Surga

Dia adalah cahaya yang berkilau, bau harum yang semerbak, istana yang sangat megah, sungai yang indah, buah-buhan yang banyak lagi masak dan isteri-isteri yang cantik. Bahan bangunannya terdiri dari batu bata emas dan perak, lumpur lepannya kasturi dan minyak adkhar, kerikilnya permata dan mutiara, dan tanahnya za’faran, siapa yang memasukinya maka dia akan kekal dan tidak pernah bosan, kekal dan tidak pernah mati, serta tidak pernah rusak pakaiannya dan tidak pernah habis masa mudanya.

Di dalamnya terdapat segala sesuatu yang memikat dan menyenangkan hati serta pandangan, di dalamnya terdapat segala sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terpikirkan oleh akal pikiran. Oleh karena itu, Allah subhanahu wata’aala berfirman:

فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (As Sajdah: 17).

Makanan ahli surga seperti dalam firman Allah subhanahu wata’aala:

وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ (20) وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ (21)‏

“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (Al Waqi’ah: 20-21).

Minuman ahli surga seperti dalam firman Allah subhanahu wata’aala:

إِنَّ الْأَبْرَارَ يَشْرَبُونَ مِنْ كَأْسٍ كَانَ مِزَاجُهَا كَافُورًا (5) عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا عِبَادُ اللَّهِ يُفَجِّرُونَهَا تَفْجِيرًا (6)‏

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya.” (Al Insan: 5-6).

Pakaian ahli Surga seperti dalam firman Allah subhanahu wata’aala:

يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ ‏

“Di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera.” (Fathiir: 33).

Dan Allah subhanahu wata’aala berfirman:

يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا ‏

“Dalam Surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, dan mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya dan tempat istirahat yang indah.” (Al Kahfi: 31).

Tempat tidur ahli Surga seperti dalam firman Allah subhanahu wata’aala:

فِيهَا سُرُرٌ مَرْفُوعَةٌ (13) وَأَكْوَابٌ مَوْضُوعَةٌ (14) وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ (15) وَزَرَابِيُّ مَبْثُوثَةٌ (16)‏

“Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun dan permadani-permadani yang terhampar.” (Al Ghasyiyah: 13-16).

Dan Allah subhanahu wata’aala berfirman:

مُتَّكِئِينَ عَلَى فُرُشٍ بَطَائِنُهَا مِنْ إِسْتَبْرَقٍ وَجَنَى الْجَنَّتَيْنِ دَانٍ

“Maka mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera.” (Ar Rahman: 54).

Sungai-sungai Surga seperti dalam firman Allah subhanahu wata’aala:

مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ فِيهَا أَنْهَارٌ مِنْ مَاءٍ غَيْرِ آَسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِنْ لَبَنٍ لَمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِنْ خَمْرٍ لَذَّةٍ لِلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِنْ عَسَلٍ مُصَفًّى وَلَهُمْ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ

“(Apakah) perumpamaan (penghuni) Surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya. Sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka, sama dengan orang yang kekal dalam neraka, dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (Muhammad: 15).

Pepohonan di Surga seperti dalam firman Allah subhanahu wata’aala:

وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِينِ (27) فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ (28) وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ (29) وَظِلٍّ مَمْدُودٍ (30) وَمَاءٍ مَسْكُوبٍ (31)

“Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada di antara pohon bidara yang tidak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah.” (Al Waqi’ah: 27-31).

Dan penghuni Surga akan kekal di dalamnya sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala:

إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا (107) خَالِدِينَ فِيهَا لَا يَبْغُونَ عَنْهَا حِوَلًا (108)‏

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.” (Al Kahfi: 107-108).

Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

يُؤْتَي بِالْمَوْتِ كَهَيْئَةِ كَبْشٍ أَمْلَحَ فَيُنَادِي بِهِ مُنَادٍ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ فَيَشْرَبُوْنَ وَيَنْظُرُوْنَ فَيَقُوْلُ: هَلْ تَعْرِفُوْنَ هَذَا ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: نَعَمْ. هَذا الْمَوْتُ. وَكُلُّهُمْ قَدْ رَآهُ، ثُمَّ يُنَادِي مُنَادٍ: يَا أَهْلَ النَّارِ، فَيَشْرَ بُوْنَ ويَنْظُرُوْنَ. فَيَقُوْل: هَلْ تَعْرِفُوْنَ هَذَا ؟ فَيَقُوْلُوْنَ: نَعَمْ. هَذَا الْمَوْتُ. وَكُلُّهُمْ قَدْ رَآهُ. فَيُذْبَحُ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ، ثُمَّ يَقُوْلُ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ خُلُوْدٌ بِلاَ مَوْتٍ وَيَا أَهْلَ النَّارِ خُلُوْدٌ بِلاَ مَوْتٍ.

“Kematian didatangkan seperti bentuk kambing kibas yang sangat gemuk, maka ada suara yang memanggil, “Wahai penghuni Surga!” Maka mereka yang sedang minum saling memandang. Maka Allah berfirman, “Apakah kalian tahu siapakah ini?” Mereka berkata, “Ya, itu adalah kematian.” Dan semua telah melihatnya, kemudian suara memanggil, “Wahai penghuni Neraka. Mereka yang sedang minum saling memandang. Maka Allah berfirman, “Apa-kah kalian tahu siapakah ini?” Mereka berkata, “Ya, itu adalah kematian.” Semua telah melihatnya. Lalu kematian itu disembelih di suatu tempat antara Surga dan Neraka. Kemudian Allah berfirman, “Wahai Penghuni Surga, kekal bagimu tidak ada kematian dan wahai penghuni Neraka, kekal bagimu tidak ada kematian.” (HR. Al-Bukhari).

Pada saat itu ada tambahan kenikmatan yang besar, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’aala:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ (22) إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ (23)‏

“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.” (Al Qiyamah: 22-23).

Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:

إذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ يَقُوْلُ اللهُ تَعَاليَ: تُرِيْدُوْنَ شَيْئًا أَزِيْدُكُمْ؟ فَيَقُوْلُوْن: أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوْهَنَا؟ أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجنَّةَ ونَجَّيْتَنَا مِنَ النَّارِ. قاَلَ: فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ، فَمَا أُعْطُوْا شَيْئًا أَحَبَّ إلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إلي رَبِّهِمْ. ثُمَّ تَلاَ هَذِهِ أْلآيَةَ (لِلَّذِينَ أَحُسَنُو الْحُسَنَى وَزِيَادَةٌ)

“Apabila penghuni surga telah memasuki Surga maka Allah berfirman, “Apakah kalian menginginkan sesuatu yang Aku akan menambahi kepada kalian?” Mereka berkata, “Bukankah Engkau telah memutihkan wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke surga dan bukankah Engkau telah menyelamatkan kami dari neraka?” Beliau bersabda, “Maka tersingkaplah tabir, maka tidak diberikan sesuatu yang paling mereka cintai melainkan melihat kepada Tuhan mereka. Lalu beliau membaca firman Allah, “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” (Yunus 26).(HR. Muslim).