sebagai pesan yang diwasiatkan?

Sungguh, siapa yang membaca kitabNya, al Qur’an yang diwahyukan kepada Nabi kita Muhammad -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- akan menemukan salah satu hikmah dan rahasianya, bahwa ternyata ‘takwa’ itu merupakan sebab yang akan mendatangkan faidah yang sangat banyak bagi kehidupan seorang hamba, baik di kehidupan dunianya maupun di kehidupan akhiratnya.

Apa faidah ‘takwa’ bagi seorang hamba di kehidupan dunia dan apa pula faidah ‘takwa’ bagi seorang hamba di kehidupan akhirat?

Berikut adalah beberapa faidahnya:

A. Faidah takwa di kehidupan dunia

(1) Takwa merupakan sebab untuk mempermudah urusan-urusan manusia.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْرًا

”Dan barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya.” (ath-Thalaq: 4)

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى * وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى * فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى

“Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan (adanya pahala) yang terbaik (Surga), maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan.”  (al-Lail: 5-7)

(2) Takwa merupakan sebab untuk membentengi manusia dari bahaya Setan.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ اتَّقَوْا إِذَا مَسَّهُمْ طَائِفٌ مِنَ الشَّيْطَانِ تَذَكَّرُوا فَإِذَا هُمْ مُبْصِرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).” (al-A’raf: 201)

(3) Takwa merupakan sebab untuk terbukanya keberkahan-keberkahan dari langit dan bumi.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan.” (al-A’raf: 96)

(4) Takwa merupakan sebab seorang hamba terbimbing untuk membedakan antara kebenaran dan kebatilan dan mengenalinya.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ فُرْقَانًا

Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan membedakan antara yang hak dan batil) kepadamu… (al-Anfal: 29).

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِنْ رَحْمَتِهِ وَيَجْعَلْ لَكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada RasulNya (Muhammad), niscaya Allah memberikan rahmatNya kepadamu dua bagian, dan menjadikan cahaya untukmu yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan… (al-Hadid: 28)

(5) Takwa merupakan sebab untuk dapat keluar dari kebuntuan, keadaan sulit dan untuk mendapatkan rizki dan kelapangan dari arah yang tidak disangka-sangka.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. (ath-Thalaq: 2-3)

(6) Takwa merupakan sebab untuk memperoleh kewalian, karena para wali-wali Allah itu adalah mereka yang bertakwa.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

 إِنْ أَوْلِيَاؤُهُ إِلَّا الْمُتَّقُونَ

Orang yang berhak menguasai(nya), hanyalah orang-orang yang bertakwa (al-Anfal: 34)

وَإِنَّ الظَّالِمِينَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ

Dan sungguh, orang-orang yang zalim itu sebagian menjadi pelindung atas sebagian yang lain; sedang Allah wali (pelindung) bagi orang-orang yang bertakwa. (al-Jatsiyah: 19).

(7) Takwa merupakan sebab hilangnya rasa takut terhadap makar (tipu daya) dan tindakan membahayakan yang dilakukan oleh orang-orang kafir.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا

Jika kamu bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikit pun. (Ali Imran: 120)

(8) Takwa merupakan sebab turunnya bantuan dan pertolongan dari langit kala dalam kondisi sulit dan menghadapi musuh.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ * إِذْ تَقُولُ لِلْمُؤْمِنِينَ أَلَنْ يَكْفِيَكُمْ أَنْ يُمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلَاثَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُنْزَلِينَ * بَلَى إِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا وَيَأْتُوكُمْ مِنْ فَوْرِهِمْ هَذَا يُمْدِدْكُمْ رَبُّكُمْ بِخَمْسَةِ آلَافٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُسَوِّمِينَ

Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuriNya. (Ingatlah), ketika engkau (Muhammad) mengatakan kepada orang-orang beriman, ‘Apakah tidak cukup bagimu bahwa Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit) ?’. ‘Ya’ (cukup). Jika kamu bersabar dan bertakwa ketika mereka datang menyerang kamu dengan tiba-tiba, niscaya Allah menolongmu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda.” (Ali Imran: 123-125)

Dan dengan diturunkannya bantuan dan pertolongan hal itu menjadi sebuah kabar gembira dan hati pun merasa tenang, dan diperoleh kemenangan dari sisi Dzat yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman setelah itu,

وَمَا جَعَلَهُ اللَّهُ إِلَّا بُشْرَى لَكُمْ وَلِتَطْمَئِنَّ قُلُوبُكُمْ بِهِ وَمَا النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ

Dan Allah tidak menjadikannya (pemberian bala bantuan itu) melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar hatimu tenang karenanya. Dan tidak ada kemenangan itu, selain dari Allah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (Ali Imran: 126)

(9) Takwa merupakan sebab ternafikannya permusuhan dan tindakan menyakiti terhadap hamba-hamba Allah.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

 وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

…Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan…(al-Maidah: 2)

Dan, Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman tentang kisah Maryam –عَلَيْهَا السَّلَامُ,

فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا   *قَالَتْ إِنِّي أَعُوذُ بِالرَّحْمَنِ مِنْكَ إِنْ كُنْتَ تَقِيًّا

Lalu dia memasang tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, maka dia menampakkan diri di hadapannya dalam bentuk manusia yang sempurna. Dia (Maryam) berkata, Sungguh aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Pengasih terhadapmu, jika engkau orang yang bertakwa. (Maryam: 17-18)

(10) Takwa merupakan sebab seseorang mengagungkan syiar-syiar Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati.” (al-Hajj: 32).

(11) Takwa merupakan sebab untuk perbaikan amal dan penerimaannya serta pengampunan dosa-dosa.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا *  يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan  barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung. (al-Ahzab: 70-71)

(12) Takwa merupakan sebab untuk mendapatkan kecintaan Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, baik di dunia maupun di akhirat

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

بَلَى مَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ وَاتَّقَى فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ

Sebenarnya barangsiapa menepati janji dan bertakwa, maka sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 76).

(13) Takwa merupakan sebab untuk meraih dan mendapatkan ilmu.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ

“Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu” (al-Baqarah: 282)

(14) Takwa merupakan sebab yang sangat kuat yang akan mencegah pemiliknya dari condong kepada kesesatan setelah Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- mengaruniakan hidayah kepadanya.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.” (al-An’am: 153).

(15) Takwa merupakan sebab untuk mendapatkan rahmat Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى di dunia dan di akhirat.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ

“Dan rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmatKu bagi orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (al-A’raf: 156)

(16) Takwa merupakan sebab untuk mendapatkan kebersamaan dengan Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىsecara khusus, yaitu mendapatkan kemenangan, dukungan dan pertolonganNya.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

“Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (at-Taubah : 40)

لَا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى

Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kamu berdua, Aku mendengar dan melihat (Thaha: 46 )

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ

Sungguh, Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.” (an-Nahl : 128)

وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa (al-Baqarah: 194)

(17) Takwa merupakan sebab didapatkannya akibat yang baik dan tempat kembali yang baik.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى

Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan shalat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu. Dan akibat (yang baik) adalah bagi orang yang bertakwa.” (Thaha: 132)

هَذَا ذِكْرٌ وَإِنَّ لِلْمُتَّقِينَ لَحُسْنَ مَآبٍ

Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sungguh, bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) tampat kembali yang baik (Shad: 49)

فَاصْبِرْ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ

Maka bersabarlah, sungguh, kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Huud: 49)

(18) Takwa merupakan sebab untuk mendapatkan kabar gembira dalam kehidupan dunia, baik berupa mimpi yang baik atau pun berupa kecintaan dan sanjungan serta pujian manusia terhadapnya.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ * لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ

Orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat(Yunus: 63-64)

Imam Ahmad berkata, Abu Darda – -رَضِيَ اللهُ عَنْهُmeriwayatkan dari Nabi -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- tentang firman-Nya, لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا  (Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia) beliau bersabda, “Ia adalah mimpi baik yang dilihat oleh seorang muslim atau mimpi tersebut diperlihatkan kepadanya.”

Dan dari Abu Dzar al-Ghifari — رَضِيَ اللهُ عَنْهُ, bahwa ia berkata, “Wahai Rasulullah! Seseorang melakukan suatu amal, sedangkan orang-orang memujinya, mereka menyanjung orang tersebut karena amal yang dilakukannya.” Lalu, Rasulullah -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- mengatakan, “itu adalah kabar gembira yang disegerakan bagi seorang yang beriman.”

(19) Takwa merupakan sebab tidak berlaku sewenang-wenang dalam berwasiat

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

كُتِبَ عَلَيْكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ إِنْ تَرَكَ خَيْرًا الْوَصِيَّةُ لِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ بِالْمَعْرُوفِ حَقًّا عَلَى الْمُتَّقِينَ

“Diwajibkan atas kamu, apabila maut hendak menjemput seseorang di antara kamu, jika dia meninggalkan harta, berwasiat untuk kedua orang tua dan karib kerabat dengan cara yang baik (sebagai) kewajiban bagi orang-orang yang bertakwa.” (al-Baqarah: 180)

(20) Takwa merupakan sebab tidak kehilangan pahala di dunia dan akhirat

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

إِنَّهُ مَنْ يَتَّقِ وَيَصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ

“Sesungguhnya barangsiapa bertakwa dan bersabar, maka sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.” (Yusuf: 90)

(21) Takwa merupakan sebab diperolehnya hidayah.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

الم * ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

“Alif Lam Mim. Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya ; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (al-Baqarah: 1-2)

B. Faidah takwa di kehidupan Akhirat

(1) Takwa merupakan sebab mendapatkan kemuliaan

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

“Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (al-Hujurat: 13)

(2) Takwa merupakan sebab untuk mendapatkan kemenangan dan kebahagiaan

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ

Dan barangsiapa taat kepada Allah dan RasulNya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepadaNya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan (an-Nur: 52)

(3) Takwa merupakan sebab keselamatan dari azab Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىpada hari Kiamat

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَإِنْ مِنْكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا كَانَ عَلَى رَبِّكَ حَتْمًا مَقْضِيًّا * ثُمَّ نُنَجِّي الَّذِينَ اتَّقَوْا وَنَذَرُ الظَّالِمِينَ فِيهَا جِثِيًّا

Dan tidak ada seorang pun di antara kamu yang tidak mendatanginya (neraka). Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam (neraka) dalam keadaan berlutut.” (Maryam: 70-71)

 وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى

Dan akan dijauhkan darinya (neraka) orang yang paling bertakwa.” (al-Lail: 17)

(4) Takwa merupakan sebab diterimanya amal

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ  [المائدة : 27]

Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa.” (al-Maidah: 27)

(5) Takwa merupakan sebab terkuat untuk mewarisi Surga

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

تِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي نُورِثُ مِنْ عِبَادِنَا مَنْ كَانَ تَقِيًّا

Itulah Surga yang akan Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami yang selalu bertakwa.” (Maryam: 63)

(6) Orang-orang yang bertakwa mendapatkan kamar-kamar yang bertingkat-tingkat

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

لَكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ غُرَفٌ مِنْ فَوْقِهَا غُرَفٌ مَبْنِيَّةٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَعْدَ اللَّهِ لَا يُخْلِفُ اللَّهُ الْمِيعَادَ

“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, mereka mendapatkan kamar-kamar (di Surga), di atasnya terdapat pula kamar-kamar yang dibangun (bertingkat-tingkat), yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. (Itulah) janji Allah. Allah tidak akan memungkiri janji(-Nya). (az-Zumar: 20)

Dalam hadis disebutkan, ‘Sesungguhnya di dalam Surga terdapat kamar-kamar di mana bagian dalamnya terlihat dari bagian luarnya dan bagian luarnya terlihat dari bagian dalamnya.’ Berkatalah seorang Arab dusun, ‘Untuk siapakah ini, wahai Rasulullah ?’ beliau menjawab : untuk orang yang baik ucapannya, memberikan makan, dan melakukan shalat di malam hari saat manusia terlelap dalam tidurnya.’

(7) Takwa merupakan sebab dimasukannya mereka ke dalam Surga. Hal demikian itu karena Surga itu disiapkan untuk mereka.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa (Ali Imran: 133)

(8) Takwa merupakan sebab dihapuskannya kesalahan-kesalahan dan dimaafkannya ketergelinciran, serta dilipatgandakan pahala amalnya

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.” (Qs. ath-Thalaq: 5)

 وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْكِتَابِ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَكَفَّرْنَا عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ

Dan sekiranya ahli kitab itu beriman dan bertakwa; niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahan mereka.” (al-Maidah: 65)

(9) Takwa merupakan sebab untuk mendapatkan sesuatu yang sedemikian diinginkan oleh jiwa, dan sedemikian dinikmati oleh pandangan mata.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَاءُونَ كَذَلِكَ يَجْزِي اللَّهُ الْمُتَّقِينَ

”(yaitu) Surga-surga ‘Adn yang mereka masuki, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam (surga) itu mereka mendapat segala apa yang diinginkan. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang yang bertakwa.” (an-Nahl: 31)

(10) Takwa merupakan sebab ternafikannya rasa takut dan sedih, serta tidak tersentuh oleh azab.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَيُنَجِّي اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ السُّوءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka. Mereka tidak disentuh oleh azab dan tidak bersedih hati (az-Zumar: 61)

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (yaitu)  orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa.” (Yunus: 62-63)

(11) Orang-orang yang bertakwa bakal dikumpulkan pada hari Kiamat bagaikan kafilah yang terhormat.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِينَ إِلَى الرَّحْمَنِ وَفْدًا

(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada (Allah) Yang Maha Pengasih, bagaikan kafilah yang terhormat (Maryam: 85).

(12) Surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ

Dan Surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa (asy-Syu’ara: 90)

وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ غَيْرَ بَعِيدٍ

Sedangkan Surga didekatkan kepada orang-orang yang bertakwa pada tempat yang tidak jauh (dari mereka).” (Qs. Qaaf: 31)

(13) Takwa merupakan sebab terbedakannya pemiliknya dengan orang-orang yang jahat dan orang-orang yang kafir.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

أَمْ نَجْعَلُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِينَ فِي الْأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِينَ كَالْفُجَّارِ

Pantaskah Kami memperlakukan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi? Atau pantaskah Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang jahat?.” (Shad: 28)

(14) Sesungguhnya setiap pertemanan dan persahabatan bukan karena Allahسُبْحَانَهُ وَتَعَالَىakan berubah menjadi permusuhan pada hari Kiamat kecuali pertemanan orang-orang yang bertakwa

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ

Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa.” (Az-Zukhruf: 67)

(15) Orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, terlindung dari azab Neraka.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي مَقَامٍ أَمِينٍ * فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ * يَلْبَسُونَ مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَقَابِلِينَ * كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ * يَدْعُونَ فِيهَا بِكُلِّ فَاكِهَةٍ آمِنِينَ * لَا يَذُوقُونَ فِيهَا الْمَوْتَ إِلَّا الْمَوْتَةَ الْأُولَى وَوَقَاهُمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ * فَضْلًا مِنْ رَبِّكَ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman, (yaitu) di dalam taman-taman dan mata air-mata air; mereka memakai sutera yang halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadapan. Demikianlah, kemudian Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah. Di dalamnya mereka dapat meminta segala macam buah-buahan dengan aman dan tentram, mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya selain kematian pertama (di dunia). Allah melindungi mereka dari azab Neraka. Itu merupakan karunia dari Tuhanmu. Demikian itulah kemenangan yang agung.” (ad-Dukhan: 51-57)

(16) Orang-orang yang bertakwa memiliki tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Mahakuasa

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَهَرٍ *  فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ

Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada di taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di isi Tuhan Yang Mahakuasa.” (al-Qamar: 54-55)

(17) Takwa merupakan sebab dapat berjalan di bawah pohon-pohon Surga dan menikmati naungannya.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي ظِلَالٍ وَعُيُون  *  وَفَوَاكِهَ مِمَّا يَشْتَهُونَ * كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Sungguh, orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (pepohonan Surga yang teduh) dan (di sekitar) mata air, dan buah-buahan yang mereka sukai. (Katakan kepada mereka), Makan dan minumlah dengan rasa nikmat sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan. (al-Mursalat: 41-43)

(18) Orang-orang yang bertakwa memiliki kabar gembira di kehidupan akhirat, di mana kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka sedih dan para Malaikat bakal memberikan sambutan kepada mereka.

 Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ * لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ

Ingatlah wali-wali Allah itu, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan senantiasa bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan di akhirat (Yunus: 62-64)

Ibnu Katsir -رَحِمَهُ اللهُ- mengatakan, “Adapun kabar gembira bagi mereka di kehidupan akhirat adalah sebagaimana yang Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- firmankan,

لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْأَكْبَرُ وَتَتَلَقَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ هَذَا يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

“Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih, dan para Malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), ‘Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.’ ” (al-Anbiya: 103)

(19) Orang-orang yang bertakwa memiliki sebaik-baik tempat di kehidupan akhirat sebagai balasan atas ketakwaan mereka.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَلَدَارُ الْآخِرَةِ خَيْرٌ وَلَنِعْمَ دَارُ الْمُتَّقِينَ (30) جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُمْ فِيهَا مَا يَشَاءُونَ كَذَلِكَ يَجْزِي اللَّهُ الْمُتَّقِينَ

Dan sesungguhnya negeri akhirat pasti lebih baik. Dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga-surga ‘Adn yang mereka masuki, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam (surga) itu mereka mendapat segala apa yang diinginkan. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang yang bertakwa. (an-Nahl: 30-31)

Bila demikian itu beberapa faidah dari takwa baik di dunia maupun di akhirat, maka sudah selayaknya kita betakwa kepada Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- selagi kita masih diberi kesempatan hidup di dunia. Bertakwalah Anda kepadaNya, sungguh Anda bakal mati meninggalkan kehidupan dunia nan fana!

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepadaKu wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat!.” (al-Baqarah: 197). Wallahu A’lam. (Redaksi)

Sumber:

Ayatu at-Taqwa Fi al-Qur’an al-Karim, Husain Ali Khalif al-Jaburiy, 1/15-23. Dengan sedikit gubahan.