Di antara bentuk konsekuensi dari persaksian bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala yaitu membenarkan dan meyakini apa yang telah beliau beritakan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (3) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى

“Dia (Muhammad) tidak berbicara dari hawa nafsunya, akan tetapi dari wahyu yang telah diwahyukan kepadanya” (QS. An-Najm: 3-4).

Berdasarkan ayat ini kita bisa menatap secara mantap keyakinan yang kita terima dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang hal-hal yang ghaib atau suatu perkara yang sudah dan yang belum terjadi bahwa semua itu benar bersumber dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan demikian, semakin sempurna dan kuat iman kita kepada kenabian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Di antara bukti kenabian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai berikut:

  1. Peristiwa Penaklukan Baitul Maqdis

Ini adalah peristiwa besar dan belum terjadi di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, akan tetapi beliau telah memberitahukan bahwa Baitul Maqdis akan dibuka (ditaklukan) oleh kaum Muslimin dan sebagai tanda kecil dekatnya hari Kiamat. Peristiwa ini terjadi saat umat Islam mampu mengalahkan Imperium Romawi di Perang Yarmuk di bawah kepemimpinan Khalid bin Al-Walid radhiyallahu ‘anhu dan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah radhiyallahu ‘anhu pada masa kekhalifahan Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu tahun 15 H, sekaligus menjadi pembuka masuknya Islam ke seluruh penjuru Syam tak terkecuali Baitul Maqdis. Setahun berikutnya, Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu menjamin keamanan penduduk Baitul Maqdis dan mengosongkannya dari orang Yahudi dan Nasrani. Peristiwa ini terjadi pada tahun 16 H. Lalu ditaklukkan pula untuk yang kedua kali dari cengkraman Pasukan Salib pada tahun 583 H oleh seorang Panglima Agung Shalahudin Al-Ayyubi dan pasukannya. Semoga pembukaan Baitul Maqdis yang ketiga kali dari cengkraman Kaum Zionis-Yahudi segera tiba bagi kaum Muslimin.

  1. Peristiwa Penaklukan Konstantinopel

Di antara tanda kebenaran kenabian Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah dibukanya Kota Konstantinopel, Ibu Kota Imperium Romawi Timur (Byzantium). Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya, “’Negeri manakah yang akan dibuka terlebih dahulu? Konstantinopel ataukah Roma?’ Beliau bersabda, ‘Negerinya Heraklius yang akan dibuka terlebih dahulu (yakni Konstantinopel).” (HR. Ahmad no. 6645).

Berdasarkan hadits ini, pemimpin-pemimpin besar umat Islam di masa lalu berlomba ingin menaklukan kota ini karena keimanan mereka terhadap sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di atas. Mereka ingin menjadi bagian dari pelaku penaklukan besar ini. Maka, Mu`awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhu menginvansi pasukan di bawah kepemimpinan putranya, Yazid dan bersamanya Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu yang wafat di pinggiran benteng Konstantinopel. Lalu Sulaiman bin Abdul Malik mengutus Maslamah bin Abdul Malik dan pasukannya di masa Bani Umayyah, Harun Ar-Rasyid di masa Abbasiyah, kemudian Sultan Beyazid I dan Murad II dari Kesultanan Turki Utsmani. Namun semua usaha untuk menaklukan negeri ini belum berhasil selama 8 abad. Baru setelah pengepungan dan penggempuran kurang lebih selama dua bulan, maka tepat pada hari Selasa, 21 Jumadil Ula 857 H/ 29 Mei 1453 M di tangan seorang pemuda yang shalih dan pasukannya kota ini berhasil ditaklukan, dialah Sultan Muhammad II putra Sultan Murad II dari Kesultanan Turki Utsmani yang kemudian dikenal dengan Sultan Muhammad Al-Fatih.

  1. Berkuasanya Orang-orang Bodoh

Saat ini banyak orang-orang yang tidak mengetahui halal dan haram, berakhlak buruk dan bahkan lebih mengikuti hawa nafsu daripada mengikuti bimbingan rabbani menjadi penguasa di banyak negeri kaum Muslimin. Keberadaan mereka di kekuasaan seringkali membuat keputusan yang cenderung untuk kepentingan pribadi, kelompok, terkadang menghalalkan segala cara demi kelanggengan kekuasaannya dan yang lebih menyedihkan, mereka terkadang membuat keputusan yang sangat merugikan Islam dan kaum Muslimin. Padahal, tidak sedikit dari orang-orang ini menisbatkan dirinya kepada Islam. Ini adalah kenyataan yang bisa disaksikan saat ini. Idealnya, orang-orang yang mendapatkan kepercayaan adalah orang yang beriman, takwa, amanah dan profesional di bidangnya.

Namun, sudah sunnatullah bahwa semua ini akan terjadi, sekaligus sebagai tanda kecil dekatnya hari Kiamat dan yang terpenting bahwa pelaku dari keburukan dan kebodohan ini pastikan bukan kita. Kita hanya bisa memberikan nasihat dan menempuh jalan yang kita mampu untuk mengadakan perbaikan secara maksimal, lalu menyerahkan hasilnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan selalu berdoa untuk kebaikan penguasa dan negeri-negeri kaum Muslimin. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّهَا سَتَأْتِي عَلَى النَّاسِ سِنُونَ خَدَّاعَةٌ، يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ، وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ، وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ، وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ، قِيلَ: وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ؟ قَالَ: السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ

 ”Sesungguhnya akan datang masa-masa yang penuh tipu muslihat. Saat itu dipercaya orang yang pendusta dan didustakan orang yang jujur, diberi amanah orang yang pengkhianat dan dinyatakan pengkhianat orang yang bisa dipercaya. Pada saat itu, para Ruwaibidhah yang angkat bicara”. Ditanyakan kepada beliau, “Siapakah Ruwaibidhah itu?” Beliau menjawab, “Dia adalah orang yang bodoh namun berbicara perkara-perkara umum (besar).(HR. Ahmad no. 7912).

  1. Tersebarnya Berita-berita Bohong

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ يَأْتُونَكُمْ مِنْ الْأَحَادِيثِ بِمَا لَمْ تَسْمَعُوا أَنْتُمْ وَلَا آبَاؤُكُمْ فَإِيَّاكُمْ وَإِيَّاهُمْ لَا يُضِلُّونَكُمْ وَلَا يَفْتِنُونَكُمْ

“Kelak di akhir zaman akan ada dajjal-dajjal lagi pendusta, mereka mendatangkan ucapan-ucapan (berita-berita) yang belum pernah kalian dan juga nenek moyang kalian mendengarnya. Maka, hati-hatilah dari mereka jangan sampai menyesatkan dan membuat malapetaka kepada kalian.(HR. Muslim no. 16).

Hadits ini juga menunjukan kebenaran kenabian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana saat ini banyak sekali orang-orang yang tidak takut lagi berdusta dan menebar berita-berita bohong (hoak) tanpa klarifikasi terlebih dahulu. Apalagi di jejaring media sosial yang begitu cepat menyebar menyebabkan banyak orang-orang yang terprovokasi dan termakan isu yang tidak benar. Oleh karenanya, klarifikasi dalam menerima dan menyebarkan berita harus benar-benar valid sehingga tidak menyesatkan dan meneror manusia.

  1. Munculnya Wanita-wanita yang Berpakaian tapi Telanjang

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

 “Dua golongan manusia penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya. (Pertama) suatu kaum yang selalu membawa cemeti seperti ekor-ekor sapi, dengannya mereka memukuli manusia. (Kedua) wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok seolah kepala mereka seperti punuk onta yang miring, mereka tidak masuk surga dan tidak mendapati aromanya. Padahal, aroma surga bisa tercium dari jarak sekian dan sekian”. (HR. Muslim no. 5704).

Maksud dari berpakaian tapi telanjang adalah pakaian yang tidak sampai kriteria menutup aurat karena saking ketat dan tipisnya sehingga menggambarkan lekuk tubuh dan terkadang sengaja dibuka sebagiannya sebagaimana banyak mode saat ini.

Hadits di atas adalah salah satu mukjizat dan kebenaran kenabian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, telah dan sedang terjadi saat ini. Seolah-olah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melihat zaman kita dan menyebutkan ciri-cirinya.

Perkara-perkara di atas adalah berita-berita yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang belum terjadi di masanya namun bisa kita saksikan saat ini semua bisa kita saksikan saat ini. Kita yakin bahwa berita-berita yang disampaikan beliau yang belum terjadi pasti suatu saat terjadi, seperti munculnya Dajjal dan Imam Mahdi, turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam, munculnya Ya’juj & Ma’juj dan lain-lain. Wallahu A’lam.

 (Amirudin bin Salimin Basori, Lc., MSI)

 

Referensi:

  1. Asyratus Sa’ah, Dr. Yusuf Al-Wabil, M.A.
  2. Ad-Daulah Al-Utsmaniyah, Prof. Dr. Ali Ash-Shalabi.
  3. Al-Bidayah wan Nihayah, Imam Ibnu Katsir.
  4. Kutubus Sittah.