Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah atas baginda Muhammad -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-, penutup para Nabi dan imam para Rasul dan atas keluarganya serta para sahabatnya secara menyeluruh.

Saudara, saudariku,

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

Wa ba’du,

Kita telah menyelesaikan pembahasan al-Qur’an tentang Bani Quraidhah dalam perang Ahzab, mari kita lihat sekarang pembahasan al-Qur’an tentang Yahudi Bani Nadzir.

Berikut surat al-Hasyr yang akan kita pelajari, agar kita paham apa yang ada di dalamnya dan bagaimana Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- mengarahkan pertempuran sendiri, dengan hikmah-Nya, baik pertempuran itu berupa pengepungan atau dalam bentuk penghancuran atas beberapa pembesar Bani Nadzir atau dalam bentuk pengusiran orang-orang Yahudi dari kampung halaman atau dari negeri mereka.

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi  Maha Bijaksana.” (al-Hasyr: 1)

Secara kondisional maupun secara ucapan langsung, seluruh yang ada di langit dan di bumi mensucikan Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- dan Dia -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- Maha Perkasa yang tidak terkalahkan lagi Maha Bijaksana yang setiap perbuatan-Nya senantiasa mengandung hikmah yang tinggi.

هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوْا

Dialah yang mengeluarkan  orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran kali yang pertama. Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar.” (al-Hasyr: 2)

Semula Bani Nadzir hidup dalam kondisi mewah, kaya, keras, dengan persenjataan kuat, dilindungi benteng-benteng, penuh dengan kekuatan dan perlindungan. Mereka menyangka bahwa mereka tidak akan terkalahkan, demikian juga kalian menyangka bahwa mereka tidak akan terusir. Akan tetapi kerajaan adalah milik Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-. Bumi adalah milik Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-.

إِنَّ الْأَرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya bumi (ini) milik Allah, dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa (al-A’raf: 128)

هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ

Dialah yang mengeluarkan  orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka.” (al-Hasyr: 2)

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- menyebut mereka bahwa mereka telah kafir, karena mereka telah kafir terhadap Isa dan Injil. Mereka telah kafir terhadap Muhammad -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- dan al-Qur’an. Sebelumnya mereka telah menyembah anak sapi selain Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-. Sebelumnya pula mereka telah menuduh Maryam dengan tuduhan berzina, dan lain sebagainya sebagaimana yang telah kita isyaratkan dalam pembahasan sebelumnya. Bahkan mereka juga telah kafir terhadap Musa -عَلَيْهِ السَّلَامُ- dan Taurat.

مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا

Kamu tiada menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, bahwa benteng-benteng mereka akan dapat mempertahankan mereka dari (siksaan) Allah.; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka.” (al-Hasyr: 2)

Di antara perbuatan Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- yang luar biasa, Dia -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- memberi rizki kepada orang yang bertakwa dari arah yang tidak disangka-sangkanya, dan Dia -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- mendatangkan hukuman kepada orang-orang zalim dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Karena itulah Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ

Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah mencampakkan ketakutan ke dalam hati mereka.” (al-Hasyr: 2)

Ketika mereka yakin dalam hati mereka bahwa mereka akan terusir, akan meninggalkan rumah-rumah mereka, mulailah mereka membakar rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dari dalam, sementara orang-orang beriman membakarnya dari arah luar.

يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ

Sehingga mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan.” (al-Hasyr: 2)

Saya pernah melihat sebagian pemukiman zionis di bukit Sina seperti pemukiman mati. Ketika Yahudi ingin meninggalkan pemukiman itu karena situasi tertentu, mereka membakarnya, menghancurkannya dan meratakannya, karena mereka tidak menginginkan orang lain memanfaatkan sesuatu darinya setelah itu. Mereka membolehkan diri  mereka memanfaatkan segala sesuatu milik orang lain, sementara mereka tidak memperbolehkan orang lain menikmatinya, padahal mereka mampu memberikannya. Inilah tabiat mereka sejak dulu, demikian pula tabiat mereka sekarang.

يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ . وَلَوْلَا أَنْ كَتَبَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَلَاءَ

Sehingga mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan. Dan jikalau tidaklah karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka.” (al-Hasyr: 2-3)

Keluarnya mereka dari Madinah karena pengingkaran mereka agar Islam menjadi murni dan ketenangan kembali kepada Nabi -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – dan orang-orang beriman bersama beliau.

لَعَذَّبَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآخِرَةِ عَذَابُ النَّارِ

Benar-benar Allah akan mengazab mereka di dunia. Dan bagi mereka di akhirat azab neraka.” (al-Hasyr: 3)

Apa sebabnya?

Kenapa Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- mengazab mereka? Kenapa Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-  menetapkan pengusiran terhadap mereka? Dia -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- telah menerangkan sebabnya dalam firman-Nya,

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ شَاقُّوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَمَنْ يُشَاقِّ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka menentang Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa menentang Allah, maka sesungguhnya Allah sangat keras hukumanNya.” (al-Hasyr: 4)

Nabi -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- telah memerintahkan untuk menebang pohon kurma yang biasa dipanen oleh orang-orang Yahudi di luar benteng-benteng mereka dan membakarnya. Linah adalah pohon kurma yang dekat dengan tanah (masih pendek), sementara kurma mereka sangat terkenal karena mutunya yang baik. Nabi -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-memerintahkan untuk membakar pohon kurma orang-orang Yahudi, kemudian mereka teriak dan berkata, “Bukankah engkau mengatakan bahwa engkau adalah Nabi maka tidak membuat kerusakan di bumi?” Maka Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- menurunkan ayat ini,

مَا قَطَعْتُمْ مِنْ لِينَةٍ أَوْ تَرَكْتُمُوهَا قَائِمَةً عَلَى أُصُولِهَا فَبِإِذْنِ اللَّهِ وَلِيُخْزِيَ الْفَاسِقِينَ

“Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik.” (al-Hasyr: 5)

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- ingin menerangkan kepada mereka bahwa harta mereka yang mulia dan milik mereka yang selama ini mereka usahakan dibakar di hadapan mereka, sementara mereka tidak kuasa untuk memadamkannya, agar mereka menjadi murka dan menampakkan kelemahan mereka dan sebagai bentuk pelecehan terhadap mereka. Kemudian Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berkehendak membedakan antara fai’ dan ghanimah. Ghanimah adalah rampasan yang diperoleh dari peperangan, sementara fai’ adalah rampasan yang didapat tanpa peperangan.

Penduduk Madinah bersama Nabi -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- hanya  berjalan dua mil saja menuju Bani  Nadzir, tanpa mendapat perlawanan dan halangan. Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- telah mengeluarkan orang-orang Yahudi Bani Nadzir dalam kondisi ketakutan.

Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- telah menolong Nabi-Nya -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- dengan menimbulkan ketakutan di hati musuhnya dalam jarak sebulan perjalanan. Ketakutan telah mengisi hati mereka, maka mereka minta keamanan, minta keluar dan diusir, maka rampasan yang diperoleh selanjutnya adalah fai’, karena tanpa pertempuran.

Ada perbedaan antara hukum fai’ dan ghanimah, seperlimanya untuk Allah dan rasulNya sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Anfal dan untuk berbagai pihak yang disebutkan di surat itu. Inilah hukum ghanimah. Karena itu Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- berfirman,

وَمَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْهُمْ فَمَا أَوْجَفْتُمْ عَلَيْهِ مِنْ خَيْلٍ وَلَا رِكَابٍ  

“Dan apa saja harta rampasan (fai) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula) seekor unta pun.” (al-Hasyr: 6)

Dalam menguasainya, tidak ada satupun kuda yang dikerahkan atau unta yang dipacu.

وَلَكِنَّ اللَّهَ يُسَلِّطُ رُسُلَهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

“Tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada RasulNya terhadap siapa yang dikehendakiNya. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (al-Hasyr: 6)

Maka hukumnya kembali kepada Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- karena untuk memperolehnya kalian tidak bersusah payah, tidak ada setetes darah pun yang mengalir atau setetes pun keringat yang menetes.

مَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ

“Apa saja harta rampasan (fai) yang diberikan Allah kepada RasulNya yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan.” (al-Hasyr: 7)

Kenapa Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- mengkhususkan mereka dalam pembagian fai dan melarang yang lainnya menikmatinya? Alasannya adalah firman-Nya,

كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Supaya harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumanNya.” (al-Hasyr : 7)

Al-Qur’an menjelaskan bahwa kelompok Muhajirin yang fakir telah mengorbankan harta dan rumah mereka, mereka keluar untuk hijrah dan telah mengeluarkan harta.

يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“(karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan(Nya) dan mereka juga menolong Allah dan RasulNya.” (al-Hasyr: 8)

أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

“Mereka itulah orang-orang yang benar.” (al-Hasyr : 8)

Mereka inilah yang lebih pantas untuk menikmati sebagian dari harta fai ini, sebagai pengganti dari yang telah mereka korbankan di jalan Allah-سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-. Kemudian Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- memuji kelompok Anshar dalam firman-Nya,

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ .

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

 

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang-orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang  yang beruntung. Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang“ (al-Hasyr: 9-10)

Kemudian Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- mulai membahas orang-orang munafik dan membeberkan sumpah yang ada di antara mereka dengan orang-orang Yahudi Bani Nadzir, dalam firman-Nya,

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ

Apakah kamu tiada memperhatikan orang-orang yang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab.” (al-Hasyr: 11)

Mereka mendorong agar tetap teguh menghadapi Nabi -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم -dan memancingnya untuk memerangi kaum Muslimin, mereka berkata,

لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِنْ قُوتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ . لَئِنْ أُخْرِجُوا لَا يَخْرُجُونَ مَعَهُمْ وَلَئِنْ قُوتِلُوا لَا يَنْصُرُونَهُمْ وَلَئِنْ نَصَرُوهُمْ لَيُوَلُّنَّ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ

Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu.” Dan Allah menyaksikan, bahwa mereka benar-benar pendusta.” Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tiada akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi; niscaya mereka tiada akan menolongnya; sesungguhnya jika mereka menolongnya niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang, kemudian mereka tiada akan mendapat pertolongan.” (al-Hasyr: 11-12)

Orang-orang munafik ini takut kepada manusia sebagaimana mereka takut kepada Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى-, atau bahkan lebih takut lagi.

لَأَنْتُمْ أَشَدُّ رَهْبَةً فِي صُدُورِهِمْ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ

Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tiada mengerti. (al-Hasyr: 13)

Kemudian Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- membeberkan cara-cara Yahudi.

لَا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِي قُرًى مُحَصَّنَةٍ أَوْ مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ

Mereka tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok (al-Hasyr: 14)

Mereka adalah kaum yang penakut, paling tamak terhadap kehidupan dunia, mereka tidak mempunyai sikap kesatria dan keberanian.

لَا يُقَاتِلُونَكُمْ جَمِيعًا إِلَّا فِي قُرًى مُحَصَّنَةٍ أَوْ مِنْ وَرَاءِ جُدُرٍ بَأْسُهُمْ بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى

Mereka tiada akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah. (al-Hasyr: 14)

Di daerahnya, mereka adalah orang yang menderita, munafik, penuh permusuhan, pertentangan dan kemurkaan. Akan tetapi kita menganggap mereka seakan-akan mereka berada dalam satu hati.

ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ

Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tiada mengerti. (al-Hasyr: 14)

Demikian sampai akhir surat al-Hasyr tentang mereka yang telah diusir Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- dari Madinah dari kalangan Yahudi Bani Nadzir.

Dan kita insya Allah akan segera berhasil mengusir mereka dari tanah Masjidil al-Aqsha, saat kita telah kembali kepada Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- dengan jujur, kembali kepada Islam dan al-Qur’an serta kembali kepada rasa kasih yang jujur terhadap Nabi -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-, dan hari itu terjadi tidak lama lagi.

Hal itu bagi Allah -سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى- adalah mudah.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuhu

(Redaksi)

Sumber:

Al-Yahud Fi al-Qur’an al-Karim, hal. 146-156