Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman,

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari masjidil haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (al-Isra’ : 1)

Satu hal yang sangat memprihatinkan, yaitu, sampainya kondisi sebagian kaum Muslimin yang menjadikan malam Isra’ dan Mi’raj sebagai malam perayaan, pada saat itu mereka membaca kasidah-kasidah, menggumamkan bait-bait, namun mereka menyia-nyiakan dan melalaikan ibadah shalat.

Siapa yang menyuruh mereka melakukan demikian?

Siapa yang mengajak mereka kepada perbuatan tersebut?

Di manakah sikap pendirian mereka dari peristiwa Mi’raj dan pelajaran besar yang terkandung di dalamnya, nasehat penting untuk menjaga shalat?

Anda bisa melihat sebagian dari mereka sangat meremehkan dan melalaikan shalat, namun untuk urusan perayaan-perayaan yang diada-adakan seperti ini, mereka tidak mau ketinggalan sedikitpun.

Di manakah sikap pendirian mereka dalam ittiba’, meneladani dan meniti jejak Rasulullah?

Di manakah sikap pendirian mereka dari senyum, tertawa dan kebahagiaan beliau saat melihat umat beliau berkumpul di masjid mendirikan shalat?

(Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al-Badr, Ta’zhimu ash-Shalati, hal. 17)

▪┈┈◈❂◉❖ ❁ ❖◉❂◈┈┈▪

Pendaftaran Baru WA Dakwah Al-Sofwa
wa.me/6281333633382

Konsultasi Islam & Keluarga (021-781 75 75)
Senin s/d Jum’at 08.30 -16.00 WIB, Istirahat 11.30 – 13.30 WIB.