WA NUFIKHA FISH SHURTelah kita ketahui bahwa waktu Kiamat adalah perkara ghaib di mana ilmunya disimpan sendiri oleh Allah. Ketika Rasul shallallohu ‘alaihi wasallam ditanya tentang Kiamat beliau menjawab, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Padahal yang bertanya adalah Jibril. Akan tetapi Allah telah memberitahukan kepada kita tanda-tanda yang menunjukkan kejadiannya yang dekat agar kita selalu berhati-hati dan bersiap diri.

Di antara perkara yang diberitahukan oleh Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam kepada kita adalah bahwa bumi Mahsyar itu putih bersih seperti tepung yang murni tidak tercampur apa pun.

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللهِ عَنْهُ قَال : سَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ القِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ نَقِيٍّ . قَالَ سَهْلٌ أَوْ غَيْرُهُ : لَيْسَ فِيْهَا مَعْلَمٌ لأَحَدٍ .

Dari Sahal bin Saad berkata, aku mendengar Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Manusia dikumpulkan pada hari Kiamat di atas bumi yang putih bersih seperti tepung yang murni tidak ada tanda apa pun di atasnya.” Sahal atau lainnya berkata, “Tidak ada tanda apa pun di atasnya bagi siapa pun.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Tanda atau rambu dalam bahasa Arab disebut al-Alam atau al-Ma’lam, artinya sama yaitu petunjuk jalan. Qadhi Iyadh seperti yang dinukil dalam Fath al-Bari 11/375 berkata, “Maksudnya tidak ada tanda tempat tinggal, bangunan, bekas sesuatu atau tanda apa pun di jalanan seperti gunung, batu yang menonjol dan lain-lainnya.”

Abu Muhammad bin Abu Jamrah seperti yang dinukil dalam Fath al-Bari berkata, “Hal ini mengandung keagungan kodrat, informasi tentang detail-detail Kiamat agar pendengar mengetahui lalu dia membebaskan dirinya dari ketakutan karena mengetahui detail sesuatu sebelum ia terjadi, memberi kesempatan kepada jiwa untuk berlatih dan menyiapkan strategi penyelamatan, lain halnya jika perkaranya datang secara tiba-tiba. Hadits ini juga menunjukkan bahwa bumi Mahsyar jauh lebih besar daripada bumi ini. Dan hikmah mengapa bumi pada saat itu seperti itu adalah karena hari itu adalah hari keadilan dan terbuktinya kebenaran, maka hikmahnya menuntut agar supaya tempatnya juga suci dari kedzaliman dan kemaksiyatan dan juga supaya penampakan Allah kepada hamba-hambaNya yang beriman di bumi yang sesuai dengan keagunganNya dan juga karena hukum pada hari itu hanyalah bagi Allah semata maka seyogyanya tempatnya pun hanya khusus untukNya.”

Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari, “Hadis ini mengisyaratkan bahwa bumi dunia telah habis dan hilang, dan bumi Mahsyar adalah bumi baru.”

Hari tiupan sangkakala

Sebagaimana beliau memberitahukan sifat bumi pada hari itu, begitu juga beliau memberitahukan tentang hari di mana sangkakala ditiup untuk membangunkan jasad manusia dari kubur mereka. Hari itu adalah Hari Jum’at sebagai penghormatan kepadanya.

عن أبي هريرة رَضِيَ اللهِ عَنْهُ أن النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قال : خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الجُمْعُة فِيْهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيْهِ أُدْخِلَ الجَنَّةَ وَفِيْهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِلاَّ فِي يَوْمِ الجُمُعَةِ .

Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik hari adalah Hari Jum’at, pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu dimasukkan ke dalam surga, pada hari itu dia dikeluarkan darinya dan Kiamat tidak tiba kecuali pada Hari Jum’at.” (HR. Muslim, at-Tirmidzi dan an-Nasa`i)

Orang yang pertama kali bangkit

Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam telah memberitahukan bahwa orang yang pertama bangkit adalah jasadnya yang mulia lagi suci. Dalam hadits shahih dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

أَنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ وَأَوَّلُ مَنْ يَنْشَقُّ عَنْهُ القَبْرُ وَأَنَا أَوَّلُ شَافِعٍ وَأَوَّلُ مُشَفَّعٍ .

“Saya adalah Sayid Bani Adam pada Hari Kiamat. Saya adalah orang pertama yang bangkit dari bumi dan saya pemberi syafaat pertama dan orang pertama yang diizinkan untuk memberi syafaat.” (HR. Muslim dan Abu Dawud).

Dalam riwayat at-Tirmidzi, “Saya adalah orang pertama yang bangkit dari bumi lalu saya diberi pakaian dari surga, kemudian saya berdiri di sebelah kanan Arasy. Tidak ada makhluk pun selain diriku yang berdiri di tempat itu.” Wallahu a’lam.