Dr Khaeruddin Hasib, seorang pakar Iraq sekaligus kepala pusat studi persatuan Arab menegaskan bahwa kelompok perlawaan Iraq telah berhasil memetik kemenangan besar selama beberapa peperangan mereka melawan tentara pendudukan Amerika.

Dalam suasana seminar yang diadakan oleh Komisi Urusan Permasalahan Arab Dan Luar Negeri, sebuah bagian dari kelompok Profesi Wartawan Mesir dan mengangkat tema “Kondisi Aktual Iraq Dan Masa Depan Kelompok Perlawanan,” Hasib mengatakan bahwa hingga kini kelompok perlawanan sudah berhasil menjatuhkan 60 buah pesawat helikopter dan korban tewas di pihak tentara Amerika yang mencapai lebih dari 1500 orang. Ditambah lagi dengan korban luka-luka yang mencapai angka 54.000 orang di mana separohnya (27.000 orang) mengalami cacat permanen sehingga tidak mungkin dipakai kembali di dinas kemiliteran. Kondisi ini dinilai sebagai kemenangan kelompok perlawanan Iraq. Demikian seperti dilansir surat kabar mingguan Mesir.

Para peserta seminar menilai Amerika Serikat tengah menghadapi bahaya besar di Iraq dengan berusaha lari darinya dengan cara membuat permasalahan baru bernama Suriah dan Lebanon.

Hasib mengungkapkan bahwa kelompok perlawanan merancang kerjanya dalam tiga tahap; pertama, penyerangan sembari lari (gerilya). Kedua, menghantam pangkalan tentara Amerika. Ketiga, membebaskan sebagian kota Iraq dan menformat ulang sistem pertahanan di Bashra.

Ia menegaskan bahwa PEMILU Iraq yang lalu diadakan semata hanya untuk kepentingan tentara pendudukan dan tidak bersih sama sekali. Karena itu, pemerintahan yang baru pastilah akan menjadi kaki tangan Amerika.

Mengenai tujuan agresi Amerika atas Iraq, Hasib mengatakan bahwa hal itu semata bukan karena mengincar senjata pemusnah massal tetapi untuk merestrukturisasi peta kawasan Arab agar sesuai dengan ambisi Amerika dan Zionis, menguasai kawasan tersebut, menghancurkan kemampuan ilmiah dan teknologi serta menguasai ladang minyak Iraq di mana sasarannya selanjutnya bukan tidak mustahil adalah ladang minyak Iran.

Hasib menegaskan juga bahwa tentara pendudukan Amerika tidak akan mungkin ditarik kecuali dengan kekalahan militer. Karena itu, ia mengumumkan berdirinya Front Nasionl Untuk Perlawanan Terhadap Penjajah bebeapa hari lalu di mana ikut bergabung di dalamnya berbagai organisasi di Iraq. (istod/AH)