ِA. Hukum Thaharah

Thaharah hukumnya wajib berdasarkan al-Kitab dan as-Sunnah. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا

Dan jika kamu junub maka (bersucilah) mandilah.” (Al-Ma’idah: 6).

وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ

Dan pakaianmu bersihkanlah.” (Al-Muddatstsir: 4).

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (Al-Baqarah: 222).

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مِفْتَاحُ الصَّلَاةِ الطُّهُوْرُ

“Kunci shalat adalah bersuci.” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, no. 61).

لَا تُقْبَلُ صَلَاةٌ بِغَيْرِطُهُوْرٍ

“Shalat tidak akan diterima tanpa bersuci.” (Diriwayatkan oleh Muslim, no. 224).

اَلطُّهُوْرُ شَطْرُ الْإِيْمَانِ

“Kesucian adalah separuh keimanan.” (Diriwayatkan oleh Muslim, no. 223).

 

B. Penjelasan Thaharah

Thaharah ada dua macam: Bathiniyah dan Lahiriyah.

Thaharah Bathiniyah adalah menyucikan jiwa dari dampak-dampak dosa dan maksiat dengan taubat yang sungguh-sungguh dari setiap dosa dan maksiat, juga menyucikan hati dari noda-noda syirik, ragu, dengki, curang, sombong, bangga diri, riya’ dan sum’ah, yaitu dengan keikhlasan, keyakinan, mencintai kebaikan, kelembutan, kejujuran, rendah hati dan mengharapkan Wajah Allah Ta’ala dengan segala niat dan amal shalih.

Thaharah Lahiriyah adalah bersuci dari kotoran dan hadats.

Bersuci dari kotoran adalah menghilangkan berbagai najis dengan air suci dari pakaian dan badan orang yang shalat, serta tempat shalatnya. Bersuci dari hadats adalah dengan cara: wudhu, mandi dan tayamum.

 

Referensi:

Minhajul Mulim: Konsep Hidup Ideal dalam Islam, Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri, Darul Haq, Jakarta, Cet. VIII, Rabi’ul Awal 1434 H/ Januari 2013.