Yordania marah pada Wilders dan partainya PVV. Menurut partai anti-Islam ini, Yordania harus ganti nama menjadi Palestina, karena kebanyakan warga negeri itu orang Palestina. Dengan demikian, menurut Geert Wilders, orang Palestina tidak perlu negara sendiri dan konflik Timur Tengan selesai.

Menteri Media dan Komunikasi Yordania, Nabil al-Sharif, menyamakan sikap PVV itu dengan sikap kelompok ortodoks kanan di Israel. Oleh karena itu ia meminta klarifikasi dari pempimpin partai ketiga di Belanda itu.

Marouf Bakhit, ketua sementara komisi luar negeri Senat Yordania mengecam ucapan ‘fanatik’ itu sebagai suatu hal “yang bertentangan dengan hukum dan konvensi internasional”. Ia menandaskan, Yordania tetap mendukung rakyat Palestina untuk mendirikan negara sendiri dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.

Abdullah Latif dari partai Fron Aksi Islam IAF menilai ucapan para politisi Eropa seperti ini lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya. Karena hal ini hanya meningkatkan ketegangan antara kelompok Islamis, sekuler dan semua pencinta damai di kawasan.(rpblk)