sunnahSekalipun lafazhnya dari Rasulullah, tetapi maknanya adalah dari Allah, di mana Allah mengirimkan Jibril kepada beliau atau membisikkan dalam hati beliau atau mengilhamkan melalui mimpi atau Rasulullah berkata atau berbuat melalui ijtihad dalam lingkaran ilmu beliau dan hasilnya tidak luput dari dua kemungkinan: Diakui oleh Allah sehingga ia adalah wahyu atau tidak diakui dan beliau ditunjukkan kepada yang benar.

Dalil-dalil yang menetapkan bahwa sunnah adalah wahyu Allah adalah al-Qur`an, sunnah, ijma’ dan pertimbangan shahih.

Dalil dari al-Qur`an

Allah berfirman, “Dan dia tidak berkata dari hawa nafsu, yang dia ucapkan tidak lain kecuali wahyu yang diwahyukan kepadanya.” An-Najm: 3-4. Ayat ini bersifat umum untuk semua yang Nabi sabdakan, karena itu manakala orang-orang Quraisy berkata kepada Abdullah bin Amru, “Apakah kamu menulis segala sesuatu darinya sementara dia adalah manusia yang berbicara pada saat rela dan marah?” Lalu Abdullah menahan diri dengan tidak menulis hingga dia melaporkannya kepada Rasulullah, maka beliau bersabda, “Tulislah, demi Allah yang jiwaku ada di tanganNya, tidak keluar darinya kecuali yang haq.” Dan beliau menunjuk ke mulutnya. Diriwayatkan oleh Abu Dawud 3646 dan al-Hakim 1/104 dan beliau menshahihkannya dan adz-Dzahabi menyetujuinya.

Allah berfirman, Ingatlah nikmat Allah kepadamu dan apa yang diturunkan kepadamu berupa al-Qur`an dan hikmah, dengannya Dia menasihatimu.” Al-Baqarah: 231. Asy-Syafi’i berkata, “Aku mendengar ahli ilmu di bidang al-Qur`an yang aku ridhai berkata, hikmah adalah sunnah Rasulullah.” Bila hikmah bermakna sunnah dan Allah menyandingkannya dengan al-Qur`an yang sama-sama Dia turunkan, maka ini berarti bahwa hikmah = sunnah adalah wahyu.

Allah berfirman, “Apa yang Rasul berikan kepadamu, ambillah dan apa yang dia larang, jauhilah.” Al-Hasyr: 7. Ayat ini memerintahkan mengambil apa yang Rasul berikan melalui sabda dan perbuatan dan menjauhi apa yang Rasul larang, perintah seperti ini hanya berlaku bila yang Rasul perintahkan dan larang berasal dari wahyu Allah, ini artinya sunnah adalah wahyu.

Dalil dari Sunnah

Rasulullah bersabda, “Ketahuilah sesungguhnya aku diberi al-Qur`an dan apa yang sepertinya bersamanya.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud 4604, dishahihkan oleh al-Albani dalam Misykah al-Mashabih 1/57-58. Sabda Nabi, “Apa yang sepertinya bersamanya.” adalah sunnah, karena beliau datang dengan al-Qur`an dan sunnah.

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Ruhul Amin membisikkan dalam hatiku…” Diriwayatkan asy-Syafi’i dalam ar-Risalah, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan sanadnya dalam Tahqiq ar-Risalah hal. 97. Asy-Syafi’i berkata, “Apa yang dibisikkan ke dalam hari Nabi adalah sunnah beliau, ia adalah hikmah yang Allah sebutkan.”

Dalil dari Ijma’

Imam asy-Syaukani berkata, “Para ulama yang pendapatnya dipertimbangkan sepakat bahwa sunnah yang suci independen dalam menetapkan hukum-hukum syariat, bahwa ia seperti al-Qur`an dalam menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram…” (Irsyadul Fuhul hal. 33).

Ibnu Hazm berkata, “Shahih semua sabda Nabi dalam agama adalah wahyu dari sisi Allah tanpa ada kebimbangan dalam hal ini, tidak ada perbedaan di kalangan ahli bahasa dan syariat bahwa semua wahyu yang turun dari Allah adalah dzikir yang diturunkan.” (Al-Ihkam 1/135).

Pertimbangan yang Shahih

Dalil akal telah menetapkan bahwa Rasulullah terjaga dari salah dalam urusan risalah, hal ini tidak benar kecuali bila yang beliau sabdakan adalah wahyu dari Allah, “Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, bila kamu tidak melakukan, maka kamu tidak menyampaikan risalahNya dan Allah menjagamu dari manusia.” Al-Maidah: 67.

Manhajul Istidlal ala Masa`il al-I’tiqad inda Ahlus Sunnah wal Jamaah, Utsman bin Ali Hasan.