Catatan Amal dan Hisab Bertebaran

Diriwayatkan dari Aisyah radhiallahu `anha, ia berkata, “Saya menangis tatkala mendengar cerita Neraka, maka Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda, Kenapa kamu menangis, saya berkata: Neraka diceritakan kepadaku lalu aku menangis, apa engkau masih ingat keluargamu pada hari Kiamat?” Beliau bersabda,

أمَّا فيْ ثَلاَثَةِ مَوَاطِنَ فلاَ يَذْكُرُ أَحَدٌ أَحَدًا، عِنْدَ المِيْزَانِ حَتَّى يَعْلَمَ أيَخِفُّ مِيْزَانٌ أمْ يَثْقُلُ، وعِنْدَ تَطَايُرِ الصُّحُفِ حَتَّى يَعْلَمَ أيْنَ يَقَعُ كِتَا بُهُ أَفِي يَمِيْنِهِ أَمْ فِي شِمَالِهِ أَمْ فِي وَرَاءِ ظَهْرِهِ ، وعِنْدَ الصِّرَاطِ إذَا وَضَعَ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ حَتَّى يَجُوزَ.

“Adapun dalam tiga tempat maka masing-masing orang tidak mengingat orang lain, pada saat penimbangan hingga tahu apakah amalnya ringan atau berat, dan pada waktu catatan amal bertebaran hingga jelas apakah buku catatan itu akan jatuh di tangan kanannya atau tangan kirinya atau di belakang punggungnya, dan pada saat meniti shirath tatkala di hamparkan di atas Neraka Jahannam hingga sukses meniti.” (HR. At-Tirmidzi).

Allah berfirman:

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ (7) فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا

“Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah.” (Al-Insyiqaq: 7-8).

Dan Allah berfirman:

فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ (19) إِنِّي ظَنَنْتُ أَنِّي مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ (20) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَاضِيَةٍ (21) فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٍ (22) قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ (23) كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا أَسْلَفْتُمْ فِي الْأَيَّامِ الْخَالِيَةِ (24) وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ (25) وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ (26) يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ (27) مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ (28) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ (29) خُذُوهُ فَغُلُّوهُ (30) ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (31) ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ (32) إِنَّهُ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ (33)

“Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: “Ambillah, bacalah kitabku (ini).” Sesungguhnya aku yakin bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai, dalam surga yang tinggi, buah-buahannya dekat, (kepada mereka dikatakan): “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.” Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, “Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku, wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dariku” (Allah berfirman): “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya kemudian masuklah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah yang Maha Besar.” (Al Haqqah: 19-33).

Cobalah renungkan wahai saudariku, bila buku catatan amal telah bertebaran, timbangan telah ditegakkan dan masing-masing dipanggil namanya di hadapan orang banyak, di manakah fulanah binti fulan? Datanglah menghadap kepada Allah. Pada saat itu yang ditugasi mengambil kalian adalah malaikat lalu didekatkan ke tempat hisab yang tidak mungkin salah meskipun banyak nama yang serupa. Kamu akan melalui antrian panjang untuk menunggu giliran (menghadap) Allah. Pada saat itu semua pandangan makhluk tertuju kepadamu, hati berdebar, jantung berdetak kencang dan keadaan menjadi gelisah tatkala kamu tahu tempat yang telah ditentukan untukmu.

Renungkanlah bila sekarang di tanganmu terdapat catatan hasil nilai amal perbuatan yang tidak menyisakan sedikitpun rahasia dan dosa, semua tertulis jelas, berapa banyak dosa yang kamu lupakan diingatkan dalam catatan itu, berapa banyak keburukan yang kamu sembunyikan ditampakkan dan berapa banyak amalan yang kamu anggap menguntungkan ternyata menjadikan kamu merugi pada saat itu. Betapa sangat merugi dan menyesalnya hatimu terhadap setiap kelengahan dalam mentaati Tuhanmu. Pada hari dirimu menghadapi hisab sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ سَيُكَلِّمُهُ اللهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تُرْجُمَانٌ فَيَنْظُرُ أيْمَنَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ وَيَنْظُرُ أَشْأَمَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ وَيَنْظُرُ مَا بَيْنَ يَدَيْهِ فَلاَ يَرَى إِلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ فَاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ. وَفِيْ رِوَايَةٍ ” وَلَوْ بِكَلِمَةٍ طَيِّبَةِ “.

“Tidaklah di antara kamu sekalian pasti akan diajak bicara oleh Allah tanpa terkecuali, tidak ada di antara Allah dan dia penerjemah, dia memandang ke sebelah kanan darinya dan tidak melihat kecuali amalan yang telah dikerjakan. Dan dia memandang ke sebelah kiri darinya dan tidak melihat kecuali amalan yang telah dikerjakan, dan memandang ke arah depannya dan tidak melihat kecuali neraka sudah di depan mukanya, maka jagalah dirimu dari Neraka walaupun hanya sekedar dengan separuh kurma.” Dalam riwayat lain: “walaupun dengan perkataan yang bagus.” (Muttafaqun’ alaih)